Berbicara tentang kesehatan mental merupakan suatu isu yang kompleks dan sensitif. Di tengah kesibukan dan aktivitas hidup modern yang serba cepat ini, banyak orang mengalami stres yang berkepanjangan, contohnya seperti saya ini. Rutinitas harian, tekanan tugas, dan tanggung jawab sebagai seorang laki-laki sering kali membuat saya merasa merasa terjebak dalam lingkaran kecemasan.
Namun, ada salah satu cara untuk mengatasi tekanan ini, yaitu melakukan hiking. Aktivitas ini memang terlihat susah bagi kaum yang introvert dan mager, tetapi hiking memberikan manfaat fisik loh. Tak hanya latihan fisik saja, tetapi juga memberikan dampak positif yang bermanfaat bagi kesehatan mental kita.
Hiking Dapat Memperkuat Ikatan Pertemanan
Meskipun hiking sering diasosiasikan dengan soliterisme, faktanya banyak orang melakukan hiking bersama teman atau kelompok. Interaksi sosial selama hike dapat memperkuat ikatan persaudaraan dan meningkatkan sense belongingness. Hal ini sangat berguna jika kamu merasa isolatif atau kurang dukungan sosial di masa-masa sulit. Selain itu, sharing experience dengan orang lain dapat membuat kita merasa lebih percaya diri dan memiliki tujuan yang sama-sama ingin dicapai bersama-sama.
Ketika kita berada di alam terbuka, kita diberi kesempatan untuk menjauh dari kebisingan dan kepenatan kehidupan sehari hari. Melangkah di jalur setapak yang dikelilingi pepohonan dan udara segar memberikan rasa ketenangan yang sulit ditemukan di lingkungan perkotaan. Penelitian menunjukkan bahwa berada di alam dapat mengurangi kadar kortisol, hormon stres, dan meningkatkan perasaan bahagia. Sensasi segar dan sejuk dari angin yang menerpa wajah dan suara alam yang menenangkan membantu merilekskan pikiran dan meredakan kecemasan.
Ketenangan di Alam Terbuka: Menemukan Kedamaian dalam Hiking
Selain itu, hiking juga memberi kita kesempatan untuk lebih fokus pada saat ini. Saat mendaki, perhatian kita pasti teralihkan pada langkah kaki, pemandangan yang menakjubkan, dan tantangan yang dihadapi. Hal ini membantu kita melupakan masalah sejenak dan mengalihkan fokus dari beban mental. Momen-momen ini dapat mengajarkan kita untuk menghargai keindahan hidup, bahkan dalam kesederhanaan.
Ada pula aspek sosial dari hiking. Mengajak teman atau keluarga untuk bergabung dalam petualangan ini tidak hanya memperkuat ikatan sosial, tetapi juga menciptakan pengalaman berharga bersama. Berbagi tawa saat berjuang di jalur yang menanjak atau menikmati pemandangan indah di puncak gunung dapat meningkatkan suasana hati dan menciptakan kenangan positif yang bertahan lama.
Tidak dapat dipungkiri bahwa saat mencapai puncak gunung, ada rasa pencapaian yang luar biasa. Merayakan keberhasilan setelah berjuang melewati tantangan fisik memberikan dorongan positif bagi mental kita. Rasa bangga ini bukan hanya berasal dari pencapaian fisik, tetapi juga dari kemampuan kita untuk mengatasi stres dan kesulitan.
Dalam dunia yang penuh dengan stres dan tekanan, hiking menawarkan pelarian yang sehat dan menyegarkan. Ketika kita mendaki, kita bukan hanya mencari puncak gunung, tetapi juga menemukan kembali ketenangan dan kebahagiaan yang sering kali hilang di tengah hiruk-pikuk kehidupan. Jadi, jika Anda merasa terjebak dalam puncak stres, mungkin saatnya untuk mengikat sepatu hiking dan menjelajahi keindahan alam. Siapa tahu, puncak gunung yang Anda daki bisa menjadi tempat Anda menemukan kembali diri Anda yang lebih bahagia.
Dengan stimulasi otak, rilis endorfin, interaksi dengan alam, komunikasi sosial solidaritas serta aktivitas fisik yang lebih baik daripada olahraga konvensional maka sudah wajar jika dikatakan bahwa hiking benar-benar alat kuat untuk mencapai hasil yang lebih baik dalam bidang kesehatan mentalnya juga. Jadi apakah kamu siap untuk mulai petualanganmu sekarang juga? Siapa tahu suatu hari nanti kamu bakal menjadi pendaki profesional yang sukses dalam kariernya juga.
Biodata Penulis:
Muhammad Salman Fathurrahman, saat ini aktif sebagai mahasiswa di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis bisa disapa di Instagram @slmnnfthr_