Sumber: Dendang Kabut Senja (1985)
Analisis Puisi:
Puisi "Ajakan" karya Mansur Samin adalah sebuah himbauan untuk menghadapi berbagai penderitaan, konflik, dan kekecewaan dalam hidup dengan sikap yang bijaksana dan penuh kebijaksanaan. Dengan gaya yang sederhana namun penuh makna, Mansur Samin mengajak pembaca untuk memandang tantangan hidup dengan kepala tegak dan hati yang lapang.
Penyerahan Penderitaan: Puisi ini dimulai dengan seruan untuk menyerahkan segala sengsara. Mansur Samin mengajak kita untuk tidak memendam kesedihan dan keputusasaan, tetapi untuk melepasnya dan membiarkan segala penderitaan itu mengalir pergi.
Tanggapan terhadap Kekecewaan: Mansur Samin juga mengajak untuk menyerahkan segala kekecewaan dan sengketa. Dia menekankan pentingnya memiliki keyakinan yang teguh dan memandang hidup sebagai hadiah yang indah, meskipun seringkali diwarnai dengan kesedihan dan kekecewaan.
Sikap Bijaksana dalam Menghadapi Tuntutan: Puisi ini juga menyentuh tentang penyerahan terhadap cedera dan tuntutan hidup. Mansur Samin menegaskan bahwa terlalu banyak menyalahkan dunia dan sesama hanya akan memperburuk situasi. Sebaliknya, jiwa yang bijaksana akan mengisi hari-hari yang masih dimiliki dengan keberanian dan kebijaksanaan.
Kesadaran akan Keterbatasan Manusia: Meskipun mengajak untuk menghadapi tantangan dengan sikap yang bijaksana, Mansur Samin juga menunjukkan kesadaran akan keterbatasan manusia dalam menghadapi penderitaan dan konflik. Dia menyadari bahwa kesulitan hidup tidak selalu mudah diatasi, namun, dengan sikap yang teguh dan lapang, manusia dapat menemukan kedamaian dalam menghadapi segala cobaan.
Melalui kata-katanya yang sederhana namun dalam, Mansur Samin mengajak kita untuk melihat hidup dengan sikap yang bijaksana, menerima tantangan dan penderitaan sebagai bagian dari perjalanan kehidupan, dan tetap tegar menghadapinya dengan hati yang lapang dan penuh harapan.
Puisi: Ajakan
Karya: Mansur Samin
Biodata Mansur Samin:
- Mansur Samin mempunyai nama lengkap Haji Mansur Samin Siregar;
- Mansur Samin lahir di Batang Toru, Tapanuli Selatan, Sumatra Utara pada tanggal 29 April 1930;
- Mansur Samin meninggal dunia di Jakarta, 31 Mei 2003;
- Mansur Samin adalah anak keenam dari dua belas bersaudara dari pasangan Haji Muhammad Samin Siregar dan Hajjah Nurhayati Nasution;
- Mansur Samin adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.