Islam adalah agama rahmatan lil alamin (pembawa rahmat bagi seluruh alam), harusnya setiap pemeluk agama Islam di mana pun berada, dalam kondisi bagaimanapun berada, dengan siapapun ia berada, nilai-nilai yang akan dia tunjukkan adalah nilai-nilai ajaran agama Islam yang tegas namun lembut dan humanis.
Pembentukan karakter muslim yang demikian tentulah bukan sebuah proses yang singkat akan tetapi sebuah perjalanan panjang dan melibatkan banyak pihak/kalangan.
Masa anak-anak merupakan masa keemasan dalam pembentukan karakter seorang anak. Pada masa ini anak akan banyak melihat, mendengar, mencontoh apa yang ada di sekitarnya untuk kemudian ia jadikan paradigma terkait bagaimana seseorang itu seharusnya.
Berkisah merupakan teknik pembelajaran yang diajarkan oleh Allah melalui kalam suci-Nya, melalui Al-Quran Allah menghadirkan kisah-kisah kepada nabi Muhammad dan seluruh umatnya agar mereka mengambil pelajaran dari kisah-kisah sebelumnya untuk menjadi manusia yang lebih baik. Meninggalkan kisah berarti meninggalkan banyak pelajaran kehidupan.
Generasi islam saat ini semakin jauh dari kisah-kisah Islami, mereka disibukkan dengan game online, media sosial seperti TikTok, Instagram, YouTube dan lainnya sehingga paradigma pribadi muslim yang ia pahami diperoleh dari apa yang mereka lihat dan saksikan di sana.
Banyak sekali kisah baik berkaitan dengan Rasulullah, para Nabi lainnya, atau sahabat yang diabadikan dalam Al-Quran atau hadis Rasul, kisah para wali penyebar agama Islam di Indonesia yang menunjukkan betapa rahmatnya Islam itu, akan tetapi ketidakpahaman akan kisah tersebut lambat laun menjadikan generasi Islam semakin asing dengan ajaran agama Islam itu sendiri, atau bahkan jauh dari nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamin.
Jika sedari kecil anak mendengar tentang indah Islam dan seorang muslim maka dia akan tumbuh dalam suasana tersebut, akan tetapi jika dia mendengar kerasnya Islam, kasarnya Islam maka dia akan tumbuh menjadi muslim keras dan intoleran, di sinilah negara perlu hadir, masyarakat perlu hadir untuk menunjukkan kepada anak-anak bahwa Islam adalah agama yang damai dan toleran.
Berkisah merupakan salah satu alternatif untuk menghadirkan keindahan nilai ajaran agama Islam. Festival Berkisah Islami merupakan upaya awal untuk mengenalkan kepada generasi Islam akan nilai ajaran agama Islam yang rahmatan lil alamin. Target festival ini adalah anak-anak usia SMP/ MTs yang tinggal di Panti Asuhan, Pondok Pesantren, atau sekolah berbasis boarding. Untuk merealisasikan festival ini diperlukan beberapa tahapan:
- Pembentukan Komunitas (kerjasama dengan sekolah, panti atau pesantren);
- Pelatihan Berkisah Islami (diberikan contoh berkisah);
- Penyusunan Naskah Berkisah (anak menyusun kisah keteladanan yang ingin ia kisahkan);
- Pelatihan Aktualisasi Berkisah (latihan);
- Festival Berkisah Islam (anak mempraktikkan di panggung umum sehingga nilai ajaran Islam bisa juga dilihat oleh banyak peserta).
Biodata Penulis:
Nabila Azkiya, biasa dipanggil Azkiya, lahir pada tanggal 23 Juni 2006 di Banjarmasin, saat ini aktif sebagai mahasiwa di Universitas Sebelas Maret.