Teknologi Katanya Membuat Dekat, Tetapi Kok Terasa Jauh?

Teknologi pastinya dapat memberikan dampak positif ataupun negatif pada kita, bergantung dari bagaimana kita memanfaatkan teknologi tersebut.

Di era modern seperti saat ini, teknologi bukanlah hal yang asing lagi bagi kita. Di manapun kita berada pasti menemukan adanya teknologi. Aktivitas sehari-hari kita tidak pernah lepas dari adanya teknologi. Sejak matahari terbit hingga tenggelamnya matahari, kita selalu berinteraksi dengan teknologi. Dengan adanya teknologi pastinya mempermudah kita dalam melakukan berbagai hal. Akan tetapi, teknologi juga bisa menjauhkan kita dari kehidupan nyata. Mengapa begitu? Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas lebih lanjut mengapa teknologi dapat mendekatkan kita tetapi juga dapat menjauhkan kita.

Teknologi pastinya dapat memberikan dampak positif ataupun negatif pada kita, bergantung dari bagaimana kita memanfaatkan teknologi tersebut. Dalam sisi positif, teknologi pastinya selalu memudahkan kita dalam melakukan berbagai hal. Seperti contohnya, yaitu mempermudah kita dalam mengakses informasi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Kemudahan dalam mengakses ini pastinya memberikan dampak positif karena kita tidak perlu mencari berita luar negeri dengan mengunjungi tempat tersebut, tetapi bisa kita dapatkan melalui internet saja.

Teknologi Katanya Membuat Dekat, Tetapi Kok Terasa Jauh

Selain itu, contoh nyata lainnya, yaitu ketika dunia sedang dilanda wabah COVID-19. Pada saat itu semua belahan dunia harus melakukan tindakan lockdown, sehingga menyebabkan adanya pembatasan interaksi antar manusia. Kita dipaksa untuk berhenti sejenak dalam melakukan aktivitas di luar ruangan. Oleh karena itu, mau tidak mau kita dipaksa untuk dapat memanfaatkan teknologi agar dapat menjaga interaksi dengan lainnya, melalui via internet saja.

Walaupun hanya melakukan interaksi via online, akan tetapi banyak orang yang mendapatkan kenalan baru dari luar negeri. Karena banyaknya waktu yang kita habiskan di dalam rumah, membuat kita hanya dapat mencari hiburan melalui internet saja. Hal itulah yang membuat banyak orang memiliki “teman online”. Rata-rata orang yang memiliki teman online karena adanya kesamaan hobi. Salah satu contohnya, yaitu di platform X (dulunya Twitter).

Pada masa pandemi, banyak orang yang mulai menggunakan platform X. Banyak orang yang mendapatkan teman online melalui platform X. Hal itu dapat kita lihat dari fenomena penikmat K-pop yang meningkat pada masa pandemi, sehingga lewat platform X mereka mendapatkan teman baru karena memiliki idola yang sama. Ini merupakan hal yang bagus tentunya, karena secara tidak langsung kita mendapat “koneksi” dari adanya interaksi via online.

Malas dalam Berinteraksi

Seperti yang sudah saya singgung sebelumnya, teknologi dapat membantu kita dalam menjaga interaksi kita antar sesama. Akan tetapi, nyatanya ini juga dapat memberikan dampak negatif bagi kita dengan adanya teknologi tersebut. Setelah wabah COVID-19 sudah mulai mereda, satu persatu pemerintah pada semua belahan dunia sudah mulai memberikan kelonggaran dalam beraktivitas. Kita sudah bisa mulai melakukan aktivitas di luar ruangan seperti sedia kala. Hal ini tentunya memberikan angin segar bagi kita, karena selama ini kita hanya “dikurung” di dalam rumah selama kurang lebih 3 tahun lamanya.

Walaupun begitu, nyatanya manusia sudah merasa terbiasa dengan adanya teknologi. Sehingga membuat mereka merasa tidak lagi perlu untuk beraktivitas ke luar rumah, karena semua sudah bisa dilakukan dari dalam rumah saja. Seperti contohnya yaitu belanja online via olshop, menonton film via streaming online, serta membaca buku via e-book. Dengan adanya teknologi nyatanya dapat membuat manusia “malas” untuk berinteraksi dengan sesama.

Interaksi via online merupakan hal yang bagus, karena lebih efisien dan cepat. Akan tetapi, sebagai makhluk sosial interaksi secara langsung adalah kodrat manusia. Dengan melakukan interaksi secara langsung, manusia lebih saling memahami dalam tingkatan emosional. Dengan adanya komunikasi secara langsung dapat menciptakan suatu ikatan. Ikatan inilah yang membuat kita dapat merasakan emosi yang lebih mendalam pada tiap individu yang kita temui. Pada dasarnya interaksi via internet, tidak dapat membuat seseorang memiliki ikatan secara emosional, karena dunia online merupakan dunia yang fana. Kita tidak dapat mengetahui karakter orang tersebut melalui ketikan saja.

Menimbulkan Sifat Apatis

Selain itu, teknologi dapat membuat seseorang cenderung bersikap apatis. Masih berhubungan dengan yang saya bahas di atas yaitu teknologi dapat membuat kita malas berinteraksi dengan sesama. Karena kita merasa sudah tidak perlu lagi untuk membutuhkan bantuan orang lain, membuat seseorang cenderung bersikap apatis/tidak peduli dengan hal yang ada di sekitarnya. Ini merupakan hal yang kurang baik tentunya, karena seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya bahwa pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial dan interaksi secara langsung adalah kodrat manusia. 

Kita tidak tahu apa yang terjadi pada kita nantinya, karena bisa saja tiba-tiba kita terkena suatu musibah tetapi tidak ada yang bisa membantu kita. Teknologi tidak mungkin dapat langsung membantu kita ketika sedang terjadi musibah, manusialah yang bisa secara langsung memberi bantuan kepada kita pada saat mengalami kesulitan. Maka dari itu, menjaga interaksi secara langsung antar sesama manusia merupakan hal yang tidak boleh kita abaikan begitu saja sebagai makhluk sosial.

Teknologi merupakan hal yang baik tentunya, karena dengan teknologi dapat memudahkan kita dalam mendapatkan suatu informasi. Akan tetapi, yang perlu diperhatikan dalam penerapannya yaitu bagaimana cara kita dalam memanfaatkan hal itu sejalan dengan tidak meninggalkan kodrat kita sebagai manusia. Dengan melakukan interaksi secara langsung kita bisa lebih belajar bagaimana cara bersosialisasi dengan individu lainnya. 

Dengan melakukan interaksi sosial kita dapat lebih mengenal karakter individu lainnya. Hal-hal seperti gerak bahasa tubuh, cara berekspresi, ataupun adanya perubahan intonasi ketika berbicara, merupakan hal-hal yang hanya dapat kita pelajari melalui interaksi langsung. Selain itu, dengan berinteraksi langsung kita dapat merasakan adanya ikatan secara emosional. Dengan kita tetap menjaga interaksi antar sesama secara tidak langsung, kita menjadi seseorang yang lebih peduli terhadap sesama. Sehingga sebagai makhluk sosial sebisa mungkin kita dapat mengimbangi penggunaan teknologi, bersamaan dengan menjaga interaksi sosial antar sesama.

Naomira Aulin Afnan Faiza

Biodata Penulis:

Naomira Aulin Afnan Faiza, lahir pada tanggal 15 Juli 2006 di Pati, saat ini aktif sebagai mahasiswa, Program Studi Informatika, Fakultas Teknologi Informasi dan Sains Data, di Universitas Sebelas Maret.

© Sepenuhnya. All rights reserved.