Di tengah era digital yang terus berkembang, pendidikan tidak lagi hanya tentang pengetahuan akademik dan keterampilan teknis. Siswa kini dihadapkan pada berbagai tantangan yang melibatkan aspek moral, etika, dan sosial. Penggunaan teknologi, akses informasi yang tidak terbatas, serta kehadiran media sosial menjadikan kehidupan semakin kompleks. Oleh karena itu, pendidikan karakter menjadi semakin penting. Hal tersebut adalah upaya untuk membentuk siswa menjadi individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki integritas, tanggung jawab, empati, dan kemampuan beradaptasi di dunia yang terus berubah.
Pentingnya Pendidikan Karakter di Era Digital
Era digital membawa berbagai kemudahan dan kecepatan dalam mengakses informasi. Namun, kemudahan ini juga membawa tantangan baru, terutama dalam hal etika penggunaan teknologi. Banyak kasus cyberbullying, penyebaran hoaks, serta penyalahgunaan data pribadi yang menunjukkan adanya kekosongan dalam pendidikan karakter (Leobisa et al., 2023). Siswa yang tumbuh di lingkungan digital memerlukan pemahaman mendalam tentang bagaimana menggunakan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab. Tanpa pendidikan karakter yang memadai, kemajuan teknologi justru bisa menjerumuskan mereka ke dalam perilaku negatif, seperti ketidakpedulian terhadap privasi, empati yang menurun, dan komunikasi yang semakin tidak sehat.
Pendidikan karakter di dunia digital bertujuan untuk membekali siswa dengan keterampilan sosial dan emosional yang diperlukan untuk berinteraksi dengan orang lain secara baik, baik di dunia nyata maupun dunia maya. Empati misalnya, menjadi salah satu nilai yang sangat penting di tengah meningkatnya komunikasi virtual. Di lingkungan digital, interaksi seringkali bersifat impersonal, sehingga menurunkan tingkat empati karena individu tidak melihat dampak langsung dari kata-kata atau tindakan mereka. Pendidikan karakter berperan dalam mengembangkan kemampuan siswa untuk memahami perspektif orang lain, menghormati perbedaan, serta menjalin hubungan yang positif di dunia digital yang semakin global dan terhubung (Ahadi dan Sugiarto, 2023).
Dampak Negatif Era Digital Tanpa Pendidikan Karakter
Jika pendidikan karakter diabaikan, dampaknya bisa sangat merugikan. Cyberbullying adalah contoh konkret bagaimana kurangnya pendidikan karakter dapat menimbulkan masalah serius. Cyberbullying seringkali terjadi karena pelaku merasa terlindungi oleh anonimitas di dunia maya (Yunita, 2021). Pelaku mungkin tidak menyadari, atau tidak peduli, tentang dampak emosional dan psikologis yang ditimbulkan pada korban. Sebaliknya, pendidikan karakter yang menekankan empati, integritas, dan tanggung jawab dapat mencegah perilaku semacam ini dengan membantu siswa memahami pentingnya menjaga hubungan yang sehat, baik secara langsung maupun di dunia maya.
Studi menunjukkan bahwa siswa yang terlibat dalam cyberbullying cenderung memiliki tingkat empati yang rendah dan kesadaran moral yang kurang berkembang. Ini menekankan betapa pentingnya memasukkan pendidikan karakter dalam kurikulum, bukan hanya untuk mencegah perilaku buruk, tetapi juga untuk mendorong siswa menjadi pribadi yang lebih peduli terhadap sesama.
Selain cyberbullying, era digital juga memperkenalkan masalah lain seperti disinformasi. Saat ini, siswa dapat dengan mudah terpapar berita palsu atau hoaks yang tersebar dengan cepat di media sosial. Tanpa pemahaman kritis dan nilai-nilai kejujuran, siswa dapat dengan mudah terjebak dalam menyebarkan informasi yang salah, yang pada akhirnya dapat merugikan masyarakat secara luas. Pendidikan karakter yang terintegrasi dengan literasi digital membantu siswa memahami tanggung jawab mereka dalam memverifikasi informasi sebelum membagikannya, serta pentingnya menyebarkan informasi yang benar dan bermanfaat bagi orang lain.
Salah satu contoh studi kasus berdasarkan penelitian Utami et al (2024), cyberbullying marak terjadi di berbagai usia dan latar belakang, termasuk peristiwa tragis yang menimpa seorang mahasiswi Universitas Negeri Semarang (Unnes) berinisial NA. NA ditemukan tewas setelah diduga bunuh diri dengan melompat dari lantai empat Mall Paragon di Semarang, meninggalkan sepucuk surat untuk ibunya. Kejadian ini menjadi viral di media sosial, terutama di platform TikTok, di mana akun milik NA menjadi sorotan banyak orang. Ironisnya, di beberapa unggahan akun NA, terdapat sejumlah komentar dari netizen yang menyatakan keinginan untuk bunuh diri seperti yang dilakukan NA, merasa mereka tidak lagi mampu menghadapi hidup.
Setelah insiden tersebut, kasus cyberbullying terhadap NA semakin meluas, dengan banyak netizen meninggalkan komentar yang tidak pantas di akun media sosialnya, bahkan ketika NA telah wafat. Situasi ini semakin diperburuk dengan fakta bahwa NA memiliki dua akun TikTok, dan di kedua akun tersebut, ia tampak menunjukkan sisi kepribadian yang berbeda. Hal ini memicu lebih banyak cibiran dan hinaan, dengan berbagai ucapan kebencian yang masih diarahkan kepadanya, meskipun dia sudah tiada.
Pentingnya Pendidikan Karakter dalam Membangun Etika Digital
Etika digital adalah aspek penting dari pendidikan karakter di era modern. Dunia digital yang tanpa batas membutuhkan standar etika yang kuat agar interaksi di dalamnya tetap positif dan konstruktif. Sayangnya, tidak semua orang dilahirkan dengan pemahaman alami tentang etika digital. Oleh karena itu, sekolah memiliki peran penting dalam mengajarkan siswa tentang hak dan tanggung jawab mereka sebagai warga digital.
Salah satu nilai penting yang harus dikembangkan dalam pendidikan karakter di era digital adalah integritas. Integritas mengajarkan siswa untuk tetap jujur dan bertindak sesuai dengan prinsip moral mereka, meskipun mereka tidak diawasi. Di dunia digital, di mana pelanggaran hak cipta, plagiarisme, dan penyebaran informasi palsu sering terjadi, pendidikan karakter berperan dalam menanamkan nilai-nilai kejujuran dan tanggung jawab kepada siswa (Astuti et al., 2023). Mereka diajarkan untuk menghargai karya orang lain dan tidak menyebarkan informasi yang menyesatkan atau tidak benar.
Keterampilan Sosial-Emosional di Era Digital
Selain nilai-nilai moral dan etika, pendidikan karakter juga melibatkan pengembangan keterampilan sosial-emosional. Dalam dunia digital, keterampilan ini semakin penting karena banyak interaksi terjadi secara virtual, emosi dan ekspresi wajah tidak selalu terlihat. Keterampilan seperti empati, pengendalian diri, dan kerja sama sangat penting dalam menjaga hubungan yang sehat di dunia digital (Purna et al., 2023).
Misalnya, siswa yang diajarkan untuk memahami dan menghargai perasaan orang lain akan lebih mungkin untuk bersikap sopan dan penuh hormat ketika berkomunikasi di media sosial. Pendidikan karakter yang menekankan pengembangan keterampilan sosial-emosional membantu siswa mengelola stres dan emosi mereka di dunia digital, serta menghadapi tekanan sosial yang sering kali muncul di media sosial.
Pendidikan karakter menjadi semakin esensial di era digital yang penuh tantangan. Teknologi membawa kemudahan sekaligus risiko, seperti cyberbullying, disinformasi, dan penyalahgunaan privasi. Pendidikan karakter berperan penting dalam membentuk individu yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki integritas, empati, dan tanggung jawab sosial. Tanpa pendidikan yang mengintegrasikan nilai-nilai moral dan etika, siswa dapat tersesat dalam perilaku negatif yang merusak.
Melalui pengembangan keterampilan sosial-emosional, siswa dipersiapkan untuk menghadapi dunia digital dengan bijak, menjaga hubungan yang sehat, dan menghormati hak orang lain. Dengan demikian, pendidikan karakter menjadi kunci dalam membangun etika digital yang kuat dan menciptakan masyarakat yang lebih bertanggung jawab dan berempati.
Referensi:
- Ahadi, M. R., & Sugiarto, F. (2024). PENGEMBANGAN KESADARAN MULTIKULRAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM: PERSPEKTIF MEMBENTUK GENERASI TANGGUH DI ERA SOCIETY 5.0. Indonesian Society and Religion Research, 1(2).
- Astuti, T. E., Baskoro, P. K., Wahyuni, S., Mujono, E., Susilo, A., Adiatma, D. L., ... & Wau, H. (2023). Pendidikan Kristen di Era Society 5.0. CV. Lumina Media.
- Leobisa, J., Baun, S., Lopis, Y. S., & Saingo, Y. A. (2023). Tantangan penggunaan media sosial di era disrupsi dan peran pendidikan etika kristen. Aletheia Christian Educators Journal, 4(1), 32-40.
- Purna, T. H., Prakoso, C. V., & Dewi, R. S. (2023). Pentingnya karakter untuk pembelajaran dalam meningkatkan kualitas pendidikan di era digital. Populer: Jurnal Penelitian Mahasiswa, 2(1), 192-202.
- Utami, M. P., Nasihatun, U. T., & Sa’diyah, U. (2024). ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KASUS CYBERBULLYING DI MEDIA SOSIAL PADA REMAJA. VARIABLE RESEARCH JOURNAL, 1(01), 51-58.
- Yunita, R. (2021). Perundungan Maya (Cyber Bullying) Pada Remaja Awal. Muhafadzah, 1(2), 93-110.