Generasi Z yang lahir di era digital, akrab dengan platform media sosial seperti Instagram. Namun, menariknya banyak di antara mereka yang memilih untuk memiliki akun Instagram private, yang dalam postingannya hanya mengupload foto tanpa memperlihatkan muka, bahkan dengan profil kosong tanpa postingan atau mereka menyebutnya dengan low profile. Fenomena ini menghadirkan pertanyaan menarik: mengapa Gen Z memilih untuk menyembunyikan diri di dunia maya, padahal personal branding menjadi semakin krusial di era digital?
Ada beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebab fenomena ini yang saya temui sebagai seorang Gen Z.
Merasa menjadi Seseorang yang Keren dan Misterius
Beberapa konten yang rata-rata penontonnya para Gen Z, mengatakan bahwa seorang yang memiliki akun low profile itu keren dan terlihat tidak alay. Mereka seakan-akan memiliki dunia rahasia yang hanya bisa diakses oleh segelintir orang, memicu rasa penasaran dan keinginan untuk "masuk" ke dalam lingkaran mereka. Bahkan dalam postingannya pun hanya ada postingan tempat yang mereka kunjungi dan mirror selfie dengan menutupi wajah mereka itu.
Keprivasian menjadi prioritas utama bagi Gen Z. Mereka tumbuh dalam era data pribadi mudah diakses dan disalahgunakan. Akun private memberikan rasa aman dan kontrol atas informasi yang dibagikan. Mereka ingin menjaga kehidupan pribadi mereka tetap terpisah dari dunia maya. Mereka sebenarnya ingin mengekspresikan diri melalui postingannya namun tidak ingin dipandang alay, sehingga lebih memilih memposting di akun private-nya.
Gen Z Memiliki Cara yang Berbeda untuk Mengekspresikan Diri
Mereka biasanya cenderung lebih aktif di platform lain, seperti TikTok atau Discord, yang lebih fokus pada interaksi dan konten yang bersifat ephemeral. Di Instagram pun, mereka memiliki second account, bahkan third account, yang postingannya lebih banyak yang fokusnya pada estetika dan citra, mungkin tidak sesuai dengan cara mereka berkomunikasi dan berinteraksi.
Namun, penting untuk diingat bahwa personal branding tetap penting, bahkan bagi Gen Z. Di era digital, personal branding dapat membuka peluang profesional, membangun koneksi, dan memperluas jaringan. Bagi Gen Z yang memilih akun private, mereka perlu menemukan cara lain untuk membangun personal branding, seperti melalui portofolio online, website pribadi, atau platform lain yang sesuai dengan gaya hidup mereka.
Kesimpulannya, fenomena Gen Z dengan akun Instagram private adalah cerminan dari nilai-nilai dan cara pandang mereka terhadap privasi, personal branding, dan media sosial. Meskipun mereka memilih untuk menyembunyikan diri di dunia maya, personal branding tetap penting. Gen Z perlu menemukan cara baru dan kreatif untuk membangun personal branding yang sesuai dengan nilai-nilai dan gaya hidup mereka, tanpa mengorbankan privasi.
Penulis: Salma Tria Amanda