Puisi: Berdiri Aku (Karya Amir Hamzah)

Puisi "Berdiri Aku" karya Amir Hamzah memadukan keindahan alam dengan perasaan individu yang merenunginya.
Berdiri Aku

Berdiri aku di senja senyap
Camar melayang menepis buih
Melayah bakau mengurai puncak
Berjulang datar ubur terkembang.

Angin pulang menyejuk bumi
Menepuk teluk mengempas emas
Lari ke gunung memuncak sunyi
Berayun-ayun di atas alas.

Benang raja mencelup ujung
Naik marak mengerak corak
Elang leka sayap tergulung
Dimabuk warna berarak-arak.

Dalam rupa maha sempurna
Rindu-sendu mengharu kalbu
Ingin datang merasa sentosa
Menyecap hidup bertentu tuju.

Sumber: Buah Rindu (1941)

Analisis Puisi:

Puisi "Berdiri Aku" karya Amir Hamzah adalah sebuah karya sastra yang menciptakan gambaran indah tentang alam dan perasaan individu yang mengamati dan merenungi keindahan tersebut. Puisi ini menggambarkan suasana senja dan alam semesta dengan gaya bahasa yang indah dan imaji yang kuat.

Pemandangan Alam dan Kesendirian: Puisi ini membuka dengan gambaran penyair yang berdiri di tengah suasana senja yang sunyi. Penyair mengamati alam sekitar dengan kata-kata seperti "Camar melayang menepis buih" dan "Melayah bakau mengurai puncak", menggambarkan bagaimana alam semesta menjadi hidup dan bergerak pada saat senja. Pemandangan ini membawa nuansa kesendirian dan refleksi.

Interaksi dengan Alam: Penyair menggambarkan interaksi yang harmonis antara manusia dan alam. Angin, laut, dan gunung digambarkan sebagai entitas yang bergerak bersama dengan penyair. Angin yang "pulang menyejuk bumi" dan "lari ke gunung memuncak sunyi" menciptakan gambaran tentang alam yang aktif berinteraksi dengan manusia, seolah-olah menghantar kedamaian dan merasuki jiwa penyair.

Keindahan Visual dan Imaji: Puisi ini menggunakan bahasa dan imaji yang kaya untuk menggambarkan keindahan alam. Penggunaan kata-kata seperti "Benang raja mencelup ujung" dan "Elang leka sayap tergulung" menciptakan imaji visual yang hidup dan kuat. Puisi ini juga menggambarkan alam dengan kata-kata seperti "rindu-sendu mengharu kalbu", mengaitkan pengalaman emosional penyair dengan pemandangan alam yang luar biasa.

Pesan Kedamaian dan Kehidupan: Pesan utama dari puisi ini adalah tentang kedamaian dan harmoni yang dapat ditemukan dalam interaksi manusia dengan alam. Pemandangan senja dan alam semesta yang indah menciptakan perasaan tenang dan merenung. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang keindahan alam dan menghubungkan diri dengan keadaan sekitar.

Puisi "Berdiri Aku" karya Amir Hamzah adalah sebuah karya yang memadukan keindahan alam dengan perasaan individu yang merenunginya. Melalui penggunaan bahasa yang indah dan imaji yang kuat, puisi ini berhasil menciptakan suasana yang tenang dan penuh refleksi. Pesannya tentang kedamaian, keindahan, dan interaksi manusia dengan alam membuat puisi ini memiliki makna yang dalam dan menggugah perasaan pembaca.

Amir Hamzah
Puisi: Berdiri Aku
Karya: Amir Hamzah

Biodata Amir Hamzah:
  • Amir Hamzah memiliki nama lengkap Tengku Amir Hamzah Pangeran Indra Putera.
  • Amir Hamzah adalah salah satu sastrawan Indonesia angkatan Pujangga Baru (angkatan '30-an atau angkatan 1933).
  • Amir Hamzah lahir pada tanggal 28 Februari 1911 di Binjai, Langkat, Sumatra Utara.
  • Ayahnya bernama Tengku Muhammad Adil (meninggal dunia pada tahun 1933).
  • Ibunya bernama Tengku Mahjiwa (meninggal dunia pada tahun 1931).
  • Amir Hamzah menikah dengan seorang perempuan bernama Kamiliah pada tanggal 1937. Pernikahan ini tersebut dikaruniai seorang anak bernama Tengku Tahura.
  • Amir Hamzah meninggal dunia pada tanggal 20 Maret 1946.
  • Amir Hamzah adalah salah satu pendiri majalah sastra Pujangga Baru (bersama Sutan Takdir Alisjahbana dan Armijn Pane) pada tahun 1932.
  • Dalam dunia sastra, Amir Hamzah diberi julukan Raja Penyair Zaman Pujangga Baru.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Kenangan Tambak beriak intan terberai kemuncak bambu tunduk melambai mas kumambang mengisak sampai merenungkan mata kesuma teratai. Senyap sentosa sebagai sendu tanjung m…
  • Barangkali Engkau yang lena dalam hatiku akasa swarga nipis-tipis yang besar terangkum dunia kecil terlindung alis. Ku junjung di atas hulu ku puji di pucuk lid…
  • Sunyi Itu Duka Sunyi itu duka Sunyi itu kudus Sunyi itu lupa Sunyi itu lampus.Sumber: Nyanyi Sunyi (1937)Analisis Puisi:Puisi "Sunyi Itu Duka" karya Amir Hamzah adalah k…
  • Naik-Naik Membubung badanku, melambung, mengawan naik, naik, tipis-rampis, kudus halus melayang-terbang, mengembang-kembang menyerupa-rupa merona-warni langit-lazwardi. B…
  • Batu Belah (kabaran) Dalam rimba rumah sebuah Teratak bambu terlampau tua Angin menyusup di lubang tepas Bergulung naik di sudut sunyi. Kayu tua membetu…
  • Turun Kembali Kalau aku dalam engkau dan kau dalam aku adakah begini jadinya aku hamba engkau penghulu? Aku dan engkau berlainan engkau raja,…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.