Peran AI Semakin Masif di Kehidupan Sehari-hari

Peran Becerdasan Buatan di kehidupan sehari-hari juga semakin besar. Jika kalian sadari, ketika kalian membuka marketplace maka kalian akan ...

Pernah nggak sih kalian mendengar istilah AI? Setidaknya kalian pernah mendengarnya sekali, entah itu disengaja maupun tidak disengaja, terus apa sih AI itu? Artificial Intelligence (AI) atau Kecerdasan Buatan adalah teknologi komputer yang dirancang untuk meniru kemampuan intelektual manusia. AI memiliki kemampuan untuk belajar dari pengalaman, mengidentifikasi pola, membuat keputusan, dan menyelesaikan tugas-tugas kompleks. Kehadiran AI sendiri seperti pedang bermata dua, jika kita bisa memanfaatkannya dengan baik maka bisa meningkatkan produktivitas kita, tapi jika kita terlalu bergantung dengan AI, maka akan membuat seseorang untuk malas berpikir dan ketergantungan pada AI. Hal terburuknya adalah menurunnya kemampuan berpikir kritis dan menciptakan inovasi terbaru.

Peran AI Semakin Masif di Kehidupan Sehari-hari

Pemanfaatan AI sangat beragam, pada kehidupan sehari-hari AI sangat membantu, bisa berpikir sendiri dengan perintah yang sederhana. Bahkan kita bisa bertanya tentang pelajaran di sekolah kepada AI. Peralatan elektronik di rumah juga menerapkan teknologi AI di dalam sistemnya. Peran Kecerdasan Buatan di dunia kerja juga semakin terlihat, banyak perusahan mulai menggunakan Kecerdasan Buatan ini untuk mencapai hasil yang lebih maksimal. Seperti dilansir dari CNN Indonesia, perusahaan IOH (Indosat Ooredoo Hutchison) mencatatkan kenaikan pemasukan sebesar 11% YoY (Year on Year) di 2024. Kenaikan yang sangat bagus ini dikarenakan mereka memakai Kecerdasan Buatan untuk meningkatkan pelayanan mereka agar lebih optimal.

Peran Becerdasan Buatan di kehidupan sehari-hari juga semakin besar. Jika kalian sadari, ketika kalian membuka marketplace maka kalian akan disuguhkan dengan barang-barang yang kalian sukai atau kalian sering lihat. Hal ini juga salah satu kemampuan AI dalam membaca algoritma tentang apa yang sering kalian lihat dan berapa lama kalian melihat itu. Kemudian oleh sistem akan menganggap bahwa kalian menyukai hal itu dan menunjukkan lebih banyak. Biasanya ini digunakan dalam aplikasi sosial media seperti TikTok, Instagram, dan marketplace.

Pemanfaatan Kecerdasan Buatan (AI) dalam dunia medis telah membawa revolusi besar yang mengubah cara kita memahami, mendiagnosis, dan merawat berbagai penyakit. AI dapat menganalisis data medis dalam jumlah besar dengan cepat dan akurat, membantu dokter dalam membuat keputusan yang lebih baik. Contohnya, AI digunakan dalam analisis gambar medis seperti MRI, CT scan, dan rontgen untuk mendeteksi kelainan yang mungkin sulit dilihat oleh mata manusia. Selain itu, AI juga digunakan dalam pengembangan obat, memprediksi efek samping, dan personalisasi perawatan pasien berdasarkan profil genetik dan riwayat medis mereka. Dengan bantuan AI, kualitas perawatan medis meningkat, diagnosis menjadi lebih akurat, dan pengobatan menjadi lebih efektif, membuka jalan bagi masa depan medis yang lebih canggih dan terpersonalisasi.

Banyaknya bidang yang memanfaatkan AI membuat Kecerdasan Buatan menjadi bagian dari diri kita, namun bahaya AI juga tidak kalah besarnya. Banyaknya AI yang dapat membuat atau merekayasa foto dan video ditakutkan akan terciptanya perpecahan. Bahkan foto dan video hasil generate AI yang semakin bagus, bahkan perlu diamati lagi untuk menentukan apakah itu hasil AI atau bukan.

Besarnya prospek masa depan dari teknologi Kecerdasan Buatan ini mendorong Wakil Presiden Indonesia, Bapak Gibran mengusulkan untuk pelajaran coding bagi siswa SD dan SMP. Beliau berpendapat bahwa hal ini mendorong terciptanya Generasi Emas Indonesia 2045 yang dapat bersaing di dunia teknologi seperti Kecerdasan Buatan dan Machine Learning. Jika hal ini dapat terlaksana dengan baik, bukan tidak mungkin lagi bahwa Indonesia dapat memimpin kemajuan teknologi di masa depan.

Muhammad Alfin Hasan

Biodata Penulis:

Muhammad Alfin Hasan saat ini aktif sebagai mahasiswa, Informatika, di Universitas Sebelas Maret.

© Sepenuhnya. All rights reserved.