Dampak Pola Asuh yang Buruk terhadap Tumbuh Kembang Anak

Banyak hal dapat mempengaruhi perkembangan seorang anak jika orang tua tidak memberikan pola asuh yang sesuai.

Sebagai figur utama dalam kehidupan seorang anak, orang tua memiliki peran yang signifikan terhadap perkembangan anak. Pola asuh orang tua memiliki pengaruh besar dalam pembentukan emosional, intelektual, dan sosial anak. Pola asuh yang baik dan benar maka menghasilkan tumbuh kembang anak yang sehat, sedangkan pola asuh yang buruk dan salah maka menghasilkan tumbuh kembang anak yang kurang sehat dan dapat berpengaruh ke pengendalian emosi, mental psikis, dan perilaku anak. Sikap kasar, kurangnya perhatian, ketidakkonsistenan dalam pengasuhan, atau bahkan terlalu mengekang atau terlalu longgar dapat mengganggu dan menghambat kemampuan mereka untuk tumbuh dan berkembang dengan sehat.

Pola Asuh Buruk Mempengaruhi Perkembangan Anak

Banyak hal dapat mempengaruhi perkembangan seorang anak jika orang tua tidak memberikan pola asuh yang sesuai. Pola asuh buruk sering kali merujuk pada pendekatan pengasuhan yang tidak memberi dukungan emosional yang cukup, menerapkan disiplin yang tidak tepat, atau gagal memenuhi kebutuhan dasar anak secara konsisten yang akhirnya memberikan dampak negatif. Anak-anak yang tumbuh pada lingkungan penuh ketegangan dan kekerasan sering kali mengalami perasaan cemas, ketakutan, atau depresi. Ketika seorang anak merasa tidak mendapat dukungan emosional, mereka merasa terabaikan dan tidak dihargai yang kemudian menghilangkan percaya dirinya. Anak-anak yang mengalami masalah dalam hal kepercayaan dirinya dia merasa tidak dicintai, pengabaian atau pemaksaan dapat membuat anak merasa tertekan dan berdampak pada kehidupan anak selanjutnya saat menginjak masa remaja dan dewasa.

Dampak Pola Asuh yang Buruk terhadap Tumbuh Kembang Anak

Anak-anak yang tidak mendapat pola asuh yang baik cenderung merasa kesulitan untuk membangun hubungan sosial dengan orang lain, mereka cenderung akan menarik diri dan mengembangkan perilaku yang agresif. Perilaku anak yang agresif terjadi karena pola asuh anak yang kasar dan tidak dipedulikan oleh orang tua, hingga anak tidak mampu mengekspresikan perasaan dan memendam trauma. Pola asuh yang buruk juga mempengaruhi kesulitan dalam perkembangan kognitif dan akademis seperti kurang komunikasi ke teman sebaya, ketidakkonsistenan dalam aturan, dan mengganggu kemampuan fokus anak dalam belajar. Pola asuh yang tidak mendukung menyebabkan anak-anak merasa tertekan dan khawatir sehingga kesulitan berkonsentrasi di sekolah yang mengakibatkan penurunan prestasi akademis anak.

Stres emosional yang mereka alami sering kali menghambat kemampuan mereka untuk memahami materi pelajaran dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan akademik. Mengabaikan kebutuhan emosional anak, dapat menghambat kemampuan mereka untuk mengelola emosi mereka dengan cara yang sehat. Anak-anak yang tumbuh penuh konflik sering kali tidak belajar cara menanggapi stres atau tekanan dengan cara yang konstruktif. Bahkan orang tua masa bodoh dan tidak memberi perhatian terhadap anak agar anak dapat mengekspresikan perasaan mereka dan mengatasi perasaan mereka sendiri. Akibatnya mereka susah untuk mengelola emosi dan mengatasi perasaan mereka yang berakibat anak menunjukan perilaku agresif bahkan menarik diri dari situasi sosial.

Dampak Jangka Panjang pada Kehidupan Dewasa

Dampak pola asuh yang buruk tidak hanya dirasakan di masa kecil, dampak negatif yang muncul akibat pola asuh yang tidak sehat dapat berlanjut hingga dewasa. Salah satu dampak jangka panjang adalah kesulitan dalam menjalin hubungan yang sehat, baik pertemanan maupun asmara. Pola asuh yang buruk dapat membuat anak merasa tidak layak untuk dicintai atau sulit percaya terhadap seseorang karena traumanya. Gangguan kesehatan mental yang muncul akibat pola asuh yang buruk seperti kecemasan, depresi, atau gangguan stress pascatrauma (PTSD) dapat berlanjut hingga dewasa jika tidak segera ditangani dengan baik.

Meski dampak pola asuh buruk berlangsung lebih lama, ada langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengurangi efek negatif dan mendukung anak agar berkembang dengan sehat. Orang tua dapat melakukan beberapa hal untuk membantu anak mereka pulih dari dampak pola asuh buruk seperti konsultasi dengan ahlinya/profesional, menerapkan pola asuh yang lebih efektif dan mendukung, membuka komunikasi, menciptakan lingkungan keluarga yang aman dan tentram. Perkembangan anak dalam berbagai aspek kehidupan mereka seperti kesehatan mental, hubungan sosial, prestasi akademik, dan kemampuan untuk mengelola emosi bergantung dengan pola asuh yang diterima. Orang tua memegang peran dalam tumbuh kembang anak untuk tumbuh menjadi individu yang sehat secara emosional dan sosial.

Referensi:

  • https://dinkes.ntbprov.go.id/artikel/pola-asuh-orang-tua-dan-dampaknya-terhadap-anak/
  • https://parent.binus.ac.id/2018/08/pola-asuh-orangtua-dan-pengaruhnya-pada-anak/
  • https://fkip.umsu.ac.id/peran-orang-tua-dalam-pendidikan-anak/
  • https://kumparan.com/tara-fasas/intergenerational-trauma-alasan-pola-asuh-orang-tua-yang-buruk-1zMu1LpEyiu
  • https://jatengprov.go.id/publik/pola-asuh-anak-kesatuan-proses-pembelajaran-orang-tua/
  • https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3290/pola-pengasuhan-parenting-orangtua-kepada-anak
  • https://www.prenagen.com/id/apa-itu-parenting-anak
  • https://soa-edu.com/pengaruh-pola-asuh-yang-buruk-pada-anak-yang-melakukan-kekerasan/

Biodata Penulis:

Rizky Rafif Putra Pratama saat ini aktif sebagai mahasiswa, prodi Informatika, di Universitas Sebelas Maret.

© Sepenuhnya. All rights reserved.