Puisi: Usai Tarian (Karya Wayan Jengki Sunarta)

Puisi "Usai Tarian" karya Wayan Jengki Sunarta menggambarkan perasaan melankolis dan kebingungan yang muncul setelah perjalanan yang melelahkan.
Usai Tarian

lirih tarian kecak
meluruhkan lakon lakon
hanyut entah ke mana

sesekali dengan diri
kita saling tak mengerti
tak tahu arah yang mesti ditempuh
usai perjalanan meletihkan ini

lumat masa lalu. basuh luka
dan rasakan
esok entah berupa apa

keasingan manusia,
gubug lusuh di sudut senja
keengganan memancar
deraan takdir
sandiwara tanpa jiwa

basuh kenangan. lumat kekasihmu !

suara kecak luruh
senja lirih
melarung rama
dan sita

ngalir ke barat. ke barat.

1996

Sumber: Impian Usai (2007)

Analisis Puisi:

Puisi "Usai Tarian" karya Wayan Jengki Sunarta menggambarkan perasaan melankolis dan kebingungan yang muncul setelah perjalanan yang melelahkan.

Kehidupan sebagai Sebuah Tarian: Puisi ini menggunakan metafora tarian, khususnya tarian kecak, untuk merepresentasikan kehidupan. Metafora ini mewakili perjalanan hidup yang berkesinambungan, seperti sebuah pertunjukan di mana kita terlibat tanpa benar-benar mengerti tujuan atau arah yang akan diambil.

Kebingungan dan Ketidakpastian: Ada kesan kebingungan dan ketidakpastian yang menghantui. Penyair menggambarkan perasaan bahwa, meskipun perjalanan telah berakhir, kita masih tidak tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya atau bagaimana melanjutkan ke depan.

Menghadapi Masa Lalu dan Masa Depan: Puisi ini mengeksplorasi perasaan tentang masa lalu dan masa depan. Penyair mengajak untuk memahami, menerima, dan mencuci luka dari masa lalu untuk kemudian membuka diri terhadap masa depan yang tidak pasti.

Kesunyian dan Kekecewaan: Ada nuansa kesunyian dan kekecewaan yang tersirat di dalam puisi, yang mungkin menggambarkan kekosongan setelah perjalanan usai atau mungkin juga perasaan kesepian yang menimpa manusia di dalam hidupnya.

Pesan Akhir yang Terbuka: Pesan akhir dari puisi ini mengarahkan pembaca untuk menyerahkan diri pada arus waktu yang tak terelakkan, dengan perasaan mengalir ke arah barat, arah yang sering kali diasosiasikan dengan kejatuhan atau penurunan.

Puisi "Usai Tarian" membawa pembaca ke dalam perjalanan setelah tarian selesai. Melalui bahasa metaforis dan perasaan kebingungan, puisi ini mencerminkan perjalanan kehidupan yang terkadang penuh dengan ketidakpastian dan perubahan yang sulit dipahami. Pesannya memberi kesan tentang menerima masa lalu dan memasuki masa depan dengan keberanian, walaupun arah yang akan diambil masih tidak pasti.

Wayan Jengki Sunarta
Puisi: Usai Tarian
Karya: Wayan Jengki Sunarta

Biodata Wayan Jengki Sunarta:
  • Wayan Jengki Sunarta lahir pada tanggal 22 Juni 1975 di Denpasar, Bali, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.