Siapa sih yang enggak pernah punya bayangan soal pasangan idaman? Si ganteng yang sempurna, si cantik yang memesona, atau mungkin si kaya raya yang siap memanjakan kita. Kadang, spesifikasi pasangan idaman kita ini rasanya seperti tokoh fiksi, ya? Fisiknya yang sempurna, tinggi, mapan, kaya raya, dan memiliki wajah yang rupawan.
Selain itu, mereka juga memiliki sifat-sifat yang ideal seperti keberanian, kecerdasan, humor yang baik, dan romantisme yang tinggi. Tak heran jika banyak dari kita yang terpesona dan menjadikan mereka sebagai standar pasangan idaman.
Spek Fiksi itu antara Mimpi dan Kenyataan
Kenapa sih kita sering kali punya gambaran pasangan yang terlalu ideal? Mungkin karena pengaruh film, novel, atau drama Korea yang selalu menyajikan tokoh utama dengan segala kelebihan. Atau mungkin karena kita ingin melarikan diri dari kenyataan dan mencari sosok yang bisa memenuhi semua keinginan kita.
sumber: Pinterest @nikmahdwi97 |
Memiliki pasangan idaman itu sah-sah saja. Namun, kita perlu ingat bahwa manusia itu tidak sempurna. Pasangan yang kita idamkan mungkin ada, tapi belum tentu sesuai dengan apa yang kita bayangkan. Kita mungkin menemukan seseorang yang baik hati, perhatian, dan lucu, tapi dia mungkin tidak seganteng atau secantik tokoh di film.
Memang menyenangkan membayangkan punya pasangan yang sempurna, tapi terlalu fokus pada spek fiksi bisa membuat kita kecewa dan membuat kita mengabaikan orang-orang di sekitar kita yang mungkin sebenarnya lebih cocok dan bisa membuat kita bahagia, meskipun tidak memenuhi semua kriteria fiksi yang kita inginkan. Kalau kita hanya memikirkan pasangan yang memiliki kesempurnaan seperti tokoh fiksi, kita akan sulit menerima kekurangan pasangan dan akan cenderung membanding-bandingkan pasangan kita dengan tokoh fiksi.
Spek Realistis: Kejujuran dalam Menerima
Sebaliknya, spek realistis itu tentang menerima apa adanya dan jujur. Artinya, kita memahami bahwa pasangan yang ideal mungkin tidak sempurna, tapi punya kualitas yang bisa kita hargai dan hormati. Spek realistis membuat kita lebih bisa menerima kekurangan pasangan kita dan menciptakan hubungan yang lebih jujur dan tulus.
Dalam konteks ini, kejujuran menjadi hal yang sangat penting. Jujur dalam mengakui apa yang kita cari, apa yang kita butuhkan, dan apa yang bisa kita toleransi dalam hubungan. Jujur juga berarti tidak menyembunyikan kekurangan kita sendiri dan siap menerima pasangan kita apa adanya. Dalam hubungan yang didasarkan pada kejujuran, kita dapat membangun fondasi yang kuat dan saling memahami satu sama lain.
Menemukan Kebahagiaan yang Sesungguhnya
Daripada sibuk mencari pasangan yang sesuai dengan spek fiksi, lebih baik fokus pada hal-hal yang lebih penting seperti membangun hubungan yang sehat, saling mendukung, dan saling memahami pasangan kita. Pasangan yang ideal itu bukan hanya soal fisik atau materi saja, tapi juga tentang kepribadian dan chemistry.
Hubungan yang didasarkan pada kejujuran dan penerimaan terhadap pasangan akan lebih kuat dan langgeng. Ketika kita bisa menerima pasangan kita apa adanya dan mereka juga menerima kita dengan segala kelebihan dan kekurangan kita, itulah yang sebenarnya membuat sebuah hubungan menjadi istimewa.
Memiliki pasangan idaman itu wajar, tapi jangan sampai membuat kita lupa bahwa manusia itu tidak sempurna. Jangan terlalu fokus pada spek fiksi, karena kebahagiaan itu bisa ditemukan pada hal-hal sederhana bersama pasangan yang kita cintai.
Biodata Penulis:
Nafiatur Rahima saat ini aktif sebagai mahasiswa, program studi PPKn, di Universitas Sebelas Maret.