Saat Kegiatan Sekolah Menggeser Pendidikan Agama, Bagaimana Masa Depan Moral Generasi Kita?

Sekolah negeri sering kali tidak memberikan waktu yang cukup untuk pendidikan agama yang mendalam. Karena kurangnya fondasi keislaman, banyak siswa ..

Kini, "Kota Santri" Pekalongan menghadapi masalah. Siswa sekarang mulai meninggalkan Madrasah Diniyah, yang dulunya sering dikunjungi siswa untuk memperdalam pengetahuan agama mereka. Madrasah Diniyah adalah institusi pendidikan islam yang menawarkan pendidikan tentang ilmu-ilmu diniyah. Alasan siswa? Kesibukan ekstrakurikuler di SMP dan SMA diadakan secara bersamaan, biasanya sore hari. Meskipun demikian, pendidikan agama merupakan dasar yang dapat melindungi mereka dari berbagai masalah etika dan sosial di zaman sekarang. Bagaimana generasi muda kita bisa mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan hidup dalam nilai-nilai islam ketika waktu untuk belajar agama terpinggirkan?

Tidak hanya berkurangnya minat, fenomena ini memiliki konsekuensi yang lebih dalam. Ketika mereka hanya membaca Al-Quran tanpa memahaminya secara mendalam, pondasi moral mereka menjadi lemah. Di sinilah pendidikan agama sangat penting, karena tidak hanya mengajarkan pembacaan Al-Quran tetapi juga mengajarkan nilai-nilai hidup yang terkandung di dalamnya. Karena mereka hanya dapat membaca tetapi tidak dapat memahami agama, itu hanyalah teori yang tidak berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Saat Kegiatan Sekolah Menggeser Pendidikan Agama

Sebaliknya, sekolah negeri sering kali tidak memberikan waktu yang cukup untuk pendidikan agama yang mendalam. Karena kurangnya fondasi keislaman, banyak siswa SMP dan SMA terjerumus dalam pergaulan yang tidak baik. Hal ini menjadi tantangan besar di era modern, remaja sangat mudah terpapar informasi dan pengaruh luar.

Solusi untuk Menjaga Minat Belajar Agama

Mencari solusi atas masalah ini memang tidak mudah, tetapi ada beberapa langkah yang bisa diterapkan:

1. Kelas Diniyah di Pagi atau Malam Hari

Salah satu solusi yang bisa diterapkan ialah mengadakan kelas diniyah di pagi hari sebelum sekolah dimulai atau di malam hari dengan bantuan madrasah setempat, pengurus masjid, yayasan, atau lembaga yang menangani masalah keagamaan. Hal ini memungkinkan siswa untuk memperdalam pengetahuan agama mereka sambil tidak terganggu oleh kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Dengan begitu, kegiatan siswa di sekolah bisa beriringan berjalan dengan memperdalam ilmu agamanya.

2. Program Pendidikan Agama Terpadu di Sekolah Negeri

Sekolah formal mungkin dapat menyediakan kurikulum pendidikan agama yang lebih mendalam. Salah satu contoh program ini adalah kelas tambahan yang mengajarkan nilai-nilai Islam dan syariat secara lebih mendalam kepada siswa. Selain itu, sekolah dapat bekerja sama dengan lembaga agama untuk mempekerjakan guru agama yang berpengalaman dalam menyampaikan materi agama yang lebih relevan bagi siswa.

3. Melibatkan inovasi Teknologi dalam Pengajaran Agama 

Aplikasi pendidikan agama berbasis digital teknologi dapat menarik minat siswa di era modern. Para guru agama di sekolah formal maupun diniyah harus mampu menyesuaikan diri dengan zaman mesikupun karena mereka sudah terbiasa menggunakan rujukan kitab dan tidak menggunakan teknologi. Generasi muda akan tertarik dan menaruh perhatian lebih dengan menyediakan aplikasi atau platform video yang menyajikan materi agama dengan cara yang santai dan menarik. Hal ini akan membuat mereka merasa tidak terbebani untuk belajar ilmu agama. 

4. Pelatihan Karakter Berbasis Agama

Selain itu, sekolah dapat menyelenggarakan program pelatihan karakter berbasis agama yang berfokus pada hal-hal yang dibutuhkan orang dalam kehidupan sehari-hari, seperti kesabaran, kejujuran, dan kerja sama. Siswa tidak akan merasa program ini mengganggu kegiatan agama dan kegiatan lain jika digabungkan dengan kegiatan ekstrakurikuler. Sekolah SMP-SMA seperti ROHIS harus membangun ikatan keagamaan yang menarik sebanding dengan sekolah lain. Ini termasuk mengadakan acara kajian islam, membiasakan untuk ibadah sunnah, dan mempertahankan syariat islam. Supaya siswa tetap tertarik dan mempertahankan keislaman mereka di zaman yang penuh tantangan nilai moral.

Tantangan yang harus dihadapi bersama adalah menjaga pondasi agama di tengah sibuknya generasi muda. Khususnya untuk generasi saat ini, kita perlu kreatif dalam menyediakan pendidikan agama yang relevan, menarik, dan sesuai dengan kebutuhan mereka. Dengan demikian, mereka dapat memiliki bekal moral dan spiritual yang kuat untuk generasi berikutnya, yang akan memimpin bangsa.

Apakah kita siap untuk melakukan hal-hal baru demi masa depan generasi muda Islami?

Biodata Penulis:

Anjani Dzikry Ilahana saat ini aktif sebagai mahasiswi S1 di UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.