Sumber: Angkatan 66 (1968)
Analisis Puisi:
Puisi "Gubuktua" karya Mansur Samin merujuk pada nostalgia dan kerinduan akan masa lalu yang kini telah berubah.
Nostalgia dan Kerinduan: Puisi ini menciptakan suasana nostalgia yang kuat, di mana penyair merenungkan masa lalu yang kini telah berubah. Gubuktua, atau gubuk tua, menjadi simbol dari kenangan masa kecil dan hubungan yang telah berlalu. Kata-kata "gubukku tua" menggambarkan kedekatan dan keakraban dengan tempat tersebut.
Perubahan dan Kehilangan: Penyair merenungkan perubahan yang terjadi seiring berjalannya waktu. Gubuk tua yang dahulu ramai dengan kehidupan dan kerabat kini sepi dan sebagian besar kerabat telah pergi. Hal ini menciptakan rasa kehilangan dan kesepian di dalam puisi.
Lanskap Alam: Penggambaran alam, seperti jalan hutan dan tepi tanjung, memberikan latar belakang yang kuat bagi puisi ini. Alam digambarkan sebagai saksi bisu dari perubahan yang terjadi dalam kehidupan manusia, menggambarkan perjalanan waktu yang tak terelakkan.
Pertanyaan yang Menggelitik: Penyair mengajukan pertanyaan yang menggelitik tentang kenapa kampung harus dijaga oleh tentara. Ini mencerminkan kebingungan dan kekhawatiran akan perubahan sosial dan politik yang terjadi di sekitarnya.
Sentuhan Emosional: Puisi ini mengandung sentuhan emosional yang kuat, terutama dalam penggambaran kesepian dan kehilangan. Kata-kata seperti "Alangkah cepatnya tahun silam" menciptakan atmosfer yang mengharukan dan mendalam.
Bahasa yang Simpel dan Kuat: Mansur Samin menggunakan bahasa yang sederhana namun kuat dalam puisi ini. Hal ini memungkinkan pembaca untuk merasakan emosi dan makna yang terkandung dalam setiap barisnya dengan lebih mendalam.
Secara keseluruhan, puisi "Gubuktua" adalah puisi yang menggambarkan perubahan, kehilangan, dan kerinduan akan masa lalu. Dengan menggunakan gambaran alam dan bahasa yang sederhana namun dalam, Mansur Samin berhasil menciptakan karya yang meresapi pembaca dengan nuansa nostalgia dan refleksi.
Puisi: Gubuktua
Karya: Mansur Samin
Biodata Mansur Samin:
- Mansur Samin mempunyai nama lengkap Haji Mansur Samin Siregar;
- Mansur Samin lahir di Batang Toru, Tapanuli Selatan, Sumatra Utara pada tanggal 29 April 1930;
- Mansur Samin meninggal dunia di Jakarta, 31 Mei 2003;
- Mansur Samin adalah anak keenam dari dua belas bersaudara dari pasangan Haji Muhammad Samin Siregar dan Hajjah Nurhayati Nasution;
- Mansur Samin adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.