Menjadi mahasiswa adalah salah satu fase yang penuh dengan pengalaman berharga. Mendengar kata mahasiswa pasti selalu identik dengan kost dan nglaju. Tak sedikit dari orang saat pertama kali berkenalan bertanya “Kamu nglaju atau nge-kost?“ Sebagai mahasiswa yang tidak kost tentu saja saya menjawab “Nglaju”. Sudah tak asing lagi jawaban ini akan memicu sederet pertanyaan yang muncul dari si penanya seperti “rumahnya di mana?” “perjalanannya berapa jam?” dan meninggalkan respons “wah jauh banget“ “kamu ga capek ya, mending kost”.
Sebenarnya Apa Sih Arti Kata Nglaju Itu?
“Nglaju” adalah istilah dalam bahasa Jawa yang berarti “berjalan” atau “pergi”. Namun dalam konteks pendidikan, istilah ini merujuk pada mahasiswa yang menjalani rutinitas belajar dengan perjalanan jauh, baik dari rumah ke kampus atau sebaliknya. Biasanya, nglaju dilakukan oleh mahasiswa yang tinggal di kawasan sekitar kampus, jarak dari rumah ke kampus tidak terlalu jauh. Selain itu biasanya mahasiswa juga memiliki akses transportasi umum yang memadai atau memiliki kendaraan pribadi, jadi lebih praktis untuk pulang dan pergi, ada juga yang tidak diperbolehkan indekos oleh orangtuanya karena faktor ekonomi.
Berbeda dengan mahasiswa kost, sebagai mahasiswa nglaju, punya tantangan tersendiri yang harus dihadapi. Kehidupan nglaju juga menawarkan banyak pelajaran berharga dan petualangan yang tak kalah menarik loh.
Berikut tantangan serta strategi untuk menghadapinya sebagai mahasiswa nglaju:
1. Waktu dan Energi
Petualangan melintasi jalan menuju kampus sudah menjadi makanan sehari-hari. Mulai dari macet, panas, terjebak palang kereta bahkan hingga hafal lubang-lubang jalan yang ada. Anehnya ketika kita mendapat satu saja lampu merah maka lampu selanjutnya juga akan berturut-turut merah.
Salah satu tantangan utama yang dihadapi mahasiswa nglaju adalah manajemen waktu. Setiap hari harus mengalokasikan waktu ekstra untuk perjalanan dari rumah ke kampus, jika waktu yang dibutuhkan untuk perjalanan terpaut satu jam, maka harus berangkat lebih awal satu jam pula. Apalagi jika mendapat kelas pagi, mau tak mau harus bangun lebih awal melawan dinginnya angin pagi serta bertarung kecepatan dengan anak sekolah dan para pekerja karena kelas pagi bertepatan dengan waktu masuk mereka. Skill salip-menyalip juga diuji ketika mendapat kelas pagi ini.
Mahasiswa nglaju akan pulang lebih malam dibandingkan teman-temannya yang tinggal dekat kampus. Kondisi ini membuat kita belajar untuk meningkatkan kedisiplinan, terutama dalam mengatur jadwal kuliah, belajar, dan istirahat. Tak lupa untuk selalu menjaga kesehatan.
2. Barang Tertinggal
Mahasiswa nglaju pasti sering mengalami kejadian ini. Hal yang sangat menguji kesabaran, salah satunya yaitu barang yang tertinggal. Sudah sampai setengah perjalanan, eh baru ingat ternyata ada yang ketinggalan. Tak akan jadi masalah jika barang yang tertinggal itu tidak terlalu penting. Kalau barang yang tertinggal ternyata penting dan baru ingat ketika sampai di kampus, wah apes banget tuh.
Ingat, tetaplah tenang dan jangan panik karena di dekat kampus terdapat banyak toko yang menyediakan barang-barang yang dibutuhkan mahasiswa. Lalu, jika yang tertinggal tugas bagaimana?
Opsi pertama, yaitu pastikan jika tugas kalian sudah di-scan terlebih dahulu, jika tertinggal maka masih bisa di-print. Namun, jika tidak, terpaksa deh harus menyalin ulang dari awal, aduh sedih banget. Jangan sampai hal ini terjadi pada kalian ya, utamakan selalu mengganti isi tas satu hari sebelumnya, dan tak lupa untuk mengecek isi tas sebelum berangkat. Hal ini dapat melatih skill ketelitian dan ingatan kita.
3. Cuaca yang tak Menentu
Cuaca sudah tidak dapat diprediksi lagi. Ketika pagi terlihat cerah kemudian beranjak siang tiba tiba awan gelap datang yang seketika menjadi musuh terbesar bagi mahasiswa nglaju, terutama pengguna kendaraan bermotor. Mau tak mau harus siap sedia mantel dan menerjang hujan. Begitupun saat musim kemarau, betapa panasnya jalanan seperti rasanya ada tiga matahari yang mengelilingi. Strategi untuk menghadapi hal ini adalah menggunakan tabir surya dan sarung tangan sebagai pelindung dari panasnya siang.
4. Perbaikan dan Penutupan Jalan
Hal yang begitu menggeramkan dan menjadi faktor utama kepadatan jalan raya. Juga pemicu munculnya polusi udara karena debu dan asap hasil proyek yang tak ada hilal selesainya. Jalan alternatif akan sangat berguna jika hal ini terjadi. Tak jarang fenomena ini membuat kulit kita menjadi kusam, belang hingga jerawatan. Strategi untuk mengatasi hal ini adalah memakai masker dan mencuci muka setelah pulang dari semua kegiatan kuliah.
Di balik segala tantangan dan keterbatasan yang ada, keuntungan dari tinggal di rumah bagi mahasiswa nglaju juga banyak. Rumah memberikan keseimbangan yang mereka butuhkan untuk tetap fokus pada studi yang dijalani. Tinggal di rumah juga memenuhi dukungan emosional dari keluarga setiap hari, yang menjadi salah satu sumber kekuatan bagi mahasiswa nglaju dalam menjalani kehidupan perkuliahan yang menantang. Kehadiran keluarga juga membuat lebih terhubung dengan realitas kehidupan sehari-hari di luar kampus.
Pada akhirnya, nglaju menawarkan pengalaman hidup yang unik dan penuh pelajaran, setiap mahasiswa belajar untuk mengelola tantangan dan memanfaatkan kesempatan secara bijak. Kondisi-kondisi ini mengajarkan mereka untuk selalu siap dengan segala kemungkinan, dan memiliki plan B dalam setiap situasi serta tidak mudah menyerah ketika menghadapi kesulitan. Jadi gimana nih friends? Tertarik untuk nglaju?
Biodata Penulis:
Azizah Ratri Nugraheni, lahir pada tanggal 7 Januari 2006, saat ini aktif sebagai mahasiswa, Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, di Universitas Sebelas Maret Surakarta.