Mengejar impian adalah bagian penting dari kehidupan setiap individu. Bagi seorang atlet, impian itu bisa berbentuk medali, gelar juara, atau pencapaian di kancah nasional maupun internasional. Namun, seperti halnya dalam hidup, perjalanan menuju impian seringkali diwarnai dengan berbagai tantangan dan hambatan, bahkan kegagalan yang tak terduga. Kegagalan dalam mengejar impian tersebut bisa menjadi pengalaman yang sangat menyakitkan, tetapi juga bisa menjadi titik balik penting untuk tumbuh dan belajar.
Dalam hidup kita, ada banyak impian yang ingin kita capai. Impian ini sering kali berbentuk cita-cita yang tinggi dan memerlukan usaha yang keras untuk mewujudkannya. Saya sendiri pernah memiliki impian untuk menjadi atlet badminton profesional dan mengikuti bisa mengikuti kompetisi nasional sampai internasional. Namun, pengalaman saya dalam mencoba mencapai impian ini tidak berjalan mulus dan tidaklah mudah. Saya ingin berbagi pengalaman pribadi saya tentang gagal mengikuti kompetisi badminton dan apa yang saya pelajari dari kegagalan tersebut.
Saya mulai bermain badminton sejak duduk di bangku sekolah dasar serta mengikuti sekolah badminton di luar sekolah. Namun selain mengikuti sekolah badminton, saya juga bergabung dengan tim sekolah dan berpartisipasi dalam kompetisi lokal. Impian saya untuk menjadi atlet badminton profesional mulai terbentuk ketika saya melihat atlet-atlet profesional bermain di televisi seperti Kevin Sanjaya, Marcus Gideon, Anthony Sinisuka Ginting, Jonathan Cristie dan lain sebagainya. Mereka tidak hanya memiliki kemampuan yang luar biasa, tetapi juga dedikasi dan kerja keras yang tidak pernah berhenti.
Setelah beberapa tahun berlatih, saya merasa siap untuk mengikuti kompetisi nasional antar sekolah. Saya telah mempersiapkan diri dengan baik, baik dari segi fisik maupun mental. Namun, ketika kompetisi tersebut dimulai, saya tidak dapat mengikuti kompetisi tersebut. Hal ini dikarenakan berkas saya masih tertinggal di Jawa Tengah,sedangkan saya saat itu berada di Tembilahan, Kabupaten Riau. Selain dikarenakan berkas yang tidak ada, saya juga belum siap dalam hal skill maupun mental. Sehingga saya gagal untuk mengikuti kompetisi tersebut.
Setelah kejadian itu saya merasa gagal dan kecewa, itu yang membuat saya merasa tidak ingin bermain kompetisi badminton lagi. Namun, dari kegagalan itu saya mempelajari banyak hal. Pertama, saya menyadari bahwa mencapai impian tidaklah mudah dan memerlukan waktu yang lama, saya juga harus bersabar dan terus berusaha untuk meningkatkan kemampuan saya. Kedua, saya menyadari bahwa mentalitas sangat penting dalam bermain kompetisi badminton. Ketiga, sebelum memulai kompetisi harus sudah siap berkas-berkas yang diperlukan.
Setelah bertahun-tahun saya tidak mengikuti kompetisi badminton, saat masuk ke dunia perkuliahan saya ingin mencoba kembali untuk mengikuti kompetisi badminton. Saya mengikuti seleksi untuk menjadi perwakilan dari fakultas FKIP. Kompetisi ini diselenggarakan oleh Universitas Sebeles Maret yang dilaksanakan setiap tahun.
Saya mengikuti seleksi badminton yang pertama dan berhasil lolos pada seleksi tersebut. Saya sangat senang bisa lolos pada seleksi tersebut dikarenakan dari dulu impian saya ingin menjadi atlet badminton. Setelah itu, saya mengikuti latihan rutin bersama teman-teman baru yang juga lolos pada seleksi pertama.
Selain latihan bareng, mereka juga sering berbagi pengalaman dalam dunia kompetisi badminton dan juga memberikan ilmu yang mereka miliki. Seiring berjalannya waktu, seleksi kedua telah dimulai dan di umumkan hasil yang lolos maupun yang tidak lolos. Bagi yang lolos menjadi perwakilan dari fakultas FKIP untuk mengikuti kompetisi PORSEMA. Namun impian untuk menjadi atlet badminton gagal kembali karena saya tidak lolos pada seleksi yang kedua.
Sekarang, saya tidak lagi berharap untuk menjadi atlet badminton profesional. Saya lebih fokus pada menikmati permainan dan berbagi pengalaman dengan teman-teman saya. Saya masih bermain badminton, tetapi dengan tujuan yang berbeda. Saya ingin menggunakan kemampuan saya untuk membantu teman-teman saya meningkatkan kemampuan mereka dan bersama-sama menikmati permainan yang menyenangkan.
Dalam hidup kita, kegagalan adalah bagian dari proses menuju kesuksesan. Saya ingin mengingatkan bahwa tidak ada yang gagal selamanya. Setiap kegagalan adalah kesempatan untuk belajar dan meningkatkan diri. Jika Anda memiliki impian yang ingin Anda capai, jangan takut untuk gagal. Gagal itu adalah bagian dari perjalanan menuju kesuksesan.
Biodata Penulis:
Husyain Nurul Firdaus, saat ini aktif sebagai mahasiswa di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis bisa disapa di Instagram @husyain__