Gelatik
gelatik gelatik
burung menarik
kecil tubuhmu halus bulumu
paruh merah-jambu badan kelabu-biru
berapa bulir padiku kaurusak
taktahu kau susahnya mencangkul membajak
kalau tertangkap kuberikan anak-anak
gelatik gelatik
burung menarik
tik tik tik tik bunyimu
menggelombang terbangmu
bisa kuberikan kau ke tukang ogan
biar mendapat penghidupan
kerja ramalan buat orang kebingungan
Sumber: Horison (November, 1971)
Analisis Puisi:
Puisi "Gelatik" karya Piek Ardijanto Soeprijadi menghadirkan gambaran yang penuh kelembutan tentang seekor burung gelatik. Dengan kata-kata yang sederhana, puisi ini membawa pembaca ke dalam dunia kecil dan mengajak untuk merenungkan kehidupan burung tersebut.
Imaji Gelatik: Puisi ini dimulai dengan menyebutkan "gelatik gelatik," yang seolah-olah menciptakan panggilan atau sorakan untuk burung tersebut. Imaji gelatik kemudian digambarkan dengan cermat, dari tubuh halus dan bulu paruh merah-jambu hingga bulu badan yang kelabu-biru. Penyair berhasil menciptakan citra yang jelas dan memukau tentang kecantikan sederhana burung gelatik.
Keterlibatan Pembaca: Dengan menyampaikan bahwa gelatik ini "burung menarik," penyair menciptakan ikatan emosional antara pembaca dan burung. Kata-kata ini mungkin mengundang pembaca untuk memahami keunikan dan daya tarik burung gelatik serta merenungkan keindahan kehidupan di sekitar kita yang sering kali diabaikan.
Kehidupan Sehari-hari Burung: Puisi ini menciptakan narasi kehidupan sehari-hari burung gelatik. Mulai dari cara burung tersebut mencari makan hingga memberikan anak-anaknya sebagai hadiah. Hal ini menekankan siklus kehidupan dan tanggung jawab yang terkandung dalam alam.
Bunyi dan Gerakan Gelatik: Suara "tik tik tik tik bunyimu" dan gambaran "menggelombang terbangmu" memberikan dimensi audio dan visual pada burung gelatik. Penyair memanfaatkan elemen ini untuk memberikan kehidupan pada burung dan membuat pembaca dapat membayangkan bagaimana gelatik tersebut bergerak dan bersuara.
Sentimen Sosial: Pemberian burung gelatik kepada tukang ogan sebagai "kerja ramalan buat orang kebingungan" menunjukkan adanya sentimen sosial atau kepedulian terhadap kehidupan sekitar. Pemberian tersebut mungkin mencerminkan nilai-nilai kehidupan yang sederhana dan kepedulian terhadap orang lain.
Puisi "Gelatik" menggambarkan keindahan dalam hal-hal kecil dan sederhana, sambil mengeksplorasi keterlibatan manusia dalam siklus kehidupan alam. Piek Ardijanto Soeprijadi mampu menyampaikan pesan ini melalui bahasa yang sederhana namun kaya akan makna.
Karya: Piek Ardijanto Soeprijadi
Biodata Piek Ardijanto Soeprijadi:
- Piek Ardijanto Soeprijadi (EyD Piek Ardiyanto Supriyadi) lahir pada tanggal 12 Agustus 1929 di Magetan, Jawa Timur.
- Piek Ardijanto Soeprijadi meninggal dunia pada tanggal 22 Mei 2001 (pada umur 71 tahun) di Tegal, Jawa Tengah.
- Piek Ardijanto Soeprijadi adalah salah satu sastrawan angkatan 1966.