Cahaya Kecil
di ujung dermaga seseorang menanti
ia jatuh cinta pada cahaya kecil
di bola matamu. Dicatatnya harum rambutmu
dalam tujuh larik puisi yang ringkas
jika salju turun seluas kalbumu
kau pasti memburunya tanpa ragu. Sebab api
yang menyala di rongga dadanya:
adalah kehangatan hidup yang kau cari
ya, memang sepanjang jarum jam berputar
di dinding jantungmu: ia hanya buih
yang menanti kawih. Tapi, jika waktunya tiba
ia metafora dalam merdu kawihmu.
2005
Sumber: Angsana (2007)
Analisis Puisi:
Puisi "Cahaya Kecil" karya Soni Farid Maulana menyajikan perasaan cinta yang penuh keindahan dan metafora hidup. Dengan penggunaan bahasa yang ringkas namun bermakna, puisi ini mengajak pembaca merenung tentang esensi cinta dan arti hidup.
Tema Cinta dan Antisipasi: Puisi dibuka dengan gambaran seseorang yang menanti di ujung dermaga. Keberadaannya di sana menandakan antisipasi dan kegelisahan karena jatuh cinta pada "cahaya kecil di bola matamu." Tema cinta yang ditonjolkan menciptakan suasana romantis dan penuh kehangatan.
Keindahan dalam Detail Puisi: Detail-detail seperti harum rambut yang dicatat dalam tujuh larik puisi menggambarkan kepekaan penulis terhadap keindahan. Pemilihan kata yang ringkas tetapi mengandung makna mendalam menambah daya tarik puisi.
Metafora Salju dan Cinta: Pemakaian metafora salju yang turun seluas kalbumu membuka dimensi baru dalam puisi ini. Salju menjadi simbol ketidakpastian dan keputusan tanpa ragu. Kaitan antara cinta dan salju menunjukkan keberanian dan keteguhan dalam mencari kehangatan hidup.
Api Dalam Rongga Dadanya: Puisi mengeksplorasi api yang menyala di rongga dadanya sebagai lambang kehangatan hidup yang dicari. Metafora ini menciptakan gambaran tentang kekuatan cinta dan semangat yang memberi arti pada hidupnya.
Buih yang Menanti Kawih: Baris "ia hanya buih yang menanti kawih" menunjukkan bahwa cinta tersebut mungkin hanya sebatas pengharapan atau harapan yang mengembang di dalam hati. Buih di sini dapat diartikan sebagai perasaan yang ringan namun penuh keindahan.
Waktu Sebagai Metafora Hidup: Penggunaan waktu sebagai metafora dalam "jika waktunya tiba" menggambarkan pengertian akan ketentuan hidup dan takdir cinta. Waktu menjadi cermin dari perjalanan hidup dan merdu kawih yang akan datang.
Puisi "Cahaya Kecil" karya Soni Farid Maulana merangkai kata-kata dengan indah untuk mengeksplorasi tema cinta dan keindahan hidup. Melalui penggunaan metafora dan detail-detail yang cermat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang arti cinta dan perjalanan hidup yang penuh makna.
Puisi: Cahaya Kecil
Karya: Soni Farid Maulana
Biodata Soni Farid Maulana:
- Soni Farid Maulana lahir pada tanggal 19 Februari 1962 di Tasikmalaya, Jawa Barat.
- Soni Farid Maulana meninggal dunia pada tanggal 27 November 2022 (pada usia 60 tahun) di Ciamis, Jawa Barat.