Bullying merupakan perilaku berupa kekerasan fisik, verbal, ataupun sosial. Di saat masa SMP (Sekolah Menengah Pertama), siswa berada dalam fase perkembangan yang sangat penting apalagi mereka baru saja lulus sekolah dasar. Bullying dapat memiliki dampak yang mendalam dan berkepanjangan terhadap kesehatan mental korban. Pada usia inilah mereka sedang dalam proses pembentukan identitas diri dan pengembangan keterampilan sosial. Bullying yang diterima korban dapat mengakibatkan masalah yang serius sehingga mempengaruhi emosional dan sosial di kemudian hari.
Bullying terhadap siswa tentu sangat berpengaruh terhadap kesehatan mental, saya juga pernah mengalaminya. Sangat berbeda dengan masa SD (Sekolah Dasar) yang penuh dengan bahagia, di masa SMP kita akan bertemu dengan teman-teman yang berbeda-beda sifat, ada yang baik di manapun, ada yang baik cuma saat di depan orangnya, ada yang suka membully, dan lain sebagainya. Untungnya saya bisa memilih teman yang baik, sehingga tidak merasakan bullying yang terlalu berlebihan.
Padahal masa SMP adalah masa yang seharusnya digunakan untuk memahami siapa mereka dan bagaimana mereka berinteraksi dengan orang lain. Bullying sangat mengganggu proses perkembangan diri sehingga menyebabkan korban merasa tidak berharga dan meragukan kemampuan serta nilai diri mereka. Korban bullying juga mengalami krisis identitas, merasa terasingkan, dan kurang percaya diri. Ketidakstabilan emosional inilah yang dapat menghambat kemampuan untuk menjalin hubungan sosial, padahal hal ini sangat penting dalam pembentukan karakter. Selain itu korban juga akan merasa depresi, cemas, stress yang dapat berlanjut hingga dewasa serta menyebabkan penurunan kualitas hidup secara keseluruhan.
Dampak bullying tidak hanya terletak pada kesehatan mental, tetapi juga memengaruhi kinerja akademik. Rasa cemas, stres, dan ketidaknyamanan yang dialami akibat bullying dapat mengganggu konsentrasi dan motivasi belajar. Korban bullying akan merasa tidak berdaya, kehilangan minat dalam belajar, dan tidak mampu berkonsentrasi di kelas, yang berdampak pada nilai dan pencapaian akademik.
Bullying juga berpengaruh terhadap masa depan saat menjalin hubungan sosial. Korban akan memiliki sikap defensif dan sulit mempercayai orang lain, merasa tertekan untuk menunjukkan kemampuannya, yang akhirnya dapat menghambat untuk membangun hubungan yang sehat, bahkan dapat melakukan perilaku yang agresif dan bisa membalas kekerasan yang dialaminya kepada orang lain.
Dampak jangka panjang bullying terhadap kesehatan mental merupakan isu yang sangat penting dan perlu mendapat perhatian serius. Penting bagi guru, orang tua, dan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan dampak bullying. Seharusnya pemerintah membuat program yang khusus untuk membahas tentang bullying dan dampaknya. Agar semua bisa memahami pentingnya perilaku positif dan empati terhadap orang lain.
Sekolah juga harus menciptakan lingkungan yang aman, sehingga siswa merasa nyaman untuk belajar maupun berbicara tentang pengalaman mereka tanpa takut akan stigma. Dukungan psikologis juga harus diberikan kepada korban bullying karena sangat diperlukan untuk membantu memulihkan keadaan mental maupun sosial. Melalui program yang dibuat oleh pemerintah harapannya siswa yang mengalami bullying bisa mengatasi masalah yang dihadapi dan pada akhirnya bisa membangun kembali rasa percaya diri.
Kesimpulannya, dampak jangka panjang bullying terhadap kesehatan mental bagi siswa Sekolah Menengah Pertama adalah isu yang sangat serius dan perlu diatasi. Mengatasi bullying bukan hanya tanggung jawab guru yang ada di sekolah, tetapi tugas kita semua, sehingga bisa menciptakan lingkungan yang lebih baik dan aman untuk semua kalangan, terutama di lingkungan SMP.
Biodata Penulis:
Yusuf Abdulah saat ini aktif sebagai mahasiswa di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Ia memiliki hobi di bidang olahraga seperti futsal, sepak bola, dan juga mendaki. Yusuf bisa disapa di Instagram @a.yusuf_83