Puisi: Pendatang (Karya Mansur Samin)

Puisi "Pendatang" karya Mansur Samin mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kompleksitas dan ketidakpastian dalam perjalanan pencarian makna ...
Pendatang

Percaya dengan dera pertama
lentera besar reda depan samar
di sudut rindu rasa kenal menyasar

Peluk mata bermimpi raga
luasa dan percaya ialah Nina
tapi di mana pernah jumpa?

Zaman Siap sepanjang bukit utara
membuarkan warna semua tengadah
kotaku korban aksi bumihangus

Sepi kamar begini ke mana ia pergi
di pojok tertulis: "Sekretaris Menteri"

ujud kehidupan serba bisa terlangsungkan?

Sumber: Dendang Kabut Senja (1985)

Analisis Puisi:

Puisi "Pendatang" karya Mansur Samin adalah sebuah karya yang sarat dengan simbolisme dan makna yang mendalam.

Identitas dan Pencarian: Puisi ini membahas tentang pencarian akan identitas dan tujuan hidup. Tokoh utama, yang disebut sebagai "Nina", terlihat sedang mencari jati dirinya di tengah kebingungan dan ketidakpastian. Ia merasa seperti seorang pendatang yang tersesat, mencoba mencari rasa familiar di tengah lingkungan yang asing baginya.

Rasa Kepercayaan dan Keraguan: Tokoh Nina mengalami perasaan yang bercampur antara kepercayaan dan keraguan. Meskipun ia merasa yakin dengan keputusannya, terdapat juga kebingungan dan ketidakpastian yang melingkupinya. Hal ini tercermin dari penggunaan kata-kata seperti "percaya" dan "tapi di mana pernah jumpa?" yang menunjukkan konflik internal yang dialaminya.

Simbolisme Alam dan Perubahan Sosial: Puisi ini menggunakan simbolisme alam untuk mencerminkan perubahan sosial yang terjadi di sekitar tokoh utama. Penggunaan metafora seperti "lentera besar" yang redup dan "warna semua tengadah" mencerminkan suasana gelap dan kekacauan yang mengelilingi tokoh Nina. "Kotaku korban aksi bumihangus" menggambarkan kerusakan lingkungan dan perubahan drastis yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Pergulatan dengan Realitas: Tokoh utama dalam puisi ini tampak terperangkap dalam pergulatan dengan realitas yang keras dan tidak menentu. Ia mencoba mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang tujuan hidupnya, namun terlihat kebingungan dan kehilangan arah. Bahkan, penemuan tulisan "Sekretaris Menteri" di pojok kamar menunjukkan bahwa ia merasa terasing dari lingkungan sekitarnya.

Puisi "Pendatang" adalah gambaran yang kuat tentang pergulatan individu dalam mencari identitas dan tujuan hidup di tengah perubahan sosial dan lingkungan yang cepat berubah. Dengan penggunaan simbolisme dan bahasa yang kuat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kompleksitas dan ketidakpastian dalam perjalanan pencarian makna hidup.

Puisi Mansur Samin
Puisi: Pendatang
Karya: Mansur Samin

Biodata Mansur Samin:
  • Mansur Samin mempunyai nama lengkap Haji Mansur Samin Siregar;
  • Mansur Samin lahir di Batang Toru, Tapanuli Selatan, Sumatra Utara pada tanggal 29 April 1930;
  • Mansur Samin meninggal dunia di Jakarta, 31 Mei 2003;
  • Mansur Samin adalah anak keenam dari dua belas bersaudara dari pasangan Haji Muhammad Samin Siregar dan Hajjah Nurhayati Nasution;
  • Mansur Samin adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Kubu Bagaimana akan bergembira kalau pada detik ini ada bayi mati kelaparan atau seorang istri bunuh diri karena sepi atau setengah rakyat terserang wabah sakit - ba…
  • PerjalananPada jalan raya berlumpurdi balantara ujung duniaperjalanan ini bagai di terungkutak bisa lalu.Maka khayal berkisah seram bertaludengan nafas kecut bencana ditunggudoa se…
  • Katanya Kaukatanya kau keturunan pisaukatanya kau keturunan pisau yang terengahkatanya kau keturunan pisau yang terengah dan    mengucurkan darahkatanya kau keturunan pis…
  • Pemulung Kecil Tengah malam pemulung kecil itu datang memungut barang-barang yang berserakan di lantai rumah: onggokan sepi, pecahan bulan, bangkai celana, bekas nasib, kepi…
  • Ikrar Para Penganggur Lepaskan belenggu pengangguran menjerat jiwa semakin parah melahirkan wajah-wajah kepalsuan pembawa wabah penyakit menular. Kami dari sekian pengang…
  • Piano : Ananda Sukarlan Telah kuserahkan hatiku yang lelah ke dalam tanganmu, piano. Cepat, cepat mainkan lagu terbaikmu. Di padang henin…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.