Kalian pastinya sudah tidak asing kan dengan kata strict parents? Pola asuh yang ketat, sering kali ditandai dengan ekspektasi yang tinggi dan peraturan yang kaku, telah menjadi topik perdebatan di kalangan psikolog, pendidik, dan orang tua. Setiap dari kita pasti pernah merasakan bagaimana rasanya tumbuh di bawah pengawasan orang tua yang ketat. Mereka selalu punya aturan, batasan, dan harapan yang tinggi. Tentu saja, mereka mempunyai niat yang baik, mereka ingin kita sukses dan terhindar dari kesalahan. Namun, kadang-kadang, semua itu bisa membuat kita merasa tertekan dan terjebak dalam bayangan mereka. Lalu, bagaimana sih cara kita bisa melangkah bebas dari orang tua yang strict?
1. Memahami Motivasi di Balik Aturan
Langkah pertama, adalah dengan memahami mengapa orang tua kita bersikap seperti itu. Banyak orang tua yang tumbuh dalam lingkungan yang keras dan merasa bahwa disiplin adalah kunci untuk mencapai kesuksesan. Dengan memahami latar belakang mereka, kita bisa lebih mudah menerima bahwa mereka melakukan semua ini karena rasa sayang orangtua terhadap anaknya. Ini bukan berarti kita harus setuju dengan semua aturan mereka, tetapi setidaknya kita bisa melihat dari sudut pandang mereka.
2. Membangun Komunikasi yang Terbuka
Setelah memahami motivasi di balik tindakan mereka, langkah selanjutnya adalah membangun komunikasi yang baik. Cobalah untuk berbicara dengan orang tua tentang perasaanmu. Sampaikan dengan jujur bahwa kamu merasa tertekan dengan aturan-aturan yang ada. Gunakan kalimat-kalimat positif dan jangan menyalahkan mereka. Misalnya, "Aku menghargai semua usaha yang Ayah dan Ibu lakukan untukku, tapi aku juga ingin mencoba beberapa hal sendiri." Dengan cara ini, kamu bisa membuka ruang untuk diskusi yang lebih konstruktif.
3. Menetapkan Batasan Pribadi
Setelah berdiskusi, penting untuk menetapkan batasan pribadi. Ini adalah langkah untuk menunjukkan bahwa kamu sudah siap untuk mengambil tanggung jawab atas hidupmu sendiri. Tentukan area-area di mana kamu ingin memiliki lebih banyak kebebasan, misalnya dalam memilih teman atau kegiatan ekstrakurikuler. Pastikan untuk menjelaskan kepada orang tuamu mengapa kebebasan ini penting bagi perkembanganmu.
4. Mencari Dukungan dari Teman dan Lingkungan
Terkadang, dukungan dari teman-teman atau orang-orang di sekitar kita sangat membantu dalam proses ini. Cari teman-teman yang juga merasakan hal yang sama atau bahkan mentor yang bisa membimbingmu. Mereka bisa memberikan perspektif baru dan membantu kamu merasa lebih percaya diri dalam mengambil langkah-langkah menuju kebebasan.
5. Mengambil Resiko dengan Bijak
Melangkah bebas juga berarti berani mengambil resiko, tentu saja dengan bijak. Cobalah hal-hal baru yang selama ini mungkin dilarang oleh orang tua, tetapi pastikan kamu tetap bertanggung jawab atas pilihanmu. Misalnya, jika kamu ingin bergabung dengan komunitas tertentu atau mencoba hobi baru, lakukanlah! Selama itu positif dan tidak merugikan diri sendiri atau orang lain, ambil kesempatan tersebut.
6. Menyadari Bahwa Kesalahan adalah Bagian dari Proses
Terakhir, ingatlah bahwa kesalahan adalah bagian dari proses belajar. Tidak ada orang yang sempurna, termasuk kita sendiri. Jika suatu saat kamu membuat kesalahan dalam mengambil keputusan, jangan terlalu keras pada diri sendiri. Gunakan pengalaman tersebut sebagai pelajaran untuk tumbuh dan menjadi lebih baik ke depannya.
Melangkah bebas dari bayangan orang tua yang ketat memang bukan hal yang mudah, tetapi sangat mungkin dilakukan. Dengan memahami motivasi mereka, membangun komunikasi yang baik, menetapkan batasan pribadi, mencari dukungan, mengambil risiko dengan bijak, dan menerima kesalahan sebagai bagian dari proses belajar, kita bisa mulai menapaki jalan menuju kebebasan pribadi. Ingatlah bahwa hidup ini adalah milikmu jadi ambil alih dan jalani sesuai dengan impianmu!
Penulis: Salsabila Soffina Putri