Nah pasti kalian masih asing nih dengan nama desa Jarum, bukan desa yang banyak jarumnya yah hehe. Namun desa Jarum merupakan desa yang terletak di kecamatan Bayat, kabupaten Klaten. Nah desa Jarum dikenal sebagai sentra industri batik dan merupakan salah satu desa sebagai penghasil batik tulis terbesar di Solo Raya, produknya tersebar di kabupaten lain, seperti Yogyakarta dan Surakarta. Hampir seluruh penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai pembatik dan juga hampir setiap rumah di desa tersebut memiliki papan nama usaha batik tulis dan cap.
sumber: visitjawatengah.jatengprov.go.id |
Nah kalian harus tahu nih 3 destinasi yang wajib kalian kunjungi jika mampir di daerah Bayat.
1. Batik Jino
Batik Jino merupakan batik yang sudah berdiri sejak tahun 1995. Batik Jino memproduksi batik yang khusus diaplikasikan ke kayu dan bambu saja. Sesuai dengan namanya Batik Jino dimiliki oleh Pak Jino. Beliau mengatakan bahwa di Batik Jino memiliki beberapa produk unggulan dari kayu, seperti wayang dan aksesoris rumah. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan bahwa beliau bisa memproduksi berbagai macam benda dilukis dengan batik dengan bahan dasar kayu dan bambu sesuai pesanan konsumennya.
Nah kalian dapat merasakan pengalaman gimana sih dari awalnya hanya sepotong kayu bisa disulap oleh bapak Jino menjadi karya yang sangat indah, kalian juga bisa merasakan pengalaman membuat wayang, atau mencating di kayu yang telah dipola. Seru banget pastinya.
2. Batik Ecoprint Milik Ibu Sri Mulyani
Batik Ecoprint milik Ibu Sri Mulyani baru berdiri pada tahun 2021. Walaupun masih cukup baru, batik ecoprint ini cukup diminati. Batik Ecoprint memanfaatkan dedaunan asli atau bunga dalam pembuatan motif. Sehingga, motif-motif yang muncul asli dari bentuk daun dan bunga yang dicetak dalam kain yang membentuk motif yang indah. Dedaunan dan bunga yang dipakai, yaitu daun dan bunga yang memiliki tanin yang kuat sehingga pada saat dicetak dapat men-cap dan mengeluarkan warna dengan baik di kainnya.
Untuk motif sendiri Ibu Sri Mulyani mengatakan bahwa beliau mencetak batik sesuai dengan kreatifitasnya sendiri, dan tentunya motifnya tak akan ada yang menyamai.
3. Batik Purwanti
Siapa sih yang nggak kenal dengan Batik Purwanti, yang telah berdiri sejak 1968. Sekitar tahun 80-an batik yang dijual di Batik Purwanti biasanya batik mentah atau yang belum diwarnai sama sekali, hanya menampilkan corak batik saja. Lalu pada tahun 90-an Batik Purwanti pun mulai mengembangkan produksinya dengan menjual batik yang sudah diwarnai.
Lalu berlanjut pada tahun 2006, susanna Dewijanarko yang merupakan anak dari ibu Purwanti ini memiliki keinginan untuk meneruskan usaha yang sudah lama ditekuni dalam keluarganya ini. Awalnya ia menekuni batik saat berada di Yogyakarta, lalu pada tahun 2009, ia memutuskan untuk pindah ke Bayat agar bisa lebih fokus dalam mengembangkan usaha Batik Purwanti ini. Dan pada saat itu pula merupakan tahun batik sedang laku di pasaran karena pemerintah mencanangkan batik kepada UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization). Karena program pemerintah tersebut membuat para mancanegara berbondong-bondong berkunjung datang ke Indonesia untuk melihat batik sehingga konsumen Batik Purwanti pun naik dan membuat Batik Purwanti semakin berkembang.
Para pengunjung dapat melihat langsung proses pembuatan batik dan menyaksikan keahlian para pembatik yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Anda dapat belajar tentang teknik pewarnaan alami yang digunakan, seperti secang dan mahoni, kalian juga bisa praktik langsung tentunya.
Biodata Penulis:Nikmati keindahan alam dan suasana desa yang tenang. Ini adalah kesempatan untuk melarikan diri dari kesibukan kota dan menikmati keindahan budaya lokal. Ayo, jangan lewatkan kesempatan untuk mengunjungi wisata batik desa Jarum ini dan saya jamin deh akan mendapatkan pengalaman yang tak terlupakan.
Dinda Kusumawati saat ini aktif sebagai mahasiswa, program studi D3 Manajemen Bisnis, di Universitas Sebelas Maret.