Keluh Kesah Mahasiswa Baru dalam Memasuki Universitas Impian dengan Jurusan yang tidak Diinginkan

Memasuki universitas impian dan memilih jurusan yang tidak kita inginkan tetapi merupakan jurusan yang diinginkan oleh orang tua banyak dialami ...

Setiap individu pasti mengalami transisi, diawali dari berkembangnya anak-anak menjadi remaja, kemudian dari remaja berkembang menjadi orang dewasa. Transisi juga terjadi pada masa sekolah, diawali dari Sekolah Dasar (SD) ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan kemudian dari Sekolah Menengah Atas (SMA) ke Perguruan Tinggi. Namun, fase transisi yang terjadi secara krusial terjadi saat transisi dari Sekolah Menengah Atas ke Perguruan Tinggi. Demi untuk menuntut ilmu, tak sedikit pula masyarakat terutama dari kalangan remaja yang menuntut ilmu hingga ke perantauan.

Semester awal adalah masa yang penting bagi mahasiswa untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan lingkungan dan kehidupan akademis barunya. Permasalahan yang sering muncul, yaitu ketika beradaptasi dengan orang lain, memahami materi kuliah, membagi waktu, malu presentasi di muka umum, mengontrol emosi dengan orang lain, biaya kuliah, dan lain-lain. Kondisi ini dapat menyebabkan munculnya fenomena culture shock, yaitu perasaan terkejut, bingung, kadang cemas yang dirasakan seseorang ketika berada pada lingkungan yang baru. Lebih tepatnya kondisi ketika individu tidak siap mengalami perbedaan. Terlebih jika mahasiswa baru tersebut memasuki jurusan yang tidak mereka inginkan.

Keluh Kesah Mahasiswa Baru dalam Memasuki Universitas Impian dengan Jurusan yang tidak Diinginkan
Diilustrasikan dengan ChatGPT

Memasuki universitas impian dan memilih jurusan yang tidak kita inginkan tetapi merupakan jurusan yang diinginkan oleh orang tua banyak dialami oleh mahasiswa zaman sekarang. Tetapi kita sebagai mahasiswa harus teguh pendirian, hal terbaik yang bisa dilakukan adalah bertahan. Ingat perjuangan saat masuk kuliah tidaklah mudah dan orang rumah pasti menunggu kabar baik yang diberikan. Tidak ada cara lain yang bisa dilakukan kecuali meneguhkan diri untuk tetap belajar dan melawan rasa tidak nyaman. Karena apa yang sudah kita pilih mungkin itu jalan terbaik yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Apakah Salah Jika Kita Mengambil Jurusan Keinginan Orang Tua?

Memilih jurusan yang tidak diinginkan bukanlah akhir dari segalanya. Jika mengalami hal ini, maka kita bisa menganggap bahwa pengalaman ini adalah sebagai tantangan yang perlu ditaklukkan. Hal tersebut bisa melatih diri ketika nantinya masuk ke dunia kerja. Jangan terlalu berlebihan saat tidak suka terhadap sesuatu karena itu akan membuat kita lebih tertutup dan tidak membuka diri untuk berkembang. Bersikaplah simpati dengan berusaha untuk tetap tenang dan membuka diri terhadap kemungkinan baru yang mungkin bisa membuat kita mendapatkan manfaat yang lebih baik dari jurusan tersebut.

Keluh kesah mahasiswa baru lainnya, yaitu saat mereka termasuk dalam mahasiswa rantau, pasti mengalami yang namanya homesickness yang dapat terjadi kepada semua orang, tidak terbatas umur maupun pendidikan. Homesickness adalah keadaan yang sulit yang dialami oleh individu karena terpisah dari lingkungan yang lama dengan sering kali merasakan kerinduan dan ingin kembali ke kampung halamannya. Mereka juga memiliki emosi yang negatif. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan individu tersebut memersepsikan hilangnya suasana lingkungan yang lama, situasi sosial yang terjadi di lingkungan lama dan juga kehilangan figur.

Tidak semua keadaan akan berakhir sesuai dengan yang diinginkan. Oleh karena itu, berdamai dengan lingkungan dan menyelesaikan masalah pribadi tentang jurusan, akan memudahkanmu untuk beradaptasi nantinya. Membagi waktu dengan sebaik-baiknya untuk belajar dan mengembangkan skill agar bisa terus berkembang dan bisa dilakukan dengan cara mengikuti organisasi, magang, kursus singkat, seminar, dan lain sebagainya. Dengan mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut, maka kita bisa melebarkan sayap di hal lain yang justru akan membuat kita lebih berkembang. Maka dari itu kita harus bersyukur dengan apa yang sudah kita miliki dan dapatkan, belum tentu saat memilih jurusan yang diinginkan kita bisa berkembang dengan baik. Keinginan kuat dan kemampuan untuk berubah menjadi lebih baik disertai dengan restu dan doa orang tua untuk anaknya kita bisa untuk tetap bertahan di jurusan tersebut.

Referensi:

    • Saragih, F., & Simbolon, G. (2022). Apakah Faktor Internal Masih Relevan dalam Menentukan Jurusan Kuliah? Education For All, 2(1), 17-28. https://ejurnal.undana.ac.id/index.php/jpm/article/view/6940. Diakses pada 7 Oktober 2024 pukul 05.08 WIB.

Biodata Penulis:

Amanila Mutiara Nur Subechi lahir pada tanggal 11 Desember 2005 di Cilacap.
© Sepenuhnya. All rights reserved.