Masa perkuliahan adalah waktu yang dinantikan dan diidam-idamkan oleh banyak orang, terutama para remaja. Namun, bagi sebagian mahasiswa, kehidupan perkuliahan tidak selalu menyenangkan. Menjadi anak laju atau mahasiswa yang harus bolak-balik dari rumah ke kampus setiap hari mungkin terdengar seperti pilihan yang praktis dan ekonomis. Bayangkan saja tidak perlu mengeluarkan biaya untuk menyewa kamar kos dan bisa tetap menikmati kenyamanan rumah.
Tapi, siapa bilang jadi anak laju di masa perkuliahan itu enak? Mari kita kupas tantangan dan realitas jadi anak laju di masa perkuliahan.
Tantangan Menjadi Anak Laju
1. Rutinitas Perjalanan yang Melelahkan
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi anak laju adalah perjalanan panjang yang harus mereka tempuh setiap hari. Bangun pagi-pagi buta untuk bersiap-siap dan langsung mengejar transportasi umum atau mengemudi kendaraan sendiri dalam kondisi lalu lintas yang padat dan dengan jarak yang jauh merupakan hal yang sangat melelahkan. Belum lagi waktu pulang harus mengendarai kendaraan sendiri dalam kondisi yang sangat lelah, apalagi perjalanan pulang yang jauh sering kali membuat mereka sampai rumah sudah malam.
Kondisi ini tentu saja menguras energi dan menghabiskan waktu luang yang seharusnya bisa mereka miliki untuk belajar atau beristirahat. Menempuh perjalanan jauh ini sangat berpengaruh pada kesehatan fisik dan mental mereka sehingga rentan terganggu.
2. Manajemen Waktu yang Ketat
Menjadi anak laju memerlukan kemampuan manajemen waktu yang luar biasa. Mereka harus pandai mengatur jadwal agar tidak terlambat masuk kelas, menyelesaikan tugas tepat waktu, dan tetap memiliki waktu untuk beristirahat. Strategi efektif seperti membuat jadwal harian, memprioritaskan kegiatan, dan menghindari prokrastinasi dapat membantu anak laju dalam memanajemen waktu.
Menjadi anak laju sangat menguras waktu mereka untuk bermain dulu sebelum pulang bersama teman-teman mereka, karena harus cepat-cepat pulang agar sampai rumah tidak kemalaman.
3. Biaya Transportasi yang Tidak Sedikit
Meskipun tidak perlu membayar sewa kamar kos, anak laju tetap harus mengeluarkan biaya untuk transportasi. Entah itu untuk membeli bensin, tiket angkutan umum, ataupun biaya parkir.
Biaya-biaya ini jika dijumlahkan bisa cukup menguras kantong. Sebagai perbandingan biaya transportasi ini bisa setara dengan biaya kost bulanan.
4. Kehidupan Sosial yang Terkorbankan
Anak laju sering kali harus mengorbankan kehidupan sosial mereka. Ketika teman-teman kampus bisa dengan mudah berkumpul atau mengerjakan tugas bersama setelah jam kuliah, anak laju harus segera pulang untuk menghindari kemacetan dan menghindari sampai rumah kemalaman, atau karena tidak ada lagi transportasi umum yang tersedia.
Hal ini bisa membuat mereka merasa terisolasi atau ketinggalan dalam berbagai kegiatan sosial dan akademis di kampus. Untuk mengatasi ini, anak laju bisa bergabung dengan komunitas online atau mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang fleksibel.
5. Tidak Punya Tempat untuk Menunggu Jam Kelas Selanjutnya
Tantangan terbesar anak laju ialah ketika memiliki jam mata kuliah dengan jarak waktu yang lama hingga berjam-jam. Mereka akan kesulitan untuk mendapatkan tempat untuk menunggu jam kuliah selanjutnya. Anak laju tidak mungkin rela bolak-balik dari rumah ke kampus hanya karena jam kuliah yang berjarak satu, dua atau tiga jam saja, mereka pasti akan berusaha menghemat bensin kendaraan dan uang mereka.
Jika anak kos akan dapat pulang ke kosan terlebih dahulu untuk beristirahat sambil menunggu jam mata kuliah selanjutnya, anak laju tidak dapat melakukan hal tersebut, kecuali jika mereka mendapatkan tumpangan kos milik temannya. Anak laju akan mencari kesibukan yang lain dan mencari tempat yang nyaman untuk mereka menunggu jam kuliah selanjutnya, yang tentu saja berada di sekitar kampus untuk menghemat biaya bensin atau ongkos kendaraan umum.
Manfaat Menjadi Anak Laju
1. Mengembangkan Sikap Disiplin
Menjadi anak laju memungkinkan mahasiswa mengembangkan sikap disiplin. Mereka belajar mengatur waktu agar efektif, mereka belajar untuk selalu tepat waktu agar tidak terlambat sampai di kampus, mereka harus bisa mengatur waktu untuk dapat mengerjakan tugas dengan tepat waktu walaupun waktu mereka terkuras untuk perjalanan, dan mereka akan lebih memprioritaskan kegiatan yang bermanfaat daripada bermain.
Sikap disiplin ini tentu tidak hanya membantu dalam kehidupan akademik, tetapi juga membantu mengembangkan diri untuk karier di masa depan dan sikap disiplin ini sangat bermanfaat untuk kehidupan pribadi mahasiswa.
2. Menghemat Biaya
Menjadi anak laju merupakan salah satu alternatif untuk menghemat pengeluaran di masa perkuliahan. Menjadi anak laju tidak perlu membayar sewa kamar kos karena sudah tinggal di rumah orang tua sendiri, menjadi anak laju dapat menghemat biaya makan karena sudah dimasakkan orang rumah.
Dengan demikian menjadi anak laju dapat lebih menghemat biaya bulanan, mereka dapat mengalokasikan dana yang mereka dapat untuk kebutuhan lain, mereka dapat mengurangi beban keuangan keluarga karena tidak perlu memikirkan biaya sewa kos, dan menjadi anak laju dapat mengajarkan untuk dapat mengelola keuangan dengan bijak.
3. Bertemu Keluarga Setiap Hari
Keuntungan terbesar menjadi anak laju ialah dapat tetap tinggal bersama keluarga. Jika anak kos tidak dapat setiap hari bertemu keluarga mereka, maka anak laju dapat setiap hari tetap bertemu keluarga mereka.
Menjadi anak laju akan merasa lebih terlindungi dan lebih bersemangat dalam menjalani perkuliahan karena dorongan dan dukungan dari keluarga yang mereka dapatkan secara langsung. Apalagi ketika sakit, anak laju akan ada keluarga yang merawat mereka, berbanding terbalik dengan anak kos yang harus bertahan untuk sembuh sendiri ketika sedang sakit karena jauh dari keluarganya.
Menjadi anak laju di masa perkuliahan bukanlah hal yang mudah. Tantangan seperti perjalanan yang jauh, manajemen waktu yang ketat, biaya transportasi yang tidak sedikit, dan kehidupan sosial yang terkorbankan harus mereka hadapi setiap hari. Namun, manfaat seperti pengembangan sikap disiplin, menghemat biaya hidup selama kuliah, dan dapat bertemu keluarga setiap hari dapat mereka peroleh.
Dengan memahami kedua sisi ini, tantangan yang dihadapi anak laju bukanlah suatu hambatan, melainkan sebuah peluang untuk memperkuat sikap disiplin, mengembangkan keterampilan, dan memperkuat hubungan keluarga. Dengan menyikapi tantangan tersebut dengan bijak dan memanfaatkan manfaat yang ada, mahasiswa dapat mencapai kesuksesan akademik dan pribadi mereka.
Biodata Penulis:
Nafiatur Rahima saat ini aktif sebagai mahasiswa, program studi PPKn, di Universitas Sebelas Maret.