Uang Saku Jadi Cuan: Reksadana untuk Mahasiswa

Meskipun investasi reksadana terlihat mudah, ada beberapa kesalahan mindset yang harus dihindari. Salah satunya adalah anggapan bahwa investasi itu ..

Menjadi mahasiswa dewasa kini perlu mempelajari banyak hal baru, terutama dalam hal keuangan, yaitu bagaimana cara mengelola uang bulanan yang diberikan dari orang tua supaya teralokasi dengan baik. Namun, justru di tengah kesibukan tugas, organisasi, dan kegiatan seru lainnya, mengelola uang sering kali jadi hal yang diabaikan, terkadang juga karena kurangnya pemahaman literasi keuangan yang memadai. Padahal, penting untuk mulai memahami dan mengelola keuangan sejak dini. Salah satu cara yang cerdas adalah dengan berinvestasi.

Mungkin banyak yang belum terlalu kenal dengan berbagai macam instrumen atau produk investasi dan mengalami kesulitan menentukan instrumen yang sesuai dengan profil mereka. Banyak dari kalangan mahasiswa yang juga bertanya-tanya kira-kira investasi apa yang paling sesuai untuk dijadikan pilihan mereka. Nah, reksadana bisa menjadi pilihan investasi yang tepat untuk para mahasiswa.

Sebenarnya Apa Itu Reksadana dan Mengapa Itu Cocok dengan Mahasiswa?

Reksadana adalah wadah yang mengumpulkan dana dari banyak investor dan diinvestasikan dalam berbagai aset, seperti saham, obligasi, atau pasar uang. Cara kerjanya cukup simpel kok, uang kita akan dititipkan kepada manajer investasi bersamaan dengan uang dari banyak orang yang dijadikan satu untuk diputar kembali supaya menjaga nilainya, juga mendapatkan return dalam jangka pendek hingga panjang sesuai dengan kebutuhan.

Reksadana untuk Mahasiswa

Cara ini paling mudah untuk pemula dan tidak punya jam terbang yang tinggi karena manajer investasilah yang akan mengelola uang kita sehingga kita tidak perlu pusing dan repot untuk mengurusi uang kita. Hanya perlu cek sesekali saja melalui aplikasi digital. Membelinya pun cukup mudah hanya dengan mengklik dan menunggu untuk diproses hingga berhasil.

Ada beberapa jenis reksadana yang bisa dipilih mahasiswa:

  1. Reksadana Pasar Uang: Ini adalah opsi yang paling aman dengan imbal hasil yang stabil. Cocok untuk yang baru mulai dan tidak ingin risiko tinggi.
  2. Reksadana Pendapatan Tetap: Investasi di obligasi dengan imbal hasil lebih tinggi dibandingkan pasar uang, tetapi risikonya sedikit lebih besar.
  3. Reksadana Saham: Ini untuk yang berani mengambil risiko karena potensi cuan di sini lebih besar. Cocok bagi yang ingin berinvestasi jangka panjang.

Salah satu alasan mahasiswa harus mempertimbangkan reksadana karena kita dapat memulainya dengan modal relatif kecil, tetapi keuntungan yang cenderung selalu naik. Reksadana bisa menjadi alat yang efektif untuk mencapai tujuan keuangan kita, entah itu untuk membeli barang-barang baru, liburan, atau bahkan menabung untuk pendidikan lebih lanjut.

Tujuan investasi dapat disesuaikan dengan pribadi masing-masing. Nominal yang diperlukan hanya mulai dari Rp100.000. Sangat terjangkau, bukan? Ini tidak akan membuat kantong kita jebol.

Selain itu, reksadana memberikan diversifikasi risiko. Artinya, dana kita tidak hanya diinvestasikan dalam satu jenis aset, tetapi tersebar di berbagai instrumen. Ini penting, terutama bagi pemula yang mungkin belum memahami berinvestasi secara mendalam. Dengan diversifikasi, jika satu aset merugi, ada kemungkinan aset lain bisa menutupi kerugian tersebut. Yang tak kalah menarik, potensi cuan dari reksadana bisa jauh lebih besar dibandingkan menabung di bank dengan bunga yang rendah.

Dengan berinvestasi, kita bisa mengembangkan uang saku kita menjadi cuan yang lebih signifikan. Saya sendiri merasakan keuntungan ini ketika melihat investasi saya tumbuh, itu memberi motivasi lebih untuk terus berinvestasi.

Seperti dalam pengalaman saya pribadi, ketika sebelum mengenyam pendidikan di perguruan tinggi, saya sudah mulai mencari-cari bagaimana cara kita berinvestasi melalui berbagai sumber di internet, terutama pada platform YouTube. Banyak sekali informasi baru yang saya dapatkan dari sana, yang sama sekali tidak diajarkan ketika masih menduduki bangku SMA. Setelah memahami beberapa produk investasi, saya tertarik dengan reksadana dan merasa bahwa reksadana pendapatan tetaplah yang sesuai dengan profil risiko saya. Setelah saya dinyatakan lolos dalam salah satu universitas di kota saya, saya menyadari untuk segera mulai berinvestasi.

Dalam kasus investasi, semakin cepat memulai berarti akan semakin cepat bertumbuh besar aset kita sehingga saya berencana untuk langsung memulai ketika bulan pertama perkuliahan. Pada waktu itu, sisa uang saku saya setelah dialokasikan untuk kebutuhan pokok dan dana darurat saya investasikan, merasa sayang jika hanya untuk ditabung. Inilah yang menjadi titik awal bagi saya dalam merencanakan keuangan yang lebih baik.

Ada alasan kenapa saya merasa reksadana pendapatan tetap menjadi paling sesuai dengan profil risiko saya. Saya bertujuan untuk menyimpan uang dingin dengan jangka waktu lama sekitar 4 hingga 5 tahun dengan maksud ketika saya sudah lulus, saya mempunyai pegangan uang untuk berjaga-jaga apabila nanti belum mempunyai pekerjaan tetap, saya dapat tetap memenuhi kebutuhan tanpa harus meminta uang kembali kepada orang tua sehingga terbentuk kemandirian finansial dari hal itu. Profil risiko saya lebih terarah ke menengah ketimbang rendah ataupun tinggi. Saya menyukai produk yang dapat memberikan imbal hasil yang sedikit lebih besar dan risiko yang menengah. Saya berkomitmen untuk meneruskan rutin menabung reksadana setiap bulan hingga mencapai jangka waktu yang telah saya tentukan, meskipun dengan nominal sedikit.

Bagaimana Cara Berinvestasi Reksadana?

Nah, banyak yang bingung bagaimana caranya untuk berinvestasi dalam reksadana, padahal itu mudah banget loh! Berikut langkah-langkah praktis yang dapat diikuti oleh seluruh mahasiswa:

  1. Pilih Platform Investasi: Sekarang banyak aplikasi yang menyediakan layanan investasi reksadana, seperti Bibit, Bareksa, atau Tanamduit. Pilihlah yang paling nyaman dan sesuai kebutuhan.
  2. Buat Akun: Setelah memilih platform, daftar dan isi data diri. Prosesnya biasanya cepat dan mudah.
  3. Pilih Reksadana: Telusuri berbagai jenis reksadana yang ada. Bacalah informasi tentang kinerja, risiko, dan tujuan investasi masing-masing.
  4. Investasi Secara Berkala: Mulailah berinvestasi secara rutin, meskipun jumlahnya kecil. Ini membantu membangun kebiasaan baik dan memaksimalkan potensi cuan.

Meskipun investasi reksadana terlihat mudah, ada beberapa kesalahan mindset yang harus dihindari. Salah satunya adalah anggapan bahwa investasi itu selalu untung. Penting untuk diingat bahwa semua investasi memiliki risiko, dan hasilnya tidak selalu dapat diprediksi. Ada kalanya returnnya tidak setinggi yang diharapkan atau ada saat kondisi ekonomi dunia sedang terguncang, hal itu akan memengaruhi reksadana kita. Edukasi dan riset sebelum berinvestasi juga sangat penting. Jangan hanya tergoda oleh janji keuntungan besar tanpa memahami aset yang kita beli. Saya sendiri pernah terjebak dalam kesalahan ini, tetapi pengalaman itu membuat saya lebih berhati-hati dan selalu melakukan riset sebelum berinvestasi.

Reksadana adalah pilihan investasi yang cerdas bagi mahasiswa. Dengan berbagai manfaat yang ditawarkan, mulai dari modal kecil hingga diversifikasi risiko, reksadana bisa jadi cara efektif untuk mengelola keuangan kita. Dengan memanfaatkan reksadana, kita bisa belajar mengelola keuangan dengan bijak. Ini adalah langkah awal menuju kebebasan finansial di masa depan. Jadi, mari kita mulai berinvestasi dan mengelola uang saku dengan bijak. Dengan langkah kecil ini, kita bisa membangun pondasi keuangan yang kuat untuk masa depan. 

Biodata Penulis:

Nanda Indira Putri, lahir pada tanggal 11 Januari 2006 di Pekalongan, saat ini aktif sebagai mahasiswa di UNS, prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran. Penulis bisa disapa di Instagram @nindiraraa
© Sepenuhnya. All rights reserved.