Sugar glider (Petaurus breviceps) adalah salah satu hewan eksotis yang semakin populer sebagai hewan peliharaan, terutama di kalangan pecinta binatang kecil dan unik. Hewan marsupial ini memiliki tubuh yang mungil, umumnya seukuran telapak tangan orang dewasa, sugar glider dikenal dengan perilakunya yang lincah, ramah, dan aktif. Sifatnya yang mudah berinteraksi dengan manusia membuatnya menjadi pilihan menarik bagi mereka yang menginginkan hewan peliharaan yang berbeda dari biasanya. Namun, ada beberapa aspek menarik dan unik yang membedakan sugar glider dari hewan peliharaan lainnya.
Sugar glider berasal dari wilayah hutan hujan tropis dan subtropis Australia, Papua Nugini, dan beberapa kepulauan di sekitarnya (Andera, 2020). Di habitat aslinya, sugar glider adalah hewan arboreal, yang berarti mereka menghabiskan sebagian besar waktu di atas pohon. Salah satu kemampuan paling mencolok sugar glider adalah kemampuannya untuk meluncur dari satu pohon ke pohon lain menggunakan membran khusus yang membentang dari pergelangan tangan hingga pergelangan kaki, mirip dengan tupai terbang.
Di alam liar, sugar glider hidup berkelompok, biasanya dalam koloni kecil yang terdiri dari 6 hingga 10 individu. Mereka adalah hewan nokturnal, aktif pada malam hari dan beristirahat di siang hari. Hal ini menjadikan sugar glider hewan yang ideal bagi mereka yang tidak banyak memiliki waktu di siang hari, karena sugar glider justru lebih aktif pada malam hari.
Salah satu hal yang paling menonjol dari sugar glider adalah kemampuan meluncurnya. Sesuai dengan namanya, "glider" yang berarti peluncur, hewan ini memiliki membran kulit yang terbentang dari pergelangan tangan hingga pergelangan kaki yang memungkinkan mereka meluncur dari satu tempat ke tempat lain (Setiawan, 2016). Ini adalah kemampuan alami yang digunakan sugar glider di alam liar untuk berpindah antar pohon dalam mencari makanan atau menghindari predator. Di lingkungan domestik, kemampuan ini menjadi daya tarik tersendiri, tetapi juga membutuhkan penyesuaian dari pemilik untuk menyediakan ruang yang cukup agar sugar glider dapat beraktivitas dengan aman.
Sugar glider juga dikenal sebagai hewan nokturnal, yang berarti mereka lebih aktif pada malam hari (Hilman, 2021). Pada siang hari, mereka biasanya tidur di dalam sarang atau tempat persembunyian yang nyaman. Bagi pemiliknya, ini memerlukan pemahaman khusus, karena sugar glider mungkin membutuhkan perhatian atau akan lebih aktif di malam hari, berbeda dengan pola aktivitas manusia pada umumnya. Kebiasaan ini menuntut adanya perhatian ekstra dari pemilik, terutama dalam hal penyediaan lingkungan yang tenang di siang hari dan stimulasi yang cukup pada malam hari.
Selain itu, sugar glider merupakan hewan yang sangat sosial. Di alam liar, mereka hidup dalam kelompok yang terdiri dari beberapa individu. Oleh karena itu, sugar glider yang dipelihara sendirian cenderung merasa kesepian dan bisa mengembangkan perilaku stres atau destruktif. Banyak pemilik sugar glider memilih untuk memelihara sepasang atau lebih sugar glider agar hewan-hewan ini dapat saling berinteraksi dan tidak merasa kesepian. Hal ini menuntut pemilik untuk tidak hanya memperhatikan satu ekor, tetapi juga memastikan semua sugar glider dalam kelompok tersebut mendapat perhatian dan perawatan yang memadai.
Dari segi makanan, sugar glider memiliki pola makan yang unik. Di alam liar, mereka mengonsumsi nektar, serangga, buah-buahan, dan getah pohon. Sebagai hewan peliharaan, sugar glider memerlukan diet yang seimbang yang terdiri dari protein, vitamin, dan mineral yang sesuai dengan kebutuhan alaminya. Pemilik harus memastikan bahwa makanan yang diberikan memenuhi standar gizi yang dibutuhkan, serta memahami bahwa pola makan yang salah dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan pada sugar glider.
Meskipun sugar glider tampak lucu dan menyenangkan, memeliharanya tidak semudah yang dibayangkan. Sebagai hewan yang sangat aktif di malam hari, mereka memerlukan lingkungan yang memadai untuk bergerak bebas. Kandang yang luas dengan banyak tempat untuk memanjat, bermain, dan meluncur sangat penting untuk kesenangan mereka.
Sugar glider membutuhkan perhatian dan interaksi yang konsisten dari pemiliknya untuk tetap sehat secara fisik dan mental (Littlewood et al., 2023). Sifat sosial sugar glider sangat tinggi, dan di alam liar, mereka hidup dalam kelompok yang memungkinkan mereka berinteraksi dengan sesama anggota spesiesnya secara terus-menerus. Oleh karena itu, sugar glider tidak cocok untuk individu yang memiliki jadwal padat atau sering bepergian, karena kekurangan interaksi dapat berdampak buruk pada kesejahteraan emosional hewan ini.
Ketika sugar glider merasa terisolasi atau ditinggalkan dalam jangka waktu lama tanpa kontak sosial, mereka dapat mengalami stres yang berlebihan. Stres pada sugar glider sering kali ditandai dengan perilaku seperti menggigit bulunya sendiri, kehilangan nafsu makan, menjadi agresif, atau justru menarik diri dari interaksi. Stres berkepanjangan juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang lebih serius, seperti penurunan sistem kekebalan tubuh, sehingga membuat mereka lebih rentan terhadap penyakit. Salah satu tanda yang paling mencolok adalah perubahan perilaku yang drastis, seperti kegelisahan, aktivitas yang berlebihan, atau bahkan apatis, yang menunjukkan bahwa sugar glider tersebut tidak mendapatkan perhatian yang cukup.
Karena itu, bagi pemilik yang sering sibuk atau tidak berada di rumah untuk waktu yang lama, memelihara lebih dari satu sugar glider menjadi pilihan yang bijak. Dengan memelihara dua atau lebih sugar glider, mereka bisa saling berinteraksi dan menjaga kebersamaan, sehingga dapat mengurangi potensi stres akibat kesepian. Meski demikian, hal ini tidak menggantikan kebutuhan sugar glider untuk berinteraksi dengan manusia. Pemilik tetap harus meluangkan waktu untuk bermain dan berinteraksi secara langsung dengan mereka, baik melalui permainan sederhana, membiarkan mereka meluncur, atau hanya membiarkan mereka bertengger di bahu atau tangan pemiliknya.
Selain interaksi sosial, sugar glider juga memerlukan lingkungan yang mendukung aktivitas fisik mereka (Dickman & Calver, 2023). Dengan alamiah sebagai hewan yang aktif melompat dan meluncur, mereka memerlukan kandang yang luas dan beragam mainan untuk menstimulasi aktivitas fisik dan mental. Kandang dengan tingkatan vertikal yang memungkinkan sugar glider melompat dari satu tempat ke tempat lain bisa menjadi pengganti alam liar yang memadai. Menyediakan mainan seperti roda, ranting, dan benda-benda untuk dipanjat juga dapat membantu mencegah kebosanan yang dapat memicu stres.
Selain itu, sugar glider memiliki usia hidup yang cukup panjang untuk hewan kecil, yaitu antara 12 hingga 15 tahun. Ini berarti komitmen jangka panjang bagi siapa saja yang ingin memelihara hewan ini. Pemilik harus siap secara finansial dan emosional untuk menjaga kesehatan sugar glider dalam jangka waktu yang lama, termasuk memberikan makanan yang tepat, perawatan medis, dan stimulasi mental.
Bagi sebagian orang, sugar glider adalah pilihan hewan peliharaan yang ideal karena ukurannya yang kecil, interaksi sosial yang tinggi, dan daya tarik uniknya. Sugar glider yang terlatih bisa menjadi hewan yang sangat dekat dengan pemiliknya, bahkan bisa dibawa bepergian dengan mudah karena mereka sering kali merasa nyaman berada dalam saku atau tas kecil.
Namun, tidak semua orang cocok untuk memelihara sugar glider. Hewan ini membutuhkan perhatian yang intensif dan lingkungan yang mendukung untuk menjaga kebahagiaannya. Mereka juga bisa memerlukan waktu untuk dijinakkan, terutama jika diadopsi saat dewasa. Oleh karena itu, calon pemilik sugar glider harus mempelajari dengan seksama karakteristik dan kebutuhan hewan ini sebelum memutuskan untuk membawanya pulang.
Sugar glider memang kecil, tetapi penuh dengan kejutan. Dari kemampuan meluncur hingga kebutuhannya akan interaksi sosial, sugar glider menawarkan pengalaman memelihara hewan yang unik dan menyenangkan. Namun, di balik semua kelebihannya, sugar glider juga memerlukan komitmen dan perhatian yang besar dari pemiliknya. Jadi, bagi siapa saja yang tertarik memelihara sugar glider, penting untuk memahami tanggung jawab yang datang bersamanya. Jika dipelihara dengan baik, sugar glider bisa menjadi teman kecil yang setia dan penuh kejutan selama bertahun-tahun.
Referensi:
- Andera, D. A. (2020). Perancangan Buku Pengenalan Hewan Sugar Glider (Doctoral Dissertation, Univesitas Mercu Buana Jakarta).
- Dickman, C. R., & Calver, M. C. (2023). Food Habits and Activity Patterns of Australasian Marsupials. In American and Australasian Marsupials: An Evolutionary, Biogeographical, and Ecological Approach (pp. 1151-1187). Cham: Springer International Publishing.
- Hillman, E. (2021). Sugar Glider (Petaurus breviceps) Behavior In Red Vs Blue Lighting.
- Littlewood, K. E., Heslop, M. V., & Cobb, M. L. (2023). The Agency Domain and Behavioral Interactions: Assessing Positive Animal Welfare using the Five Domains Model. Frontiers in Veterinary Science, 10, 1284869.
- Setiawan, A. A. (2016). Studi Histologi dan Morfometri Intestinum Tenue Sugar Glider (Petaurus breviceps) Dengan Pewarnaan Hematoksilin-Eosin (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).