Puisi: Hujan (Karya Salisa Amalia Khusna)

Puisi "Hujan" karya Salisa Amalia Khusna menggambarkan hujan sebagai simbol kasih sayang alam, harapan, dan pengorbanan tanpa pamrih.

Hujan


Datang bersama awan
Menutup matahari yang sedang bersinar terang
Datang dengan tiba-tiba
Seakan membawa berita duka

Tetes-tetes air kian terasa
Bersama angin yang menemaninya
Dengan petir yang mengiringinya
Seakan hujan ingin bercerita tentang murkanya alam semesta

Derasnya hujan,
Seperti derai harapan sang alam semesta
Memberikan yang terbaik untuk mahluk yang hidup di dalamnya
Meskipun dirusak oleh manusia
Keikhlasan yang mengalir terus tiada ujungnya
Tuk memberikan manfaat bagi sekitarnya tanpa berharap imbalan yang sama

2024

Analisis Puisi:

Puisi "Hujan" karya Salisa Amalia Khusna adalah refleksi puitis yang mendalam tentang hujan sebagai fenomena alam yang penuh makna. Melalui gambaran sederhana namun kaya emosi, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan hujan sebagai simbol kehidupan, harapan, dan keikhlasan, meskipun sering kali tak terbalas.

Hujan sebagai Pembawa Pesan

Puisi ini dibuka dengan gambaran hujan yang datang tiba-tiba, "menutup matahari yang sedang bersinar terang." Kehadiran hujan secara tak terduga diibaratkan seperti membawa "berita duka," mencerminkan kesan awal bahwa hujan sering dikaitkan dengan kesedihan atau suasana muram.

Namun, hujan di sini bukan sekadar fenomena cuaca, melainkan metafora untuk pesan-pesan alam. Ia datang bersama awan, petir, dan angin, seolah ingin berbicara tentang "murkanya alam semesta." Frasa ini menggambarkan ketidakpuasan alam terhadap perilaku manusia yang sering kali merusak keseimbangan lingkungan.

Simbol Harapan dan Pengorbanan

Hujan digambarkan sebagai "derai harapan sang alam semesta." Meskipun manusia merusak alam, hujan tetap memberikan yang terbaik—air sebagai sumber kehidupan. Hal ini mencerminkan filosofi pengorbanan dan keikhlasan alam yang terus-menerus memberikan manfaat tanpa mengharapkan balasan.

"Keikhlasan yang mengalir terus tiada ujungnya" adalah gambaran dari cinta tanpa syarat yang dimiliki oleh alam untuk makhluk hidup. Hujan hadir sebagai pengingat bahwa meskipun sering disalahpahami atau diabaikan, ia tetap menjalankan tugasnya untuk menopang kehidupan.

Kritik Tersirat terhadap Manusia

Salisa Amalia Khusna secara halus menyisipkan kritik terhadap manusia melalui puisi ini. Frasa "meskipun dirusak oleh manusia" menunjukkan kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh ulah manusia. Alam, melalui hujan, terus berusaha memberikan manfaat meskipun sering kali tidak dihargai atau bahkan disalahgunakan.

Puisi ini adalah panggilan bagi pembaca untuk merenungkan hubungan antara manusia dan alam. Hujan, meskipun dianggap remeh, sebenarnya adalah lambang kasih sayang alam yang tak berujung.

Gaya Bahasa

Puisi ini menggunakan gaya bahasa sederhana namun efektif. Pilihan diksi seperti "datang bersama awan," "tetes-tetes air," dan "keikhlasan yang mengalir" menciptakan suasana yang melankolis dan reflektif.

Relevansi dengan Kehidupan Modern

Puisi "Hujan" relevan dengan isu-isu lingkungan yang mendesak di era modern. Hujan, sebagai bagian dari siklus air, adalah elemen penting bagi keberlangsungan hidup di bumi. Namun, eksploitasi berlebihan dan perusakan lingkungan sering kali mengabaikan pentingnya keseimbangan alam.

Melalui puisi ini, Salisa Amalia Khusna mengingatkan kita akan nilai keikhlasan dan pengorbanan, serta pentingnya menjaga hubungan harmonis dengan alam.

Puisi "Hujan" karya Salisa Amalia Khusna adalah karya yang menggambarkan hujan sebagai simbol kasih sayang alam, harapan, dan pengorbanan tanpa pamrih. Dengan bahasa yang puitis dan makna yang mendalam, puisi ini tidak hanya memotret keindahan hujan, tetapi juga menjadi pengingat bagi manusia untuk lebih menghargai dan menjaga alam.

Puisi ini mengajarkan bahwa seperti hujan yang terus memberikan kehidupan meski dirusak, kita pun bisa belajar untuk memberi tanpa mengharapkan balasan. Pesan ini menjadi relevan di tengah tantangan lingkungan saat ini, menginspirasi kita untuk menjadi bagian dari solusi, bukan masalah.

Salisa Amalia Khusna
Puisi: Hujan
Karya: Salisa Amalia Khusna

Biodata Salisa Amalia Khusna:
  • Salisa Amalia Khusna (biasa disapa Salisa/Sasa) lahir pada tanggal 28 April 2006 di Purbalingga, Jawa Tengah, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.