Kearifan lokal merupakan nilai-nilai yang dapat direalisasikan di kehidupan dalam keluarga maupun di masyarakat sehingga dapat menjadi pedoman dalam bertindak suatu kelompok masyarakat. Ada banyak cara untuk mengembangkan karakter siswa dan remaja pada umumnya. Salah satu caranya adalah dengan bercerita. Beliau mengutip pendapat Abdul Aziz dalam buku "Pendidikan Anak Melalui Mendongeng'' dan menyatakan bahwa cerita dan dongeng merupakan pendidikan moral anak yang utama. Siswa-siswa akan lebih tertarik dan menikmati alur cerita atau peristiwa dari dongeng tersebut. Oleh karena itu, jika kita dapat memberikan media yang baik untuk menceritakan kisah ini, maka cerita tersebut akan menjadi sebuah karya seni yang dapat dinikmati oleh siswa-siswa dan orang dewasa.
Pada dasarnya pembelajaran berbasis kearifan lokal mempunyai dampak yang sangat positif dan sangat penting untuk selalu diajarkan di Indonesia. Sebab Indonesia merupakan negara dengan bentuk pluralisme yang berbeda-beda, terdiri dari berbagai agama, suku, budaya, adat istiadat, dan budaya lainnya. (Kusumaningpuri, 2023).
Dongeng merupakan salah satu bentuk narasi yang dapat disampaikan secara lisan maupun tertulis, yang telah diwariskan secara turun-temurun. Sebagai media pembelajaran, dongeng memiliki daya tarik yang kuat, terutama bagi siswa-siswa di Sekolah Dasar. Dongeng tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga memiliki potensi besar dalam mengembangkan berbagai aspek pada siswa, seperti aspek kognitif, afektif, sosial, dan konatif.
Selain itu, dongeng dapat memperkenalkan nilai-nilai budaya, sosial, dan agama, serta membantu mengembangkan bahasa, imajinasi, dan kreativitas anak. Oleh karena itu, dongeng memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung pendidikan anak, terutama dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis mereka.
Masalah yang sering dihadapi dalam pendidikan anak Sekolah Dasar adalah rendahnya keterampilan berpikir kritis. Siswa-siswa sering kali belum mampu memahami suatu permasalahan secara mendalam atau melihatnya dari berbagai sudut pandang. Dalam hal ini, dongeng dapat menjadi sarana yang efektif untuk mengatasi masalah tersebut. Cerita dalam dongeng biasanya berisi konflik, pemecahan masalah, dan karakter yang beragam. Hal ini memberikan kesempatan bagi siswa-siswa untuk berpikir tentang sebab-akibat, menilai pilihan-pilihan yang diambil oleh tokoh, serta menyimpulkan solusi yang diambil dalam cerita. Dengan cara ini, dongeng dapat melatih anak-anak untuk berpikir lebih kritis dan analitis.
Seiring dengan perkembangan teknologi, penggunaan media pendukung saat mendongeng, seperti gambar, miniatur, atau model, dapat semakin memperkaya pengalaman mendongeng. Media ini dapat menarik perhatian anak-anak dan membantu mereka lebih fokus dalam mengikuti cerita. Ketika dongeng disampaikan dengan alat peraga yang menarik, siswa-siswa lebih mudah untuk membayangkan dan memahami pesan yang disampaikan. Penggunaan alat peraga juga dapat membantu memvisualisasikan konsep-konsep yang mungkin sulit dipahami oleh anak-anak, terutama yang berkaitan dengan kebencanaan atau topik abstrak lainnya.
Menurut Dr. Lilik (2023), dongeng memiliki daya tarik yang luar biasa untuk siswa-siswa karena menggabungkan hiburan dengan pesan moral yang mudah dipahami. Dongeng tidak hanya menyampaikan nilai-nilai sosial dan budaya, tetapi juga memperkaya imajinasi anak. Pesan-pesan yang disampaikan melalui dongeng cenderung lebih mudah diterima dan dipahami karena cerita tersebut dikemas dalam bentuk yang menyenangkan dan tidak menggurui.
Selain itu, dongeng juga dapat meningkatkan keterampilan bahasa siswa, baik dalam berbicara, mendengarkan, maupun membaca. Keterampilan bahasa ini sangat penting untuk perkembangan akademik siswa, sehingga dongeng dapat berfungsi sebagai alat pembelajaran yang efektif di sekolah dasar.
Dengan demikian, dongeng bukan hanya sekadar media hiburan, tetapi juga alat yang efektif untuk menyampaikan pesan edukatif. Melalui dongeng, siswa-siswa dapat belajar berbagai nilai penting dalam kehidupan, seperti kebenaran, kejujuran, kerja sama, dan tanggung jawab. Selain itu, dongeng juga dapat menjadi sarana yang menyenangkan untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, serta kemampuan bahasa anak. Oleh karena itu, penting bagi pendidik di Sekolah Dasar untuk memanfaatkan dongeng sebagai bagian dari proses pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan.
Bercerita berperan penting dalam menanamkan pemahaman masyarakat, khususnya siswa Sekolah Dasar, dan dapat menjadi media sosial yang meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah. Untuk mengembangkan karakter anak dan nilai-nilai yang bersifat lokal melalui dongeng dapat menjadi pilihan yang tepat saat ini (Rahman et al., 2022). Melalui dongeng, siswa dapat mengikuti tahap pembelajaran yang menyenangkan dan secara tidak disadari dapat memahami pesan moral, nilai dan aturan yang ada di masyarakat (Prastiwi & Sudigdo, 2022). Melalui dongeng yang menjadi wadah untuk mengenalkan kearifan lokal, seperti nilai-nilai yang ada pada masyarakat lokal seperti kesederhanaan, tanggung jawab, gotong royong, kejujuran, keberanian, kesabaran, kerja keras, dan kebijaksanaan (Rozy et al., 2022).
Kemampuan berpikir siswa terhadap dongeng dapat melatih siswa dalam menganalisis isi tentang cerita dongeng membuat siswa lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran, membuat motivasi dalam merangsang minat baca siswa, mencermati dengan memahami keseluruhan isi cerita dongeng melalui pengevaluasian cerita dongeng mencari tentang nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, seperti nilai-nilai moral, nilai kepatuhan, dan nilai-nilai yang lainnya.
Penggunaan dongeng dalam pembelajaran mampu meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. Dengan adanya kegiatan-kegiatan eksperimen yang ada dalam dongeng, serta ajakan tokoh dongeng yang secara implisit mengajak pembaca untuk melakukan eksperimen dapat memberikan kebermaknaan pembelajaran kepada siswa. Dongeng yang diintegrasikan dalam kegiatan pembelajaran mampu memberi suasana yang bermakna dalam kelas (Wangid et al., 2018). Tidak hanya itu, hadirnya dongeng yang berupa buku cerita bergambar mampu meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi lainnya, yaitu berpikir kreatif (Yulistia, 2019).
Dongeng memiliki peran yang sangat penting dalam pendidikan siswa Sekolah Dasar. Selain sebagai hiburan, dongeng dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis, memperkaya imajinasi, dan mengembangkan keterampilan bahasa siswa Sekolah Dasar. Dengan menggunakan pendekatan yang kreatif dan melibatkan media pendukung, dongeng dapat menjadi alat yang efektif dalam menyampaikan pesan-pesan edukatif dengan cara yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa-siswa. Sebagai media pembelajaran, dongeng tidak hanya menumbuhkan rasa ingin tahu anak, tetapi juga mempererat kedekatan emosional antara pendidik dan siswa.
Biodata Penulis:
Dede Nilna Ai'latul Khiyaroh saat ini aktif sebagai mahasiswa, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, di Universitas Peradaban, Bumiayu.