Rumah: Lebih dari Sekadar Bangunan, Tempat Berbagi Cerita dan Kasih Sayang

Keluarga selalu ada buat kita dalam suka maupun duka. Meskipun hubungan keluarga tak selamanya harmonis, tetapi ikatan darah akan selalu membuat ...

Rumah memang identik dengan dinding dan atap, akan tetapi tak semua rumah itu berbentuk bangunan, bisa jadi itu sahabat, keluarga, ataupun pasangan yang bisa menjadi "rumah" bagi seseorang yang ingin menjadi diri sendiri tanpa harus memikul bebannya sendirian. Memberikan kenyamanan dan kedamaian. Saat merasa lelah, rumah ini bisa menjadi tempat untuk bersandar dan meringankan beban pikiran.

Peran Keluarga

Keluarga selalu ada buat kita dalam suka maupun duka. Meskipun hubungan keluarga tak selamanya harmonis, tetapi ikatan darah akan selalu membuat kita tidak bisa jauh dari keluarga. Keluarga juga menjadi tempat seseorang merasa diterima apa adanya, tanpa syarat. Tapi tak semua orang nyaman berkeluh kesah di keluarga karena bisa jadi mereka takut akan respon ayah atau ibu yang tidak sesuai yang diharapkan.

Peran Keluarga

Penting untuk diingat bahwa tidak ada salahnya mencurahkan isi hati kepada keluarga, karena mereka lah lingkungan kecil yang terdekat dengan kita. Meskipun terkadang responnya tidak sesuai, mungkin bisa jadi itu yang terbaik buat kita jadi tergantung bagaimana kita memahami respon tersebut. Sebisa mungkin tetap bercerita kepada keluarga karena mereka juga berhak tau masalah yang sedang kita hadapi.

Sahabat dan Pasangan Merupakan Rumah Kedua

Saat lelah menghadapi tuntutan kerja, banyaknya tugas kuliah, atau masalah pribadi, kumpul bersama sahabat bisa menjadi obat karena mereka dapat memahami perasaan kita serta menyakinkan bahwa kita tidak akan pernah sendirian dalam menghadapi tantangan. Terkadang, menceritakan hal random, menertawakan hal-hal tidak penting bersama sahabat juga bisa melupakan sejenak beban yang ada di kepala.

Sahabat dan Pasangan Merupakan Rumah Kedua

Selain kepada keluarga dan sahabat, pasangan juga bisa menjadi rumah buat kita. Dengan pasangan kita juga bisa menjadi diri sendiri karena berbagi beban dengan orang yang dicintai bisa mengatasi masalah dengan lebih baik. Pasangan hampir mirip dengan sahabat karena didekat mereka kita bisa merasakan emosi kebahagiaan yang tidak dapat diutarakan lewat kata-kata.

Ruang untuk Diri Sendiri

Tentu tidak semua orang bisa berbagi masalah dengan keluarga, sahabat ataupun pasangan, tetapi kita bisa melepas penat bisa melalui hobi atau hal-hal yang membuat kita senang. Contohnya dengan mendengarkan musik atau menonton film. Meskipun itu tidak bisa mendengarkan keluh kesah kita tapi setidaknya bisa membuat kita melepas penat dan membuat kita merasa terhibur.

Memakan es krim juga bisa meringankan beban pikiran karena masalah. Rasa dingin dan manis dari es krim seakan menghipnotis pikiran untuk menjadi lebih rileks. Tak hanya itu, membaca buku, meditasi, me time, kebanyakan orang jaman sekarang melakukan hal tersebut untuk menenangkan pikiran mereka supaya tidak keberatan kepala karena kebanyakan masalah.

Di antara itu semua ada cara meringankan beban masalah paling sederhana yaitu dengan cara menangis. Seperti di dalam lirik lagu "Runtuh" – Feby Putri & Fiersa Besari, “Namun bolehkah sekali saja ku menangis, sebelum kembali tuk bohongi diri”. Tentu itu diperbolehkan, karena tak semua orang bisa terbuka dengan keluarga ataupun sahabat jadi menangis adalah pilihan terbaik untuk membuat kita merasa tenang.

Dalam kehidupan sekarang penting untuk menemukan tempat untuk berkeluh kesah, karena kita manusia yang merupakan makhluk sosial tidak mungkin akan bisa menghadapi masalah sendirian. Hakekatnya manusia tetap butuh satu sama lain, maka dari itu sebisa mungkin membantu teman, keluarga, maupun pasangan untuk mengurangi beban pikiran mereka dengan cara mendengarkan ceritanya dan menghiburnya.

Tapi jika ternyata kita tidak mempunyai tempat untuk berkeluh kesah bukan berarti kita tidak bisa menyelesaikan masalah dan akan terus terkurung dalam masalah tersebut. Pasti setiap masalah akan ada jalan keluarnya, tinggal bagaimana kita menghadapinya. Jika tidak ada tempat untuk cerita kita bisa mengatasinya dengan apa yang sudah disinggung di atas.

Biodata Penulis:

Nadiva Qumil Laila, saat ini aktif sebagai mahasiswa di Universitas Sebelas Maret, program studi Pendidikan Administrasi Perkantoran.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.