Puisi: Alamat Ibu (Karya Isbedy Stiawan ZS)

Puisi "Alamat Ibu" mengekspresikan perasaan cinta dan kerinduan yang begitu mendalam kepada sosok ibu, serta hubungan antara seorang anak dan ibu ...
Alamat Ibu

jika aku jauh berjalan
dan lupa rumah ibu
maka selalu kuingat
pohon yang kau tanam
di depan rumah sebelah kanan
meski kumaklumi 
tak setiap waktu
pohon itu berbunga
dan berbuah

aku akan menandainya
dengan mencecap rasa
atau berteduh di bawahnya
menghitung daun yang gugur
mengingat uzur
matahari selepas zuhur

jika kau laut
aku sudah seberangi 
dalamnya, dan meliwati
pulaupulau-benuabenua
meski aku maklum
tak setiap waktu
aku bisa lelap
dalam ombakmu
dan berlayar...

aku akan menerimanya
seperti kurindu cintamu
yang merekatkan layar 
ke lambung perahu ini
bagiku menitipkan usia
di telapak kakimu
muara surga

jika aku jauh berjalan
lupa pulang ke hatimu 
tempat pohonpohon berbunga 
dan laut tumbuhkan benua
tetaplah senyummu melambai
sebagai mercusuar
bagi para pelayar

maka aku tak pernah tersasar

karena sejauh anak pergi
dan lalai jalan pulang
kau akan mengingatkan
perantau agar kembali 

demikian ibu
selalu mencahayakan
alamat.


2005-2006

Analisis Puisi:

Puisi "Alamat Ibu" karya Isbedy Stiawan ZS adalah sebuah karya yang sangat emosional dan penuh dengan makna mendalam. Dalam puisi ini, pengarang mengekspresikan perasaan cinta dan kerinduan yang begitu mendalam kepada sosok ibu, serta hubungan antara seorang anak dan ibu yang tak lekang oleh waktu dan jarak. Dengan menggunakan simbolisme alam, puisi ini mengajak pembaca untuk meresapi betapa besar peran ibu dalam membimbing dan menjadi mercusuar dalam kehidupan setiap anak.

Menelusuri Simbolisme Alam dalam Puisi

Isbedy Stiawan ZS menggunakan alam sebagai simbol untuk menggambarkan hubungan antara anak dan ibu. Salah satu simbol yang paling mencolok adalah pohon yang ditanam oleh ibu di depan rumah.

"pohon yang kau tanam di depan rumah sebelah kanan"

Pohon ini melambangkan kehidupan yang terus tumbuh dan berkembang, meski tidak selalu berbunga atau berbuah setiap waktu. Sama seperti kasih ibu yang selalu ada, meski kadang tidak terlihat atau tidak selalu dalam bentuk yang nyata, tetapi tetap memberi perlindungan dan tempat berteduh bagi anak-anaknya.

Pohon yang tumbuh ini juga bisa dianggap sebagai tempat yang selalu mengingatkan sang anak akan ibu. Dalam kekosongan atau kesendirian, pohon itu menjadi titik tolak bagi anak untuk kembali mengingat dan merindukan kasih sayang ibu yang tidak tergantikan.

Perjalanan dan Kerinduan yang Tak Terbendung

Puisi ini juga menyinggung tentang perjalanan panjang seorang anak yang merantau jauh, yang mungkin melupakan rumah dan ibu. Namun, dalam proses perjalanan itu, meski anak tersebut jauh, ia tetap memiliki ingatan yang kuat tentang ibu dan rumahnya.

"jika aku jauh berjalan dan lupa rumah ibu"
"aku akan menandainya dengan mencecap rasa atau berteduh di bawahnya"

Puisi ini menggambarkan bagaimana kenangan tentang ibu akan tetap melekat dalam diri meskipun anak itu jauh di perantauan. Menandai perjalanan hidup dengan rasa, berteduh di bawah pohon, menghitung daun yang gugur, adalah cara anak ini untuk menghormati dan mengenang segala pengorbanan serta kasih sayang yang diberikan oleh ibu.

Perjalanan jauh ini, baik itu secara fisik maupun emosional, menggambarkan bagaimana anak tetap merindukan ibu yang menjadi sumber cinta dan penerang dalam hidupnya. Meskipun kadang perjalanan itu terasa sulit dan penuh dengan ujian, kenangan dan cinta ibu tetap menjadi tempat perlindungan yang menenangkan.

Lautan dan Benua Sebagai Lambang Perjuangan dan Pengorbanan

Bagian berikutnya dalam puisi ini menggambarkan laut sebagai simbol dari ibu yang luas dan penuh pengorbanan. Anak yang berlayar jauh menyeberangi laut dan melintasi pulau-pulau serta benua menunjukkan betapa jauh dan beratnya perjalanan hidup yang harus ditempuh. Namun, meskipun perjalanan itu penuh dengan tantangan, sang anak tahu bahwa ia selalu bisa kembali ke ibu yang merupakan tempat yang paling aman dan penuh kasih sayang.

"jika kau laut aku sudah seberangi dalamnya, dan meliwati pulaupulau-benuabenua"

Laut di sini juga mengingatkan kita akan pengorbanan seorang ibu yang mampu menampung segala hal, memberikan segala yang dibutuhkan meskipun tak selalu tampak atau terucap. Ia menjadi tempat yang tak terbatas bagi anaknya untuk kembali, tempat di mana segala masalah bisa dilupakan dan digantikan dengan kasih sayang yang tak terhingga.

Senyuman Ibu Sebagai Mercusuar Kehidupan

Pada bagian terakhir, puisi ini menekankan pentingnya senyum ibu sebagai mercusuar yang selalu memandu sang anak, meskipun ia berada jauh dari rumah. Mercusuar adalah simbol dari petunjuk yang tidak pernah padam, selalu ada untuk menunjukkan jalan yang benar, terutama saat anak merasa tersesat dalam kehidupannya.

"tetaplah senyummu melambai sebagai mercusuar bagi para pelayar"

Senyuman ibu yang melambai ini adalah panduan bagi anak, sebagai penerang dan pengingat akan tujuan hidup yang sebenarnya. Ketika anak mulai tersesat dalam kehidupan atau kesibukan duniawi, senyuman ibu menjadi peta yang akan membawanya kembali ke rumah, ke tempat di mana kasih sayang dan kenyamanan selalu menanti.

Kembali ke Rumah Hati Ibu

Pada akhirnya, puisi ini menegaskan bahwa meskipun anak mungkin jauh, atau bahkan terkadang lupa jalan pulang, ibu akan selalu mengingatkan.

"karena sejauh anak pergi dan lalai jalan pulang kau akan mengingatkan perantau agar kembali"

Ibu adalah alamat yang tak pernah berubah, tempat di mana anak bisa selalu kembali, apapun yang terjadi. Rumah hati ibu adalah tempat yang selalu terbuka, di mana cinta dan kasih sayang akan selalu menyambut, memberikan kenyamanan dan kedamaian.

Puisi "Alamat Ibu" karya Isbedy Stiawan ZS adalah penghormatan yang tulus kepada ibu, yang dengan penuh kasih sayang mengarahkan anak-anaknya melalui kehidupan yang penuh dengan cobaan. Alam menjadi simbol untuk menggambarkan peran ibu yang tak tergantikan dalam kehidupan seorang anak. Meski perjalanan hidup kadang membawa anak jauh, namun selalu ada kenangan, kasih sayang, dan panduan dari ibu yang akan membawa mereka kembali ke jalan yang benar.

Dalam puisi ini, Isbedy Stiawan ZS mengingatkan kita bahwa ibu adalah alamat yang tak pernah berubah, selalu ada untuk memberi petunjuk dan membawa kita pulang ke hati mereka, tempat yang penuh dengan kasih dan penerimaan tanpa syarat.

Isbedy Stiawan ZS
Puisi: Alamat Ibu
Karya: Isbedy Stiawan ZS

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.