Pasti kita pernah dengar orang yang bilang "santai aja" dalam berbagai situasi. Entah itu saat kerja kelompok, ada masalah mendadak, atau sekadar ngobrol santai. Orang-orang ini kelihatannya tenang banget, seolah nggak ada yang bisa menggoyahkan mereka. Tapi, apa benar mereka sesantai itu? Kenyataannya, banyak orang yang suka bilang "santai aja" justru menyimpan rasa panik yang luar biasa. Kata-kata itu sering kali jadi tameng untuk menutupi apa yang sebenarnya mereka rasakan.
Kenapa sih mereka yang bilang "santai aja" sering kali justru yang paling kalut? Yuk, kita bahas lima alasannya!
1. Mencoba Menenangkan Diri Sendiri
"Santai aja" cenderung diucapkan bukan buat menenangkan orang lain, tapi diri sendiri. Mereka berusaha meyakinkan diri bahwa semuanya akan baik-baik saja. Dalam hati, mereka sebenarnya sedang bergulat dengan kekhawatiran atau ketakutan, tetapi ingin tetap terlihat tenang. Kata-kata ini jadi semacam mantra buat diri sendiri, meskipun panik masih ada di dalam hati.
2. Pressure untuk Kelihatan Cool
Siapa sih yang nggak pengen terlihat keren di depan orang lain? Banyak orang yang bilang "santai aja" karena ingin dianggap dewasa, tenang, atau "cool." Mereka merasa harus menunjukkan bahwa mereka bisa menghadapi masalah tanpa ribet. Padahal, di balik sikap "santai" itu, otak mereka bisa saja lagi sibuk mencari solusi. Bukannya benar-benar santai, mereka justru berusaha keras biar nggak terlihat panik.
3. Menghindari Konflik atau Drama
Kata "santai aja" juga sering dipakai untuk menghindari konflik. Mereka nggak mau ribut atau memperkeruh suasana, jadi memilih untuk kelihatan santai. Tapi, masalahnya, memendam perasaan panik atau stres sendirian itu nggak sehat. Mereka menumpuk kekhawatiran di dalam diri, yang lama-lama bisa jadi bom waktu.
4. Overthinking yang Terselubung
Ironisnya, orang yang bilang "santai aja" sering kali justru overthinking. Mereka berpikir tentang semua kemungkinan buruk yang bisa terjadi, tapi nggak mau menunjukkan itu ke orang lain. Di luar, mereka tampak tenang, tapi di dalam, otaknya nggak berhenti bekerja. Mereka sibuk memikirkan skenario-skenario yang bahkan belum tentu terjadi, sambil tetap berusaha terlihat kalem.
5. Takut Kelihatan Lemah di Depan Orang Lain
Mengakui bahwa kita panik itu nggak gampang. Buat sebagian orang, panik dianggap sebagai tanda kelemahan. Karena itu, mereka lebih memilih memasang topeng "santai aja" biar terlihat kuat. Padahal, mereka sebenarnya butuh bantuan atau dukungan, tapi gengsi untuk mengakuinya. Jadinya, mereka menekan perasaan mereka sendiri, yang akhirnya bikin mereka makin tertekan.
Jadi, ungkapan "santai aja" nggak selalu mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Kadang, orang yang bilang itu justru lagi menyimpan rasa panik yang besar di dalam hati. Di balik ketenangan mereka, ada perjuangan untuk terlihat kuat dan tenang.
Karena itu, penting buat kita lebih peka terhadap orang-orang di sekitar. Siapa tahu, mereka yang kelihatannya paling santai justru yang butuh dukungan. Jangan lupa, nggak apa-apa kok untuk mengakui kalau kita sedang panik. Itu tanda bahwa kita manusia, dan semua orang punya batasnya.
Biodata Penulis:
Najwa Artya saat ini aktif sebagai mahasiswa di Universitas Sebelas Maret.