Sejarah Permainan Monopoli: Dari Keadilan Sosial ke Kontroversi Ekonomi

Sejarah Monopoli menceritakan kisah yang mengesankan dan sedikit kelam, yang tadinya hanya ingin memberikan pendidikan kritis bagi masyarakat ...

Monopoli merupakan permainan yang sering dimainkan pada waktu kecil oleh berbagai orang di dunia, biasanya dimainkan pada waktu luang dengan teman-teman kita. Namun, di balik sederhana dan kemudahannya permainan ini, terdapat sejarah yang dibilang sedikit kelam dalam monopoli ini. Berawal dari rancangan sistem pendidikan untuk mengkritik kapitalisme, Monopoli sedikit demi sedikit berubah menjadi simbol kekayaan yang melibatkan kompetisi dan ketidaksetaraan antara manusia. Dalam esai yang saya buat ini, saya sendiri akan menceritakan tentang sejarah kelam Monopoli yang saya ambil dari beberapa artikel dan jurnal di media sosial.

Monopoli pertama kali diperkenalkan oleh Elizabeth Magie pada tahun 1904 dengan nama "The Landlord's Game". Permainan ini dibuat dengan tujuan untuk mengedukasi orang lain tentang dampak negatif dari sistem monopoli dan kepemilikan properti yang tidak terkendali. Dalam permainan ini pemain dihadapkan pada realita jika kita menimbun kekayaan yang tak terkontrol kita akan merugikan banyak orang dan merusak tatanan sosial yang ada di sekitarnya. Elizabeth Magie penemu permainan ini ingin memperlihatkan pentingnya keadilan sosial dan pemerataan kekayaan di atas semuanya untuk semua manusia di dunia.

Sejarah Permainan Monopoli

Tetapi, pada tahun 1934, Charles Darrow mengambil alih ide dari Elizabeth Magie, kemudian menyebarkan dan menggantinya menjadi permainan "Monopoli" yang kita kenal hingga saat ini. Charles Darrow pertama kali memainkan Monopoli versi Atlantic City milik Quaker pada tahun 1933. Karena menganggur dan sedang mencari hobi baru, ia langsung terobsesi dengan permainan tersebut. Darrow meminta temannya dan seniman Franklin Alexander (1925-2007) untuk menggambar versi papan permainan yang baru dan lebih kaya ilustrasi, yang kemudian ia patenkan dan mulai dipasarkan.

Pada tahun 1935, ia menjual patennya kepada Parker Brothers seharga $7.000 ditambah royalti. Ketika para eksekutif di Parker Brothers mendesak Darrow untuk memberikan rincian tentang pembuatan Monopoli, ia bersikeras bahwa permainan tersebut adalah "gagasannya" yang diciptakan untuk "satu-satunya tujuan menghibur diri sendiri," tetapi pada akhirnya Charles Darrow mengubah inti dari permainan yang diciptakan oleh Elizabeth Magie yang sebelumnya menciptakan "The Landlord's Game" untuk mengkritik sistem kapitalisme, diubah oleh Charles Darrow menjadi simbol dari kapitalisme itu sendiri.

Setelah diakuisisi oleh Parker Brothers, Monopoli langsung menjadi simbol "American Dream." Permainan ini juga memberi tahu para pemain bahwa orang yang berhasil membeli dan mengembangkan properti lebih dahulu maka akan mempunyai peluang yang besar untuk mengalahkan pemain lain dan pada akhirnya akan menjadi pemenang dari permainan ini. Konsep monopoli ini juga berkaitan dengaan ideologi kapitalis dengan mengutamakan individualisme dan persaingan yang kuat. Namun, realitanya terlihat jelas dalam permainan Monopoli bahwa kesuksesan dapat diperoleh dan sering didapat dengan mengorbankan dan menjatuhkan orang lain. Kemenangan dalam Monopoli berarti kekalahan untuk pemain lain, menguatkan bahwa monopoli merugikan orang lain dan mendukung ketidaksetaraan antar sesama.

Kritik untuk permainan Monopoli tidak berasal dari sudut pandang sosial saja melainkan juga menyangkut sudut pandang ekonomi. Permainan ini menegaskan gagasan bahwa kekayaan merupakan tujuan utama dan akhir, sedangkan dampak sosial dari harta dan kekayaan yang tidak merata kerap dan bahkan selalu diabaikan. Di dalam kondisi masyarakat modern, kesenjangan sosial dan ekonomi semakin menguat, Monopoli dapat dicermati sebagai cerminan nilai yang sudah ketinggalan zaman dan kurang relevan dengan tantangan yang dihadapi pada zaman modern.

Di tengah kesadaran sosial yang semakin menguat, Monopoli dihadapkan banyak kontroversi. Masyarakat mulai menyadari terhadap permainan ini, meskipun kelihatannya sederhana dan biasa saja, namun secara tidak langsung juga menyebarkan ideologi yang cukup merugikan bagi kebanyakan orang. Dalam beberapa dekade terakhir, berbagai versi permainan Monopoli telah dirancang untuk menggambarkan isu kontemporer, contohnya seperti keberlanjutan dan tanggung jawab sosial. Permainan Monopoli bersifat sementara saja dan tidak mengubah inti dari permainan, yaitu mempertahankan prinsip kompetisi yang merugikan.

Pengamat mengemukakan bahwa Monopoli perlu diganti atau diganti konsepnya agar lebih memperlihatkan nilai kesetaraan dan keadilan sosial. Dalam salah satu versinya, yaitu "Monopoly for Good," berupaya untuk mengedukasi pemain mengenai dampak sosial dan lingkungan dari keputusan ekonomi. Hal ini dapat disimpulkan bahwa permainan dapat berfungsi sebagai refleksi dan berdiskusi, tidak hanya sekedar hiburan saja.

Sejarah Monopoli menceritakan kisah yang mengesankan dan sedikit kelam, yang tadinya hanya ingin memberikan pendidikan kritis bagi masyarakat tetapi malah menjadi simbol kapitalisme yang kontroversial bagai pedang bermata dua. Meskipun awalnya dibuat untuk mengedukasi tentang keadilan sosial, namun permainan ini telah berubah menjadi gagasan baru yang menciptakan kesadaran tentang dampak dari kekayaan yang tidak merata.

Dalam dunia yang semakin memahami pentingnya keadilan sosial dan ekonomi, permainan ini juga bisa berguna lebih dari sekadar permainan tergantung cara kita memandang, permainan ini memiliki potensi untuk mengubah cara kita melihat pergerakan gelombang sosial dan ekonomi yang ada di sekitar. Dengan kembali ke inti dan mengadaptasi nilai dari permainan itu sendiri, kita dapat menciptakan narasi baru yang lebih berintegritas dan menggugah kesadaran tentang pentingnya keadilan dalam sistem ekonomi kita.

Biodata Penulis:

Andika Maulana saat ini aktif sebagai mahasiswa di Universitas Sebelas Maret Surakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.