Puisi: Hening (Karya Lalik Kongkar)

Puisi "Hening" karya Lalik Kongkar menyuguhkan nuansa yang penuh dengan ketenangan, namun di balik keheningan itu terkandung perenungan yang ...

Hening


Hening raga tanpa isyarat 
Membisukan darah dalam aliran
Dalam rintik langit mulai berucap
Harapan ataukah janji saja

Hening sejenak dalam jiwa
Merasakan kehendak tak terwujud
Janji langit akan bintang
Terjaga dalam ruang kosong jagat raya

Setitik cahaya kian tersenyum
Dalam untaian kata sang langit
Terhapusnya ukiran perih kalbu’
Entah waktu atau takdir

Ataukah sekadar tanya dalam hembusan nafas
Mencari jawaban dalam tanya
Alasan bintang mengisi langit
Teringat janji ataukah keinginan hati


2025

Analisis Puisi:

Puisi "Hening" karya Lalik Kongkar menyuguhkan nuansa yang penuh dengan ketenangan, namun di balik keheningan itu terkandung perenungan yang mendalam tentang kehidupan, harapan, dan janji. Dalam puisi ini, Kongkar menyentuh tema-tema spiritual dan eksistensial yang menggugah pembaca untuk merenung tentang makna di balik setiap perasaan dan janji yang ada dalam hidup. Puisi ini berbicara tentang keheningan, kehendak yang tak terwujud, serta pencarian makna dalam hidup.

Keheningan yang Memaksa untuk Merenung

Puisi ini dimulai dengan penggambaran tentang keheningan yang mendalam, baik fisik maupun spiritual:

Hening raga tanpa isyarat
Membisukan darah dalam aliran
Dalam rintik langit mulai berucap
Harapan ataukah janji saja

Kata "Hening" membuka puisi ini dengan suatu keadaan yang sepi, tanpa gangguan atau suara. Keheningan ini terasa sangat dalam, bahkan raga (badan) pun dalam keadaan tanpa isyarat, menggambarkan betapa kita kadang merasa kosong atau terasingkan, seolah tubuh kita terhenti dalam aliran kehidupan yang terus berjalan. Kalimat "Membisukan darah dalam aliran" menggambarkan bagaimana keheningan ini bahkan bisa meredam getaran kehidupan dalam tubuh kita, seakan-akan segala sesuatu menjadi henti dan tanpa arti.

Namun, di tengah keheningan tersebut, rintik langit mulai berucap. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada keheningan, alam semesta atau langit tetap memiliki sesuatu untuk disampaikan. Harapan atau janji yang muncul dalam bait ini mengundang pertanyaan, apakah ini sesuatu yang nyata, atau hanya sekadar harapan kosong yang belum terwujud?

Merenung tentang Kehendak yang Tak Terwujud

Selanjutnya, Kongkar menggali lebih dalam lagi tentang batin manusia dan kehendak yang seringkali tak terwujud:

Hening sejenak dalam jiwa
Merasakan kehendak tak terwujud
Janji langit akan bintang
Terjaga dalam ruang kosong jagat raya

Bait ini mengungkapkan perasaan jiwa yang sejenak terhening, berusaha untuk merasakan apa yang sebenarnya diinginkan, tetapi seringkali kehendak itu tidak terwujud. Ada sebuah janji langit akan bintang, yang mengandung metafora tentang harapan atau impian yang belum tercapai. Janji langit menggambarkan harapan besar yang dijanjikan alam atau kekuatan yang lebih tinggi, namun kenyataannya janji itu belum terlihat, seolah terjaga dalam ruang kosong jagat raya, yang mungkin menggambarkan keheningan alam semesta yang luas dan tak terjangkau.

Cahaya yang Menyentuh Keheningan

Seiring dengan perjalanan puisi ini, Kongkar mengarahkannya menuju sebuah cahaya yang muncul di tengah kegelapan:

Setitik cahaya kian tersenyum
Dalam untaian kata sang langit
Terhapusnya ukiran perih kalbu
Entah waktu atau takdir

Setitik cahaya yang tersenyum menjadi simbol dari harapan atau pencerahan yang datang setelah keheningan dan kesedihan yang panjang. Cahaya ini menyinari jiwa yang terluka, dan dalam keheningan itu, mungkin ada penyembuhan. "Ukiran perih kalbu" menggambarkan luka-luka batin yang telah tergores oleh pengalaman hidup, yang kini perlahan terhapus oleh cahaya harapan tersebut. Namun, pertanyaan tetap ada: apakah ini hasil dari waktu atau takdir?

Pertanyaan ini menunjukkan bahwa kita sering kali terjebak dalam kebingungan mengenai peran waktu dan takdir dalam kehidupan kita. Apakah kita mampu mengubah nasib kita dengan usaha kita sendiri, atau apakah kita hanya mengikuti alur takdir yang sudah digariskan?

Pencarian Makna dalam Hembusan Nafas

Di bagian terakhir puisi, Kongkar mengajak pembaca untuk bertanya tentang makna dari kehidupan yang dijalani:

Ataukah sekadar tanya dalam hembusan nafas
Mencari jawaban dalam tanya
Alasan bintang mengisi langit
Teringat janji ataukah keinginan hati

Di sini, Kongkar membahas tentang pencarian makna yang tak kunjung selesai. "Tanya dalam hembusan nafas" adalah gambaran tentang pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam setiap hembusan nafas kita. Ada rasa ingin tahu yang tak terpuaskan, terus mencari jawaban dalam setiap pertanyaan hidup.

Kongkar kemudian menggambarkan "alasan bintang mengisi langit"—sebuah pertanyaan besar yang menggambarkan misteri alam semesta dan kehidupan yang ada di dalamnya. Teringat janji ataukah keinginan hati menambah kompleksitas perenungan ini, menggambarkan bahwa manusia seringkali bingung apakah yang mereka lakukan adalah untuk memenuhi janji atau hanya keinginan pribadi mereka.

Makna dan Tema yang Terkandung dalam Puisi

Puisi Hening karya Lalik Kongkar menggali berbagai tema kehidupan yang universal, seperti pencarian makna, harapan, janji, dan keheningan batin. Beberapa pesan utama yang dapat ditarik dari puisi ini adalah:
  1. Pencarian Makna dalam Keheningan: Puisi ini menunjukkan bahwa di balik keheningan dan kehampaan, ada pencarian yang mendalam untuk memahami kehidupan dan tempat kita di dalamnya. Keheningan bukanlah ketiadaan, tetapi ruang untuk refleksi dan pertanyaan yang lebih besar.
  2. Harapan dan Janji yang Tak Terwujud: Ada perasaan bahwa meskipun kita sering berpegang pada harapan dan janji besar dalam hidup, terkadang kenyataan tidak sesuai dengan apa yang kita impikan. Ini menggambarkan konflik antara harapan dan kenyataan yang sering kita alami.
  3. Pencarian Jawaban dalam Hidup: Puisi ini juga menggambarkan pertanyaan-pertanyaan besar tentang hidup yang tak pernah benar-benar terjawab. Kongkar menunjukkan bahwa pencarian makna adalah proses yang tak berujung, yang terus berlanjut dengan setiap pertanyaan baru yang muncul.
Puisi "Hening" karya Lalik Kongkar adalah sebuah karya yang menggugah pembaca untuk merenung tentang kehidupan, pencarian makna, dan hubungan antara kehendak, harapan, dan takdir. Dengan gaya bahasa yang penuh dengan metafora dan simbolisme, Kongkar mengajak kita untuk melihat ke dalam diri, mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang kehidupan, dan menerima keheningan sebagai bagian dari pencarian yang tak pernah berakhir.

Lalik Kongkar
Puisi: Hening
Karya: Lalik Kongkar

Biodata Lalik Kongkar:
  • Lalik Kongkar. Pemerhati Pembangunan Desa, Minat Kajian Politik, Filsafat dan Sastra.
© Sepenuhnya. All rights reserved.