Sebagai mahasiswa yang berkuliah di Universitas TJR, alias Tak Jauh dari Rumah, tak jarang mereka lebih memilih untuk berkuliah PP dibandingkan ngekost. Padahal jarak beberapa mahasiswa PP dapat mencapai 30 menit hingga paling lama 180 menit atau 3 jam.
Kehidupan saya sebagai mahasiswi PP juga diwarnai dengan berbagai tantangan. Mulai dari arus perjalanan yang tidak menentu, hingga kesulitan menjaga kesehatan akibat pola makan yang tidak teratur dan sering kali berkurangnya jam tidur. Akan tetapi, di balik semua itu tersimpan keindahan yang tak ternilai. Saya belajar mandiri, bertanggung jawab dan menghargai waktu. Perjalanan menjadi seorang mahasiswi PP ini adalah metafora tentang kehidupan. Perjalanan ini mengajarkan saya tentang arti pejuangan, kesabaran, kegigihan dan juga mengajarkan saya tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara kehidupan akademik dan kehidupan sosial.
Mahasiswa yang kuliah PP harus mempersiapkan lebih awal. Apa yang harus disiapkan dan apa saja yang harus dibawa sudah harus tergambar agar meminimalisir kelupaan atau ketinggalan suatu hal dan barang. Belum lagi jika kita mulai kelas pada pagi hari, kita harus sudah bangun lebih awal agar berangkat tidak tergesa-gesa. Di perjalanan pasti sering mengeluhkan kenapa harus bangun dan berangkat pagi-pagi, walaupun ya tetap dijalani setiap harinya.
Waktu perjalanan yang panjang adalah beban yang berat bagi mahasiswa kuliah pulang pergi. Kalau anak kos bisa bangun dan berangkat ke kampus mepet jam masuk, tentu itu tidak bisa dilakukan oleh mahasiswa PP. Sebagai mahasiswa PP kita harus bisa bangun lebih awal, menghabiskan waktu berjam-jam untuk menempuh perjalanan ke kampus, dan menerjang ramai dan macetnya jalanan. Misal kita ada kelas di jam 7 pagi, sebelum jam 6 pagi kita sudah harus berangkat. Kalau nggak gitu kita akan tergesa-gesa dan bisa jadi terlambat karena lalu lintas pagi pasti sangat padat. Apalagi kalau jalanan ramai dengan kendaraan besar, dari rumah kita sudah dandan rapi tapi sampai kampus jadi kusam dan kucel seperti belum mandi.
Belum lagi jika kita sudah berangkat dan kelas tiba-tiba ditiadakan, rasanya tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Inilah yang sangat memakan energi dan waktu, namun meski begitu tetap kita jalani sambil mengeluh setiap hari.
Banyak faktor yang membuat mahasiswa lebih memilih kuliah PP dibandingkan ngekost, biasanya untuk mengurangi pengeluaran agar tidak memberatkan orang tua, tidak berani ngekost atau tinggal sendirian, atau bahkan belum siap untuk hidup mandiri. Tetapi di balik mahasiswa yang melakukan perjalanan kuliah dengan pulang pergi ada plus dan minusnya sendiri, di antaranya bisa lebih dekat dengan keluarga, pengeluaran biaya lebih minimum, melatih kemampuan menejemen waktu, Budget yang harus diperhatikan untuk transportasi, terkurasnya waktu dan energi.
Biodata Penulis:
Desri Nur Laili saat ini aktif sebagai mahasiswa, Pendidikan Kimia, di UNS. Penulis bisa disapa di Instagram @lihnly._