Puisi: Di Tengah Sunyi (Karya Rustam Effendi)

Puisi "Di Tengah Sunyi" menggambarkan perjalanan emosional dan spiritual seseorang dalam menghadapi kehidupan yang penuh dengan kekosongan, rindu,
Di Tengah Sunyi

Di tengah sunyi menderu rinduku,
seperti topan. Meranggutkan dahan,
mencabutkan akar, meranggutkan kembang kalbuku.

Di topan ini, berdiri bayangmu
seperti bulan. Menguatkan badan,
merenangi laut, menyampaikan hajat dadaku.

Tetapi Sari kekasih hatiku
kencana béta. Berikanlah béta
penjelangi maut; di sanalah puas hausku.

Disamar sadu, sawangan sukmaku
dilémpar Siti. Marilah Cinta
cendanai luka, peninggalan mata sembilu.

Sakinat tidak sekali berdiam
di dalam badan; mengenangkan hari
yang terluncur sudah, berpélangan sinaran nilam.

Meratap mat, mengaling Zaman
diliput awan; ditabiri hari.
Fatha alkuhud mari, cabutkanlah sebal di dalam!

Sumber: Puitika Roestam Effendi dan Percikan Permenungan (2013)

Catatan:
Sakinat = keamanan sukma.
Mat = maat.

Analisis Puisi:

Puisi "Di Tengah Sunyi" karya Rustam Effendi adalah sebuah karya yang menggambarkan perasaan rindu, kekosongan, dan keinginan untuk bersatu dengan kekasih.

Rindu dan Kehilangan: Puisi ini dibuka dengan gambaran kesunyian yang menderu, yang mencerminkan kesendirian dan kekosongan dalam hati penyair. Ada perasaan kehilangan yang mendalam, seperti topan yang merusak dan merenggut segala sesuatu yang berharga.

Bayangan Kekasih: Meskipun dalam sunyi yang menderu, bayangan kekasih hadir sebagai sumber kekuatan dan penghiburan. Bayangan tersebut diibaratkan sebagai bulan yang memberi kekuatan dan menguatkan hati penyair dalam menghadapi badai kehidupan.

Permohonan dan Harapan: Penyair memohon kepada kekasihnya, Sari, untuk memberikan bantuan dan perlindungan dalam menghadapi kehidupan yang sulit. Ada harapan bahwa kekasih akan menjadi penjelang dan pelindung dalam menghadapi kesulitan dan penderitaan.

Konflik dan Penderitaan: Meskipun ada harapan dan permohonan kepada kekasih, penyair juga menggambarkan konflik dan penderitaan dalam hubungan tersebut. Ada kesedihan dan luka yang ditimbulkan oleh kekasih, yang membingungkan dan menyakitkan hati penyair.

Pencarian Makna dan Kedamaian: Penyair mencari kedamaian dan makna dalam kesunyian dan kekosongan. Ada upaya untuk mencari penjelang maut, kedamaian, dan pembebasan dari penderitaan yang melingkupi.

Puisi sebagai Meditasi Spiritual: Secara keseluruhan, puisi ini juga dapat diinterpretasikan sebagai meditasi spiritual tentang rindu, kehilangan, harapan, dan pencarian makna dalam kehidupan yang penuh dengan tantangan dan penderitaan.

Dengan demikian, puisi "Di Tengah Sunyi" adalah sebuah puisi yang menggambarkan perjalanan emosional dan spiritual seseorang dalam menghadapi kehidupan yang penuh dengan kekosongan, rindu, konflik, dan pencarian makna serta kedamaian.

Rustam Effendi
Puisi: Di Tengah Sunyi
Karya: Rustam Effendi

Biodata Roestam Effendi:
  • Rustam Effendi lahir pada tanggal 13 Mei 1903 di Padang, Sumatra Barat.
  • Rustam Effendi meninggal dunia pada tanggal 24 Mei 1979 (pada usia 76) di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.