Di Pekuburan
Sedang terik panas mata’ri,
Silau gemilau
Berilau-kilau,
Aku sampai ke pemakaman sepi.
Paw’na membelai lemah gemulai,
Berisi berbisik,
Kerisik mersik,
Mendesir, mendesai, pimping menjelai.
Dara jelita dua berteman.
Datang mendung,
Kubur direnung,
Membawa kembang dalam jambangan.
Mukanya suram berulas pilu,
Terkenang waktu,
Nan telah lalu,
Sebabat nyanyian sikayu sendu.
Air mata jatuh ke kubur,
berderai-derai,
Sebagai urai
Teringat jasad yang telah lebur.
Diletakkan jambangan di atas makam,
Untuk mengenang,
Semangat hilang,
Oleh dara yang sedih muram...
Sumber: Panji Pustaka (17 Oktober 1933)
Catatan:
- Pawana = angin (sebenarnya Dewa angin).
- Dara = gadis.
- Berulas = berpalut.
- Sebabat = sepadan.
Analisis Puisi:
Puisi "Di Pekuburan" karya A. Damhoeri adalah sebuah karya yang melukiskan suasana pemakaman dan perasaan kehilangan.
Deskripsi Suasana dan Cuaca: Puisi dibuka dengan deskripsi cuaca yang terik panas matahari, menciptakan suasana terang dan panas yang kemudian kontras dengan suasana pemakaman yang sepi.
Silau Gemilau: Kata-kata "silau gemilau" memberikan kesan kilauan dan cahaya yang dapat dihubungkan dengan spiritualitas atau kehadiran yang bersinar di pemakaman.
Pemakaman yang Sepi: Penyair tiba di pemakaman yang sepi, menciptakan gambaran tentang kesunyian dan kedamaian di tempat peristirahatan terakhir.
Deskripsi Suara Alam: Ada penekanan pada suara alam, seperti berbisiknya angin ("Berilau-kilau") dan suara kerisik yang menciptakan suasana alami dan damai.
Dara Jelita yang Berteman: Kehadiran "dara jelita dua berteman" menunjukkan kepedulian dan kehadiran manusiawi di tengah suasana berkabung.
Mendung dan Kembang dalam Jambangan: Simbolisme mendung menciptakan gambaran kesedihan, sementara bunga dalam jambangan menunjukkan penghormatan dan kenangan yang dihadirkan pada pemakaman.
Suasana Hening dan Merenung: Penyair merenung di pemakaman, menyampaikan suasana hening dan reflektif dalam menghadapi kehilangan dan kenangan.
Air Mata dan Uraian: Air mata yang jatuh di kubur menciptakan gambaran kepedihan dan kesedihan yang mendalam, seolah-olah menjadi uraian yang mewakili perasaan yang sulit diungkapkan.
Jambangan di Atas Makam: Penyair menempatkan jambangan di atas makam sebagai tanda penghormatan dan pengenangan terhadap yang telah meninggal.
Sentuhan Nada Kesedihan: Keseluruhan puisi dilukiskan dengan nada kesedihan, membangkitkan emosi dan membuat pembaca merenung tentang kehidupan dan kehilangan.
Puisi ini menggambarkan perasaan kehilangan dan penghormatan pada pemakaman, menciptakan citra yang indah dan merenung di tengah suasana sepi dan hening.
Puisi: Di Pekuburan
Karya: A. Damhoeri
Biodata A. Damhoeri:
- A. Damhoeri (atau Ahmad Damhoeri) lahir di Batu Payung, Payakumbuh, Sumatra Barat, pada tanggal 31 Agustus 1915.
- A. Damhoeri meninggal dunia di Jorong Lurah Bukik, Lima Puluh Kota, Sumatra Barat, pada tanggal 6 Oktober 2000 (pada usia 85 tahun).