Gangguan mental, seperti depresi, trauma, gangguan kecemasan, dan stres semakin sering menjadi topik pembicaraan di tengah masyarakat. Masalah ini telah menjadi penyebab utama berbagai perilaku destruktif di kalangan remaja, seperti menyakiti diri sendiri atau orang lain, penyalahgunaan narkoba, bahkan bunuh diri. Menurut Prof. Dr. Siswanto Agus Wilopo, SU, M.Sc., SC.D., Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM), “Remaja dengan gangguan mental mengalami gangguan atau kesulitan dalam melakukan kesehariannya yang disebabkan oleh gejala gangguan mental yang ia miliki.”
Padahal, remaja adalah harapan bangsa dan calon pemimpin masa depan. Gangguan mental di usia remaja tidak hanya membahayakan individu yang mengalaminya, tetapi juga memengaruhi masa depan generasi bangsa. Oleh karena itu, gangguan mental merupakan masalah serius yang memerlukan perhatian dan penanganan yang tepat.
Mengatasi Gangguan Mental dengan Mengenali Diri Sendiri
Salah satu cara untuk mengatasi gangguan kesehatan mental adalah dengan mengatasi akar penyebab masalah tersebut. Hal ini dimulai dari mengenali diri sendiri. Memahami apa yang terjadi dalam diri memungkinkan kita untuk lebih memahami penyebab gangguan mental yang dialami dan langkah-langkah yang bisa diambil untuk memulihkannya.
Salah satu langkah penting dalam mengenali diri sendiri adalah memahami pengalaman masa lalu, termasuk pengalaman masa kecil. Masa kecil sering kali meninggalkan bekas dalam diri yang disebut dengan konsep inner child.
Apa Itu Inner Child?
Inner child adalah bagian dari diri kita yang menyimpan kenangan, pengalaman, dan emosi dari masa kecil. Meskipun banyak orang tidak menyadarinya, setiap individu memiliki inner child. Pengalaman baik maupun buruk di masa kecil akan terus berpengaruh hingga dewasa.
Misalnya, anak yang mengalami trauma kekerasan di masa kecil mungkin tumbuh menjadi individu yang takut berlebihan atau sulit mempercayai orang lain. Ia juga bisa merasa tidak aman dan menyimpan rasa sakit yang mendalam, yang pada akhirnya dapat meningkatkan risiko menyakiti diri sendiri, menggunakan narkoba, atau menyakiti orang lain.
Contoh lain adalah anak yang selalu dituntut untuk berprestasi atau menjadi yang terbaik. Tuntutan semacam itu bisa membuat seseorang merasa tidak pernah cukup, bahkan cenderung menyalahkan diri sendiri ketika gagal. Dalam beberapa kasus, hal ini dapat memicu perilaku menyakiti diri sendiri.
Sementara itu, anak yang sering diabaikan atau tidak dianggap penting oleh orang tuanya bisa tumbuh dengan perasaan tidak berharga dan tidak diinginkan. Jika tidak ditangani, perasaan tersebut dapat menyebabkan keinginan untuk mengakhiri hidup.
Pengalaman-pengalaman tersebut membuktikan bahwa inner child memiliki dampak besar terhadap cara kita menjalani hidup, mulai dari sikap sehari-hari hingga cara kita bersosialisasi di masyarakat. Oleh karena itu, memahami dan merawat inner child menjadi sangat penting untuk menjaga kesehatan mental.
Langkah-Langkah Mengenali dan Berdamai dengan Inner Child
Mengenali dan berdamai dengan inner child memerlukan proses yang mendalam. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:
1. Refleksi Diri
Luangkan waktu untuk mengingat kembali pengalaman masa kecil, baik yang positif maupun negatif. Identifikasi kenangan-kenangan yang berpengaruh pada kepribadian Anda saat ini. Izinkan diri Anda untuk merasakan emosi yang muncul tanpa menolaknya.
2. Menerima dengan Ikhlas
Terima apa pun yang telah terjadi di masa lalu, termasuk luka dan kebahagiaan. Penerimaan adalah langkah pertama untuk berdamai dengan diri sendiri dan melangkah maju.
3. Identifikasi Kebutuhan Inner Child
Kenali kebutuhan Anda di masa kecil yang mungkin tidak terpenuhi, dan pikirkan cara untuk memenuhinya sekarang. Misalnya, jika Anda sering merasa diabaikan saat kecil, berikan perhatian dan kasih sayang kepada diri Anda sendiri saat ini.
4. Berikan Ruang untuk Inner Child
Lakukan aktivitas yang dapat menghidupkan kembali sisi kreatif dan bahagia Anda, seperti bermain, menulis, atau mencoba seni. Aktivitas ini membantu inner child merasa diterima dan dihargai.
Ketika Anda berhasil menerima dan mengidentifikasi kebutuhan inner child, Anda akan lebih mampu mengontrol dampak dari pengalaman masa lalu tersebut. Misalnya, jika saat kecil Anda terbiasa dimanjakan, sifat manja itu mungkin terbawa hingga dewasa. Namun, dengan kesadaran, Anda bisa mengendalikannya, seperti hanya menunjukkan sifat manja kepada orang-orang yang benar-benar memahami dan mendukung Anda.
Membantu Inner Child Bertumbuh
Selain mengenali, membantu inner child untuk bertumbuh juga penting dalam membangun kesehatan mental yang kuat. Beberapa aktivitas yang bisa dilakukan meliputi:
1. Melakukan Kegiatan Kreatif
Cobalah kegiatan seni, seperti melukis, menulis, atau bermain. Kegiatan ini dapat membantu mengakses sisi kreatif dan bahagia dari inner child.
2. Berbicara dengan Inner Child
Ajak inner child Anda untuk berdialog. Dengan berbicara, Anda bisa lebih memahami kebutuhan dan perasaan dari bagian diri Anda yang terluka.
3. Membuat Rutinitas yang Membahagiakan
Sisihkan waktu untuk melakukan aktivitas yang membawa kebahagiaan, seperti menjelajah hal baru, bermain, atau berbagi cerita dengan orang terdekat.
Sebagai contoh, jika Anda memiliki pengalaman masa kecil yang penuh kasih sayang tetapi menyebabkan sifat manja, Anda dapat mengatasi hal tersebut dengan mencari lingkungan yang menerima dan mendukung kebutuhan emosional Anda. Hal ini tidak hanya membantu inner child Anda merasa dihargai, tetapi juga membantu Anda mengelola sifat manja tersebut secara sehat.
Mengapa Inner Child Penting?
Memahami dan merawat inner child bukan hanya soal menyembuhkan luka masa lalu, tetapi juga membangun fondasi kesehatan mental yang lebih baik untuk masa depan. Dengan menerima bagian diri yang terluka dan memberinya perhatian, kita dapat menciptakan kehidupan yang lebih bahagia, seimbang, dan bermakna.
Mengakui keberadaan inner child adalah langkah awal untuk mengubah pola pikir negatif dan memperbaiki hubungan dengan diri sendiri maupun orang lain. Hal ini memungkinkan kita untuk tumbuh menjadi pribadi yang lebih sehat secara emosional, sekaligus lebih siap menghadapi tantangan hidup.
Berteman dengan inner child adalah langkah penting dalam perjalanan menuju kesehatan mental. Dengan merangkul bagian diri yang mungkin terluka, kita dapat menemukan cara untuk menyembuhkan luka lama dan menciptakan kehidupan yang lebih harmonis.
Referensi:
- https://ugm.ac.id/id/berita/23086-hasil-survei-i-namhs-satu-dari-tiga-remaja-indonesia-memiliki-masalah-kesehatan-mental/ (Diakses pada 15 September 2024 pukul 16.45)
Biodata Penulis:
Nadia Silva Ainina, saat ini aktif sebagai mahasiswi, Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, di Universitas Sebelas Maret.