Film Studio Ghibli memang seperti sihir yang bisa membuat penontonnya ingin masuk ke dunia fantasi, berteman dengan Totoro, menjelajahi dunia mini Arrietty, atau naik kapal terbang bersama Howl. Dengan animasi yang memukau dan cerita yang penuh kejutan, studio ini selalu berhasil mencuri hati penontonnya. Tapi, pernah nggak sih kamu nonton film dari Studio Ghibli dan tiba-tiba mikir, "Eh, ini maksudnya apa sih?" Ternyata ada banyak teori menarik loh yang bikin kita bertanya-tanya. Yuk, kita bahas dan lihat apakah kalian setuju atau malah kalian punya teori lain.
1. Ponyo adalah Malaikat
Berawal dari seekor ikan mas bernama Ponyo yang ingin menjadi manusia dan berteman dengan Sosuke, seorang anak laki-laki berusia lima tahun, setelah anak tersebut menyelamatkannya yang terjebak di toples kaca.
Meskipun ceritanya tampak sederhana, namun ada teori yang mengatakan seluruh penduduk desa tepi laut Sosuke telah tiada akibat banjir. Perahu-perahu yang terlihat mengangkut penduduk setelah air naik, semuanya mengarah ke satu tujuan, yang diyakini oleh beberapa penggemar yaitu ke Sungai Sunzu yang dalam agama Budha Jepang, sungai ini mirip dengan Sungai Styx dari mitologi Yunani, yang mengalirkan jiwa dari dunia orang hidup ke dunia orang mati.
Terowongan juga sering ditemukan dalam film-film Ghibli, sering kali digambarkan sebagai jembatan antara dunia yang berbeda. Dalam film, Ponyo dan Sosuke melewati sebuah terowongan, namun mereka tidak pernah terlihat kembali, yang mengisyaratkan bahwa mereka telah memasuki alam lain dan tidak akan kembali.
Selain itu, terdapat banyak simbol angka 333 di sepanjang film, yang dianggap sebagai tanda kehadiran malaikat. Oleh karena itu, Ponyo dianggap sebagai malaikat yang membimbing Sosuke menuju alam yang lebih tinggi.
2. Tujuan Para Dewa Princess Mononoke
Pada film ini diceritakan tentang hubungan yang saling bergantung antara manusia dan alam. Salah satu hal menarik dalam film ini adalah tentang "tujuan para dewa," yang digambarkan sebagai roh-roh kuat yang melindungi alam dari campur tangan manusia.
Di dalam cerita, para dewa adalah penjaga hutan dan makhluk-makhluk yang tinggal di dalamnya. Mereka punya tugas untuk menjaga alam tetap seimbang dan melawan siapa saja yang mencoba merusaknya.
Masalah muncul ketika Lady Eboshi dan penduduk Kota Besi, mulai menebang hutan dan mengeksploitasi sumber daya alam untuk keuntungan mereka sendiri. Hal ini membuat para dewa marah, karena alam yang mereka lindungi sedang dihancurkan. Hal itu mungkin terinspirasi oleh filosofi Jepang yang percaya bahwa setiap bagian alam memiliki roh atau kekuatan khusus yang harus dihormati.
"Princess Mononoke" mengingatkan kita bahwa jika manusia terlalu serakah dan tidak menjaga alam, maka keseimbangan akan hancur, dan dampaknya bisa sangat buruk bagi semua makhluk hidup. Film ini mengajak kita untuk hidup berdampingan dengan alam dan selalu menjaga kehidupan di sekitar kita.
3. No Face adalah Simbol Meterialisme dan Pengaruh Barat
Miyazaki pendiri Studio Ghibli dikenal mendukung budaya tradisional Jepang. Ada banyak contoh dalam Film Spirited Away tentang pengaruh "negatif" dari Barat, seperti Yubaba, dia adalah satu-satunya karakter selain Zeniba yang berpakaian bergaya barat dan ruang kantornya sangat dipengaruhi oleh desain barat dengan lantai karpet dan pintu serta jendela Eropa. No-Face berubah menjadi monster yang mendatangkan malapetaka di pemandian.
No-Face adalah pengaruh negatif yang "meracuni" orang Jepang dengan keserakahan dan menjauhkan mereka dari tradisi mereka. Di pemandian umum, No Face mempengaruhi orang-orang dengan menawarkan emas palsu. Para pekerja di pemandian jadi berebut melayaninya, lupa dengan nilai-nilai sopan santun khas Jepang, dan hanya fokus mengejar uang. Ini mirip dengan kondisi masyarakat modern yang mulai meninggalkan nilai-nilai tradisional mereka demi mengejar kekayaan.
No Face juga membuat orang jadi tamak dan lupa diri. Contohnya, saat dia memberikan tip besar, semua pekerja pemandian jadi berlomba-lomba melayaninya, bahkan rela melakukan apa saja demi mendapatkan emas. Ini menggambarkan bagaimana materialisme bisa mengubah sikap seseorang.
4. Totoro adalah Dewa Kematian
Berawal dari dua gadis, Mei dan Satsuki, yang pindah ke pedesaan Jepang bersama ayah mereka saat ibu mereka sakit. Selama petualangan mereka, mereka bertemu dengan Totoro, makhluk hutan besar yang penuh keajaiban. Totoro membantu mereka dalam momen-momen penting, tetapi kehadirannya juga berkaitan dengan kehilangan dan kematian, terlihat ketika kondisi ibu kedua gadis itu kritis. Mei yang memanggil Totoro dengan nama "Torooru" yang merupakan pelafalan Bahasa Jepang dari kata Troll membuat penggemar menduga bahwa nama Totoro berasal dari kata "Troll". Ketika image Totoro adalah lucu, maka Troll malahan sebaliknya. Dalam mitologi barat, Troll biasanya dikaitkan dengan dewa kematian yang hanya bisa terlihat oleh orang yang dekat dengan kematian atau sudah mati.
5. Chihiro Spirited Away Masuk ke Alam Baka
Banyak teori mengatakan bahwa Chihiro, tokoh utama dalam Spirited Away dari Studio Ghibli sebenarnya telah memasuki alam baka. Hal ini bisa dilihat dari beberapa hal menarik dalam film ini. Cerita dimulai ketika Chihiro dan orang tuanya tersesat di dunia misterius yang mirip alam roh. Di sana, orang tuanya memakan makanan yang bukan untuk mereka akibat kerakusan, mereka berubah menjadi babi yang melambangkan keserakahan.
Selama petualangannya di alam itu, Chihiro bertemu dengan berbagai roh dan makhluk ajaib yang disebut jiwa-jiwa yang terjebak, membuat kita berpikir bahwa dunia yang ia masuki adalah alam setelah mati. Chihiro juga berusaha untuk mengingat namanya menunjukkan usahanya menemukan identitas.
Wah itu tadi adalah beberapa teori menarik yang banyak dipercayai penggemar, apakah kalian setuju?
Biodata Penulis:Araya Aulianisa lahir pada tanggal 26 Desember 2005.