Puisi: Surat (Karya Mansur Samin)

Puisi "Surat" karya Mansur Samin menggambarkan dinamika hubungan antara seorang ayah dan anaknya dalam konteks perjuangan sosial dan politik.
Surat

Ramli anakku, tidakkah kau mau kembali
ibumu menunggu dan lama mencari
kiranya ke markas KAPPI ini kau bergabung
telah seminggu dinanti tak pulang tidur

Bagaimana dengan kesehatanmu
Apakah penyakitmu kambuh?
Ayah dengar kabar kemarin
makan kalian, sehari cuma sekali

Kembalilah ke rumah, anakku
sayangi ibumu yang terus menunggu
adik-adik rindu padamu
dan ingat pesanku, siapa tau
pelor kesasar taktentu kawan-lawan
saat-saat begitu anakku, ingatlah Tuhan
semoga kau terhindar dari bahaya

Jika berangkat demonstrasi
Bacalah tetap Ayatkursi

Dengan tangkas ia angkat pinsil
menulis di selembar kertas kecil:
"Ayah sudah terlalu tua
dalam mengikuti jaman berubah
yang penting kalian maklumi
tujuan aksi perlawanan KAPPI
menggugat para menteri yang bengal
tak mau dengar bahwa rakyat lapar!"

Sumber: Angkatan 66 (1968)

Analisis Puisi:

Puisi "Surat" karya Mansur Samin adalah sebuah karya yang menggambarkan dinamika hubungan antara seorang ayah dan anaknya dalam konteks perjuangan sosial dan politik. Melalui penggunaan surat sebagai medium komunikasi, Samin mengungkapkan kekhawatiran, harapan, dan pesan-pesan penting kepada sang anak.

Penggunaan Format Surat: Mansur Samin menggunakan format surat untuk menyampaikan pesannya kepada anaknya, Ramli. Penggunaan format ini memberikan kesan personal dan intim, seolah-olah sang ayah sedang berbicara langsung kepada anaknya. Hal ini menciptakan hubungan emosional yang kuat antara pembaca dan puisi.

Ekspresi Kekhawatiran dan Cinta Ayah: Dalam suratnya, sang ayah mengekspresikan kekhawatirannya terhadap kesehatan dan keselamatan anaknya. Dia mengingatkannya akan tanggung jawabnya sebagai anggota keluarga dan perhatian yang harus diberikan kepada ibunya dan adik-adiknya. Ayah tersebut juga menunjukkan cintanya yang mendalam terhadap anaknya dengan menekankan perlunya Ramli kembali ke rumah.

Pesan Politis dan Sosial: Puisi ini juga mencerminkan konteks sosial-politik yang mempengaruhi kehidupan keluarga tersebut. Ayah Ramli menyuarakan keinginan untuk anaknya bergabung dengan perjuangan KAPPI, yang dilihatnya sebagai bentuk perlawanan terhadap ketidakadilan dan kesengsaraan rakyat. Pesan ini mencerminkan aspirasi untuk perubahan sosial dan keadilan yang lebih besar.

Pertentangan Generasi dan Nilai-Nilai: Surat ini juga menyoroti pertentangan antara generasi yang berbeda dan perbedaan nilai. Sang ayah mewakili generasi yang lebih tua, yang telah melalui perjuangan hidup dan memiliki pandangan politik yang kuat. Sementara itu, Ramli, sebagai generasi muda, mungkin memiliki pandangan dan prioritas yang berbeda.

Kesimpulan yang Terbuka: Puisi "Surat" meninggalkan kesan tentang kompleksitas hubungan keluarga, perjuangan sosial, dan pertentangan nilai di dalamnya. Mansur Samin berhasil mengekspresikan lapisan emosional dan sosial yang dalam melalui medium puisi, memberikan pembaca pemahaman yang lebih baik tentang dinamika kehidupan manusia dan perjuangan mereka dalam menghadapi tantangan hidup.

Dengan demikian, puisi "Surat" karya Mansur Samin adalah sebuah karya yang menggugah dan memprovokasi pemikiran tentang hubungan antar-generasi, nilai-nilai politik, dan perjuangan sosial yang menjadi bagian integral dari kehidupan manusia.

Mansur Samin - Horison
Puisi: Surat
Karya: Mansur Samin

Biodata Mansur Samin:
  • Mansur Samin mempunyai nama lengkap Haji Mansur Samin Siregar;
  • Mansur Samin lahir di Batang Toru, Tapanuli Selatan, Sumatra Utara pada tanggal 29 April 1930;
  • Mansur Samin meninggal dunia di Jakarta, 31 Mei 2003;
  • Mansur Samin adalah anak keenam dari dua belas bersaudara dari pasangan Haji Muhammad Samin Siregar dan Hajjah Nurhayati Nasution;
  • Mansur Samin adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.