Tradisi Padusan merupakan bagian penting dari masyarakat Jawa untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Namun, setiap daerah pasti memiliki keunikan tersendiri dalam melakukan tradisi ini. Di Umbul Langse, Padusan memiliki keunikan tersendiri yang membuat banyak wisatawan yang datang, salah satunya adalah ritual "kepok-kepokan". Keasrian lokasi dengan adanya pohon rindang semakin menambah daya tarik tempat ini.
Umbul Langse dengan airnya yang jernih, telah menjadi destinasi favorit masyarakat untuk melakukan tradisi Padusan. Selain menyucikan diri dengan mandi bersama, terdapat ritual unik yang membuat suasana Padusan menjadi lebih meriah yaitu "kepok-kepokan". Ritual ini dilakukan seluruh pengunjung, terutama yang masih remaja, dengan melempar air dalam plastik ke pengunjung yang sudah dikenal maupun belum dikenal. Biasanya yang menjadi sasaran adalah pengunjung yang hanya duduk-duduk di pinggir umbul. Bila kena lemparan air terpaksa mereka turun ke umbul. Ritual lempar air dalam plastik (perang air) ini menjadi daya tarik sendiri bagi pengunjung yang penasaran untuk ikut perang air dan tradisi ini menambah unsur keseruan dalam kunjungan di Umbul Langse. Ritual ini sebagai bentuk ungkapan keakraban dengan pengunjung yang belum dikenal.
Meskipun ritual tersebut terlihat sederhana, tetapi memiliki peran penting dalam melestarikan tradisi Padusan di Umbul Langse. Ritual ini berhasil menarik minat generasi muda untuk ikut berpartisipasi dalam melestarikan tradisi leluhur. Selain itu, "kepok-kepokan" juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang penasaran dengan ritual tersebut dan ingin merasakan pengalaman unik saat berkunjung di Umbul Langse.
Namun, seiring berjalannya waktu, ritual "kepok-kepokan" juga menghadapi tantangan. Penggunaan plastik sebagai wadah air tersebut menimbulkan masalah lingkungan, yaitu banyak pengunjung yang tidak membuang di tempat sampah melainkan asal buang di umbul ataupun sekitaran umbul. Oleh karena itu, perlu adanya peringatan agar tetap menjaga kebersihan di sekitar umbul atau menggantinya ke wadah yang dapat didaur ulang.
Tradisi Padusan di Umbul Langse, dengan adanya keunikannya, telah menjadi daya tarik bagi wisatawan yang penasaran akan ritual "kepok-kepokan". Namun, penggunaan plastik dalam ritual ini menimbulkan masalah lingkungan. Untuk mengatasi hal ini, perlu adanya pengganti plastik ke wadah yang dapat didaur ulang. Dengan demikian, tradisi ini tidak hanya dapat terus lestari, tetapi juga memberikan contoh nyata tentang bagaimana budaya dan lingkungan dapat berjalan beriringan.
Biodata Penulis:
Niha Dwi Yuniar, saat ini aktif sebagai mahasiswa di Universitas Sebelas Maret, prodi D3 Manajemen Bisnis.