HYBE adalah sebuah label perusahaan musik terbesar di Korea Selatan yang menaungi boy grup dan girl grup populer seperti BTS, TXT, Le sserafim, dan NewJeans. Apakah ada yang belum tahu tentang rumor HYBE yang sedang trending akhir-akhir ini? Saat ini HYBE sedang menghadapi badai kontroversi. HYBE yang meraih kesuksesan luar biasa dalam beberapa tahun terakhir telah menarik perhatian publik karena berbagai skandal.
Sejak awal tahun 2024 hingga saat ini, dunia K-pop kembali diguncang dengan terungkapnya banyak rumor yang menimbulkan kontroversi di kalangan penggemar. Beberapa penggemar K-pop tidak asing lagi dengan skandal HYBE Label ini yang penuh drama dan tidak kunjung mendapatkan jalan akhir. Mulai dari konflik antara HYBE dengan CEO ADOR Min Hee-jin pimpinan anak perusahaannya, hingga bocornya dokumen internal, HYBE seperti tak pernah lepas dari pemberitaan negatif.
HYBE menjadi semakin ramai diperbincangkan di media sosial setelah terbongkarnya kejahatan dan bukti-bukti yang telah tersebar luar di banyak platform. Sebagai industri musik yang tergolong besar di Korea, HYBE memang selalu menjadi sorotan.
Berikut ini tiga konflik HYBE yang seperti drama:
1. Drama CEO ADOR Min Hee-jin dan HYBE
Pada bulan April tahun 2024 industri K-pop sedang ramai membicarakan tentang konflik antara CEO ADOR pemilik girl grup yang NewJeans. Mulai dari dugaan Min Hee-Jin berencana mengambil alih ADOR, dugaan ILLIT menjiplak konsep New Jeans, hingga dugaan ada grup idola lain yang terlibat konflik ini.
CEO ADOR Min Hee-jin dituduh mencoba memisahkan ADOR dari HYBE dan menantang kendali HYBE. Sebagai bagian dari audit internal ADOR, HYBE juga menemukan dokumen yang menunjukkan bahwa Min Hee-jin dan eksekutif lainnya berusaha memisahkan diri dari HYBE, yang menyebabkan HYBE memulai audit terhadap Min Hee-jin.
Min Hee-jin membantah tuduhan tersebut dan mengklaim bahwa HYBE memiliki dendam kepadanya, karena Min Hee-jin memprotes konsep girl group HYBE baru yaitu ILLIT, yang dituduh menjiplak NewJeans, mulai dari konsep koreografi, rambut, tata rias, pakaian, hingga materi foto dan video. Min Hee-jin juga menuduh HYBE melakukan plagiarisme dan lebih memilih konten budaya yang sukses daripada inovasi.
Konflik antara HYBE dan ADOR telah mengguncang industri musik K-pop. Akar permasalahan ini adalah perbedaan perbedaan visi, kepentingan bisnis, dan masalah internal. Solusi ideal mencakup mediasi, negosiasi ulang kontrak, dan perlindungan hak cipta. Kasus ini menjadi pembelajaran berharga akan pentingnya manajemen konflik yang tepat dalam industri yang kompetitif.
2. Karyawan HYBE Menjual Informasi Pribadi Artis
Informasi tentang aktivitas pribadi artis merupakan salah satu tanggung jawab perusahaan yang harus dilindungi dengan baik. Belakangan ini beredar sejumlah kasus penangkapan karyawan HYBE karena dugaan jual beli informasi mengenai jadwal BTS. Dengan menjual informasi ini, mereka memperoleh keuntungan yang sangat besar, menyebabkan kerugian perusahaan melalui perbuatannya.
Pada tanggal 22 Oktober 2024, pengadilan Seoul mengadakan sidang pertama terhadap tiga karyawan HYBE. Selama persidangan, pengacara karyawan HYBE menyatakan “Terdakwa mengetahui keberadaan anggota BTS Jin saat pendaftaran militer, tetapi mereka tidak mengetahui bahwa informasi wajib militer adalah informasi rahasia.” Dampak dari kebocoran pendaftaran wamil anggota BTS Jin menyebabkan penurunan saham HYBE lebih dari 24%. Untuk kasus ini belum ada keputusan akhirnya, karena akan ada sidang akhir yang dilaksanakan pada bulan November mendatang.
Penjualan data pribadi artis oleh HYBE mengejutkan industri hiburan. Tindakan ini tidak hanya merusak kepercayaan masyarakat terhadap institusi pemerintah, namun juga menimbulkan kekhawatiran terhadap keamanan data pribadi di era digital. Industri perlu melakukan penilaian menyeluruh terhadap sistem keamanan datanya dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya melindungi privasi individu.
3. Menjatuhkan Karir Artis di Agensi Lain
Salah satu kontroversi besar yang melibatkan HYBE adalah tuduhan mereka terhadap artis dari agensi lain. Tuduhan ini seringkali disamakan dengan penyebaran informasi yang tidak dapat diverifikasi, atau laporan palsu.
Dokumen internal HYBE yang bocor berisi komentar negatif dan tidak berdasar tentang artis dari agensi lain. Komentar-komentar ini sangat subjektif dan sering kali berkaitan dengan penampilan, keterampilan, dan konsep musik artis. Isi laporan ini disebarluaskan di kalangan penggemar dan media, sehingga merusak reputasi artis yang dituduh.
HYBE pernah melontarkan tuduhan plagiarisme terhadap karya artis dari agensi lain tanpa memberikan bukti yang meyakinkan. Tuduhan plagiarisme ini jelas berdampak negative terhadap karier artis, karena dapat merusak kredibilitasnya sebagai artis.
Ada dugaan bahwa HYBE memanipulasi data penjualan album dan lagu artis sehingga membuat artis dari agensi lain terlihat kurang sukses. Dengan memanipulasi data, HYBE dapat mempengaruhi opini negatif publik terhadap artis pesaing.
Menurut dokumen internal mereka telah merencanakan permainan media negatif terhadap penampilan langsung Aespa di Coachella, mengunggah foto-foto masa lalu anggota RIIZE, menuduh NMIXX menjilat feminis, mengkritik visual ZEROBASEONE dan DKZ.
Artis yang dituduh dapat mengalami penurunan reputasi yang signifikan, terutama jika tuduhannya sulit untuk dibantah. Hal ini dapat mempengaruhi popularitas dan karier mereka. Citra agensi yang menaungi artis yang dituding juga akan rusak. Hal ini dapat mempengaruhi kepercayaan publik terhadap agensi tersebut dan sulit untuk menarik investor baru.
Nah di atas merupakan drama hybe yang masih menjadi perbincangan di publik, namun membingungkan bukan? HYBE telah menjadi pusat perhatian di industri musik K-pop karena serangkaian skandal yang mengguncang perusahaan. Mulai dari konflik internal dengan anak perusahaannya, hingga tuduhan penjualan informasi pribadi artis. Skandal ini tidak hanya merusak reputasi HYBE, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran mengenai etika bisnis di industri hiburan.
Tindakan HYBE memicu perdebatan sengit antara penggemar dan industri musik. Di sisi lain, banyak yang mengkritik tindakan HYBE sebagai pelanggaran etika bisnis dan pelanggaran privasi. Ada pun sebagian orang menilai industri musik begitu kompetitif sehingga perilaku seperti itu adalah hal yang wajar.
Sangat menyayangkan terjadinya seputar HYBE. Sebagai penggemar K-pop, saya berharap industri musik menjadi tempat yang sehat dan positif bagi para artis. Tindakan HYBE yang merendahkan artis lain dan karyawannya yang melanggar privasi adalah tindakan yang tidak dapat diterima.
Kami kejadian ini dapat menjadi titik balik bagi HYBE dan seluruh industri musik K-pop. HYBE perlu memulai reformasi internal yang serius dan bertanggung jawab atas tindakannya sendiri. Industri musik juga perlu menerapkan peraturan yang lebih ketat untuk mencegah skandal serupa di masa depan.
Kami sebagai penggemar juga memiliki peran penting. Kita perlu menjadi konsumen yang cerdas dan tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang belum tentu benar. Kita juga perlu mendukung artis favorit kita dengan cara yang positif dan tidak merugikan orang lain. Secara keseluruhan, skandal HYBE merupakan peringatan bagi kita semua. Kita harus terus memantau perkembangan industri musik dan memastikan artis bebas dan diperlakuan secara adil.
Biodata Penulis:
Dewi Nur Haliza saat ini aktif sebagai mahasiswi di Universitas Sebelas Maret.