Anak teknik sering kali mendapatkan julukan "cowok red flag" karena beberapa karakteristik, sifat, dan perilaku yang dianggap bisa menjadi tanda bahaya dalam hubungan. Sebagai mahasiswa di jurusan yang sangat menuntut, mereka biasanya sibuk dengan tugas-tugas kuliah, proyek, praktikum, dan berbagai kegiatan akademik lainnya. Kesibukan ini membuat mereka sulit membagi waktu dengan pasangan, yang akhirnya menimbulkan kesan kurang perhatian atau bahkan acuh tak acuh terhadap kebutuhan emosional pasangannya.
Dari segi sifat, anak teknik cenderung analitis dan logis, sering kali lebih mengedepankan rasionalitas dibandingkan emosi. Hal ini membuat mereka mungkin terlihat kurang peka atau tidak romantis dalam situasi yang membutuhkan empati dan kehangatan. Selain itu, mereka cenderung perfeksionis dan detail-oriented, fokus pada penyelesaian masalah dan pencapaian tujuan dengan cara yang terukur. Sifat ini, meskipun sangat membantu dalam bidang akademik dan karier, kadang-kadang menyebabkan mereka sulit untuk bersantai atau spontan, yang dapat menimbulkan ketegangan dalam hubungan yang membutuhkan fleksibilitas dan spontanitas.
Selain itu, fokus mereka yang begitu besar terhadap ambisi karier dan masa depan sering membuat pasangan merasa kurang diprioritaskan dalam jangka pendek. Obsesi mereka terhadap pencapaian profesional, seperti lulus tepat waktu, mendapatkan pekerjaan impian, atau mengembangkan keterampilan teknis, sering kali menggeser perhatian dari aspek-aspek emosional atau hubungan personal. Hal ini bisa membuat pasangan merasa diabaikan atau tidak cukup dihargai. Kombinasi sifat yang cenderung logis, ambisius, perfeksionis, dan sulit mengatur waktu ini menjadi faktor-faktor yang sering menimbulkan kesalahpahaman dalam hubungan, menjadikan anak teknik kerap dianggap sebagai "red flag" dalam percintaan.
Berikut 4 alasan mengapa anak teknik sering kali dijuluki Cowok Red Flag:
1. Sibuk dan Kurang Waktu
Anak teknik sering kali menghadapi jadwal yang sangat padat karena tuntutan akademik yang berat, seperti tugas kuliah, proyek, dan praktikum, ditambah dengan kegiatan organisasi atau kompetisi yang mereka ikuti. Kesibukan ini membuat mereka sulit untuk meluangkan waktu yang cukup bagi pasangan, yang sering kali merasa kurang diperhatikan. Prioritas mereka yang tinggi terhadap studi dan karier masa depan, meskipun penting, sering kali membuat hubungan romantis terkesampingkan. Akibatnya, pasangan mungkin merasa diabaikan atau tidak diprioritaskan, meski hal ini tidak selalu mencerminkan kurangnya rasa peduli, melainkan lebih karena tekanan akademik dan ambisi yang mendominasi waktu serta energi anak teknik.
2. Sikap Kontrol dan Posesif
Anak teknik sering kali menunjukkan sikap yang mengontrol dalam hubungan. Mereka mungkin ingin mengetahui semua aktivitas pasangan, termasuk dengan siapa mereka bertemu dan apa yang mereka lakukan. Sikap posesif ini dapat menciptakan ketidaknyamanan dan menunjukkan kurangnya kepercayaan dalam hubungan.
3. Perilaku Manipulatif
Beberapa anak teknik mungkin terlibat dalam perilaku manipulatif, seperti gaslighting, mereka memutarbalikkan fakta untuk membuat pasangan merasa bersalah atau meragukan diri sendiri. Ini adalah ciri khas dari hubungan yang tidak sehat dan menjadi alasan mengapa mereka dijuluki "red flag"
4. Lingkungan dengan Sedikit Perempuan
Fakultas teknik biasanya memiliki jumlah mahasiswi yang lebih sedikit dibandingkan jurusan lain. Karena kurangnya interaksi dengan perempuan di lingkungan sehari-hari, ada anggapan bahwa ketika anak teknik bertemu dengan perempuan, mereka bisa terlihat sangat antusias atau bersemangat, sehingga terkesan "gila cewek."
Biodata Penulis:Dwifira Naysilla Koeswardhani lahir pada tanggal 12 November 2006.