Mengulik Pesan Home Sweet Loan: Mimpi, Keluarga, dan Utang

Film Home Sweet Loan menjadi film kedua produksi Visinema Pictures yang tayang 2024 dan telah tembus 1,7 juta penonton. Bukan hanya sebagai ...

Home Sweet Loan sebuah film garapan Sabrina Rochelle Kalangie yang berdurasi 1 jam 52 menit ini, menggugah rasa penasaran pecinta film untuk menyaksikannya. Film ini mengangkat tema tentang drama keluarga yang menyentuh hati setiap penonton. Alur ceritanya mirip dengan kehidupan nyata. Film yang mengisahkan perjalanan hidup Kaluna, seorang karyawan yang bermimpi memiliki rumah di tengah keterbatasan finansial. Ternyata proses yang dilalui Kaluna untuk meraih mimpinya penuh dengan drama.

Film Home Sweet Loan menjadi film kedua produksi Visinema Pictures yang tayang 2024 dan telah tembus 1,7 juta penonton. Bukan hanya sebagai hiburan semata, film ini juga memiliki manfaat bagi perkembangan mental, emosional, dan sosial penontonnya. Film adaptasi dari novel best seller karya Almira Bastari ini memiliki isu yang dekat dengan banyak individu, utamanya anak bungsu. Kisah anak bungsu yang punya mimpi namun harus menanggung beban keluarga. Hal ini juga terkoneksi untuk para sandwich generation. Generasi sandwich merujuk pada kelompok orang dewasa yang harus menanggung dua lapis tanggung jawab sekaligus.

Mengulik Pesan Home Sweet Loan

Penyajian film yang sederhana dengan alunan musik sendu membuat setiap adegan menjadi semakin hidup. Inilah yang meruntuhkan hati sampai air mata berderai ketika sayup-sayup terdengar di studio bioskop. Tampilan setiap karakter yang kuat dan apik, diikuti dengan nuansa latar kehidupan sederhana yang penuh makna, Home Sweet Loan berhasil menuangkan konflik kehidupan sehari-hari dengan menarik. Lebih dari itu, Home Sweet Loan juga menggambarkan tantangan dan harapan yang dialami banyak orang di kehidupan sehari-hari, sehingga penonton dapat merasakan emosi nyata yang terkoneksi dengan kehidupan mereka.

Segudang Pembelajaran Film Home Sweet Loan 

Film yang dibintangi oleh Yunita Siregar, Derby Romero, Risty Tagor, Fita Anggriani, Ayushita, Ariyo Wahab, dan Wafda ini, tidak hanya menggambarkan realitas kehidupan di usia 30-an, tetapi juga mengangkat tema penting kehidupan, seperti keluarga, pernikahan, dan persahabatan. Film ini menarik untuk disaksikan, terutama bagi mereka yang sedang merasa lelah dalam menjalani kehidupan. Film ini bisa menjadi salah satu stress relief, "tindakan untuk melepaskan stres" bagi mereka yang sedang mengalami stres dan butuh obat pereda. Lewat Home Sweet Loan dapat melatih untuk menyadari dan menyelami perasaan yang tertekan, kemudian melepaskannya. Setiap adegan yang menyentuh hati kecil penonton, dapat membuat perasaan tertekan tiap individu terluapkan dengan meneteskan air mata.

Lantas sisi psikologi apa yang ada dalam Home Sweet Loan garapan Sabrina? Keberhasilan dalam mengemas isu berat yang disulap menjadi ringan, membuat film ini semakin mudah dipahami maknanya. Kaluna mengajarkan kita untuk berdamai dan berkompromi dengan situasi. Setiap drama, rintangan, dan tantangan yang dihadapi Kaluna, mengajarkan dia untuk mencoba berdamai dan mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan kepadanya. Walaupun ia sempat merasa tertekan dan muak dengan masalah yang dialami, namun sedikit demi sedikit ia mencoba untuk belajar berdamai dan berkompromi dengan keadaan. Lewat Kaluna kita disadarkan bahwa ekspektasi dan harapan yang kita miliki, belum tentu dapat terwujud semuanya. Kunci supaya tidak terlalu kecewa dan lelah dalam menerima fakta kehidupan adalah dengan mensyukuri setiap hal yang ada.

Sosok Kaluna merupakan orang dewasa yang bertanggung jawab atas dirinya sendiri sekaligus memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang anak dan saudara. Di satu sisi Kaluna merawat dan mendukung finansial maupun emosional kedua orangtua dan para saudaranya. Di sisi lain, Kaluna yang bekerja setiap harinya, mengais rezeki dan menyisihkan sebagian penghasilannya untuk ditabung demi sebuah rumah impian. Dalam upaya memenuhi kebutuhan keluarga dan orang tua, Kaluna harus mengorbankan waktu yang seharusnya bisa digunakan untuk self-care. Apa yang dirasakan Kaluna, sama seperti yang dirasakan generasi sandwich lainnya, sering kali mereka kekurangan waktu untuk diri mereka sendiri. Kaluna, harus bekerja keras untuk menabung sambil merawat keluarganya, jarang memiliki waktu untuk bersenang-senang atau menikmati kehidupan.

Konflik Kaluna dalam film Home Sweet Loan, menggambarkan dilema dengan pilihan antara mengejar impian pribadi atau tetap tinggal dengan keluarga yang penuh masalah. Tinggal bersama keluarga saat dewasa acap kali membawa beban emosional yang memerlukan pengelolaan psikologis. Dari Kaluna kita belajar pentingnya menikmati proses hidup, dan berani menghadapi kesulitan hidup. Melalui film ini kita juga disadarkan pentingnya meluangkan waktu untuk me-time. Me-time adalah kesempatan berharga untuk seseorang melakukan refleksi diri dan menemukan dirinya sekali lagi. Dari Kaluna kita bisa melihat, kurangnya waktu untuk diri sendiri berpotensi membuat seseorang mudah stres dan emosi.

Kata motivasi dari Jack Kornfield yang berkata, "Ketika kita terlalu terjebak dalam kesibukan dunia, kita kehilangan hubungan satu sama lain dan diri kita sendiri." Lewat kata kutipan bijak yang saya ambil dari Jack seorang penulis di Amerika, ini menggambarkan keadaan sandwich generation yang utamanya juga nampak dalam sosok Kaluna. Kesadaran diri secara utuh diperlukan dalam kehidupan ini. Home Sweet Loan ini dapat diartikan sebagai pesan moral untuk hidup sesuai kemampuan dan kebutuhan, serta mempertimbangkan segala hal, terutama finansial.

Soundtrack yang Dinamis dan Penuh Makna Terkoneksi 

Film Home Sweet Loan menuangkan soundtrack yang mengiringi setiap momen Kaluna membuat penonton semakin emosional. Bukan hanya Kaluna, soundtrack yang ada dalam film ini dapat dinikmati juga untuk menemani setiap momen kehidupan Anda. Mendengarkan soundtrack ini juga dapat memberikan semangat bagi Anda yang sedang merasa penat dan lelah dengan kehidupan, sama seperti yang dirasakan Kaluna. Lirik-lirik di setiap soundtrack yang ada disajikan dengan kata-kata yang sederhana dan memberikan afirmasi positif.

Salah satu soundtrack dibawakan oleh penyanyi berbakat Indonesia, Idgitaf yang berjudul “Berakhir di Aku”. Lagu ini merupakan cerminan mendalam dari perjalanan emosional Idgitaf setelah memahami berbagai tantangan hidup yang dialami Kaluna dalam film Home Sweet Loan. Kaluna yang sering kali merasa terjebak dengan situasi yang sulit, rumah yang seharusnya menjadi tempat untuk pulang dan beristirahat, malah menjadi tempat yang terasa asing baginya. Sama halnya dengan Kaluna, lagu ini dapat menjadi teman untuk orang-orang sedang berada di fase sulit dalam hidupnya.

Kaluna adalah kita semua yang selalu berusaha memaknai hidup yang penuh dengan pasang dan surut, pahit dan manis, bahagia dan sedih. Soundtrack dari Ghea Indrawari yang berjudul “Terima Kasih Sudah Bertahan” yang Kaluna dengarkan dengan Danan saat mengantarkan anak sahabatnya Tanisha. Lagu ini merepresentasikan Kaluna yang sudah berjuang sejauh itu dan tidak menyerah menghadapi segala konflik yang telah ia alami. Lagu ini memiliki lirik yang berisi pesan untuk tidak menyerah dalam hidup. Melalui Kaluna dan lagu ini, kita diajak untuk tidak lupa berterimakasih pada diri sendiri yang telah menjalani hidup dan berusaha sampai saat ini.

Jika diperhatikan Kaluna memiliki kebiasaan mendengarkan musik untuk menemaninya di beberapa momen yang ia alami. Ternyata kebiasaan mendengarkan musik juga berpengaruh pada kesehatan mental. Musik yang didengarkan Kaluna memberi kekuatan positif bagi kesehatan mental, dan membantu menenangkan dirinya di tengah gelombang konflik yang sedang ia alami. Menurut Dr. Victoria, seorang psikolog dari London, juga menjelaskan bahwa musik dapat memicu reaksi yang luas dalam tubuh dan pikiran, serta mampu mengaktifkan beberapa bagian otak sekaligus. Bagi saya, musik selalu memiliki tempat untuk mengisi hati yang kesepian, bahagia, sedih, atau bahkan ketika marah. Entah mengapa, rasanya musik punya keajaiban tersendiri yang mampu membuat hati dan pikiran terasa lebih baik. Melalui Kaluna kita dapat belajar juga, ternyata musik dapat membantu kita dalam meluapkan emosi, memberi semangat, maupun menenangkan diri. Musik juga dapat menjadi teman perjalanan hidup kita.

Dwi Widandari Kusuma Maheswari

Biodata Penulis:

Dwi Widandari Kusuma Maheswari, lahir pada tanggal 10 Februari 2006 di Sukoharjo, saat ini aktif sebagai Mahasiswa Psikologi, di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Ia suka menulis dan memiliki kepekaan terhadap lingkungan sekitar. Pernah turut serta dalam beberapa perlombaan sastra dan pernah menjuarai ajang perlombaan menulis puisi. Penulis bisa disapa di Instagram @widandari_

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.