Dari Korban Bullying Menjadi Pribadi yang Tahan Banting

Kita tidak bisa membuat semua orang suka kepada kita. Kebanyakan orang tidak suka karena kekurangan yang ada pada diri sesorang.

Bullying memang dicap sebagai tindakan negatif yang meninggalkan luka emosional mendalam. Sering kali trauma ini dapat meruntuhkan rasa percaya diri dan mengganggu kesejahteraan mental. Namun bullying yang seharusnya meninggalkan luka dan trauma justru bisa menjadi titik balik yang mengubah hidup seseorang menjadi lebih baik. Sebut saja dia adalah Linda. Di tengah tekanan, rasa tidak berdaya, dan ketidakadilan, Linda bisa menemukan kekuatan yang tersembunyi. Seperti layaknya sebuah pegas semakin ditekan lentingnya semakin tinggi. Padahal tekanan itu sangat menyakitkan dan membutuhkan tenaga yang besar untuk menerima tekanan itu. Namun karena rasa sakit dan tekanan yang besar itulah yang membuat lentingnya semakin tinggi.

Sebenarnya Kenapa Sih Orang Lain Membully, Apa Sebabnya?

Kita tidak bisa membuat semua orang suka kepada kita. Kebanyakan orang tidak suka karena kekurangan yang ada pada diri sesorang. Kekurangan yang terlihat buruk itu, sering kali menjadi sebuah akar munculnya bullying. Seperti halnya tubuh Linda yang gendut dan tinggi. Memiliki tubuh yang gendut sering kali membuat Linda mendapatkan body shaming dengan sebutan “Raksasa”, dinilai tidak cantik, serta selalu dikucilkan. Sering tidak terpilih karena dinilai tidak menarik. Sering menjadi bahan lelucon yang sebenarnya tidak lucu. Sebenarnya Linda adalah seorang yang memiliki banyak sekali talenta, dia memiliki suara yang merdu, dapat memainkan alat musik, dan sebenarnya Linda juga memiliki bakat menari. Namun, karena tubuhnya yang gemuk itu dia selalu dikucilkan.

Dari Korban Bullying Menjadi Pribadi yang Tahan Banting

Suatu ketika saat dia mengikuti perlombaan menyanyi, banyak yang julid kepadanya, namun dia optimis untuk tetap ikut event tersebut. Tidak ada yang mendukungnya padahal suara dia sangat bagus. Saat lomba berlangsung pun, dia mendapat komentar kurang baik dari para juri. “Sebenarnya suara kamu unik dan sangat bagus, namun point penting dari seorang penyanyi adalah penampilannya yang menarik.” Mendengar komentar itu, orang yang tadinya julid menjadi sangat semangat untuk menertawakan dan menghujatnya. Karena kejadian itupun, Linda belum memiliki keberanian untuk tampil di depan umum.

Saat di sekolah Linda mengadakan penilaian praktik untuk menampilkan sebuah teater antar kelas. Saat itu setiap anak dipilih bersama dengan vote untuk menentukan perannya masing-masing. Linda pun memilih mengambil peran sebagai penari di teater itu. Lagi-lagi karena badannya yang gendut, Linda tidak mendapat kesempatan untuk menjadi penari. Dia dipilih oleh seluruh teman sekelasnya untuk menjadi seorang raksasa dalam cerita itu.

Tidak hanya itu saja, Linda pun mendapat hujatan karena menyukai seorang pria yang menurutnya baik, Linda pun sering bertanya-tanya apakah seburuk itu dirinya sehingga sangat tidak layak untuk mendapatkan apapun yang dia inginkan. Dia sering mendapat bullying fisik berupa dorongan, jambakan, oleh teman-temannya. Bukan hanya itu saja, Linda juga menjadi bahan bullying oleh guru olahraganya. Linda sangat kesulitan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran olahraga di sekolahnya karena badannya yang gendut, sehingga membuatnya selalu dipojokkan saat pembelajaran.

Menyakitkan? Tentu saja. Namun Linda mencoba untuk meresapi semua itu dengan afirmasi yang positif. Linda selalu menerapkan positif thinking di setiap hal. Termasuk hal yang tidak mengenakan seperti bullying itu sendiri. Bullying memang sesuatu yang terlihat mengerikan, namun dengan afirmasi positif dapat mengubahnya menjadi hal yang positif.

Linda membaca sebuah artikel tentang Ibnu Sina (Avicenna) yang melakukan eskperimen menempatkan dua domba dalam kandang yang terpisah. Domba dengan semua kondisi yang sama. Pada saat yang sama juga, ada serigala di kandang ketiga. Hanya satu domba yang melihat serigala itu, tetapi domba lain tidak melihatnya. Berbulan-bulan kemudian, domba yang melihat serigala sangat keras dan gelisah, perkembangannya sangat tidak baik. Meskipun serigala itu tidak melakukan apapun terhadap domba di sebelahnya. Ketakutan dan stres yang ada di dalamnya, membunuhnya secara prematur. Sedangkan domba lainnya yang tidak melihat serigala, damai berkembang baik dengan berat badan dan pertumbuhan yang sehat. Dalam eksperimen ini, Ibnu Sina membuktikan bahwa pengaruh mental terhadap kesehatan fisik, serta efek positif dan negatif terhadap kesehatan. Karena hanya pikiran negatif serta kecemasan yang tidak perlu menyebabkan sebuah kehancuran.

Dari hal itulah Linda mengambil sebuah pelajaran yang bisa dia terapkan. Linda menanamkan dalam pikiran dan hatinya untuk tidak tumbang hanya karena ucapan yang menyakitkan, Linda berusaha untuk buktikan bahwa tubuh yang gendut itu bisa menjadi tubuh yang ideal dan cantik. Memang tidak mudah, namun menerima bullying juga bukan hal yang mudah. Maka banyak cara yang Linda lakukan, mulai dari defisit kalori, kepelatihan olahraga dia ikuti, seperti lari, renang dan karate. Serta mengatur pola tidur dengan baik. Linda pun mulai merawat dirinya dengan mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan yang membuat kulitnya menjadi lebih sehat.

Proses yang tidak lama dan tidak instan itulah yang membuat Linda sering merasa lelah dan ingin menyerah, namun Linda mengingat kembali rasa sakit yang dia rasakan. Ternyata rasa sakit itulah yang menjadi kekuatan terhebat Linda untuk terus bangkit dan berjuang. Waktu terus berjalan, pada akhirnya Linda berhasil menurunkan berat badannya, yang dari 93 kg menjadi 60 kg. Linda sangat bahagia atas hasil kerja kerasnya yang membuahkan hasil. Linda berhasil membuktikan bahwa dia bisa meraih badan yang ideal itu, dia bisa menjadi orang yang cantik, karena yang sesungguhnya cantik juga dari hati Linda yang bersih bukan hanya dari fisik. Linda layaknya bunga yang mekar dengan keharumannya. Saat mekar inilah Linda mebuktikan kepada seluruh dunia. Linda berhasil mengikuti semua event yang dia dambakan, dia berhasil menjadi vocalis grub band yang tampil pada event-event besar, dia berhasil ikut sanggar tari dan menjadi anggota inti. Tak hanya itu saja, Linda juga berhasil memenangkan banyak kejuaaran renang dan karate. Bahkan Linda berhasil mendapatkan golden tiket untuk melanjutkan studinya secara gratis karena prestasi yang dia peroleh.

Dari cerita Linda itulah kita bisa mengambil banyak pelajaran serta motivasi untuk terus bangkit dan jangan pernah memikirkan semua ucapan negatif yang meragukan setiap proses kita untuk menjadi lebih baik. Jika merasa lelah akan proses yang belum terlihat hasilnya, maka ingatlah kembali hal yang menjadi tujuanmu untuk terus berjuang sampai sekarang dan rasa sakit yang belum ada obatnya. Dengan begitu kita memiliki kekuatan tersendiri, tahan akan goresan yang terus melukai, kebal akan rasa banting yang tiada henti. Serta tidak semua usaha itu mudah, tapi semua yang berusaha pasti akan berbuah. Dan semua bunga akan mekar pada waktunya. Nikmati perjalanannya ya.

Penulis: Yollanda Nabilla Suswantri

© Sepenuhnya. All rights reserved.