Di zaman digital saat ini, banyak perubahan menuju digitalisasi, salah satunya di bidang keuangan. Kebiasaan masyarakat yang awalnya memprioritaskan uang tunai, kini beralih ke non-tunai, salah satunya melalui e-wallet. Seiring dengan berkembangnya pembayaran non-tunai, Bank Indonesia membuat inovasi baru dengan meluncurkan Quick Respond Code Indonesian Standart (QRIS). Kehadiran QRIS menjadi standar pembayaran non-tunai dengan kode QR di Indonesia. Tujuan dibuatnya QRIS agar transaksi pembayaran lebih murah dan efisien, mempercepat perputaran keuangan, memajukan UKM, dan meningkatkan ekonomi nasional.
Generasi Z atau yang biasa dikenal sebagai Gen Z adalah generasi yang lahir tahun 1997 sampai 2012. Generasi ini tumbuh bersamaan dengan pesatnya perkembangan teknologi. Gen Z sangat menyukai hal-hal yang mengutamakan kecepatan dan kemudahan. Hal ini dapat dilihat dari kebiasaan menggunakan e-wallet untuk bertransaksi. Dengan hadirnya QRIS, Gen Z dapat menggunakan hanya satu kode QR untuk e-wallet yang berbeda-beda. Berdasarkan IDN Research Institute, Gen Z banyak menggunakan mode pembayaran QRIS, sebanyak 38% Gen Z menggunakan QRIS dalam kehidupan sehari-hari.
sumber: www.bi.go.id |
QRIS membawa banyak dampak positif dalam ekonomi digital, khususnya bagi Gen Z. Dampak positif yang pertama yaitu inklusi keuangan yang meningkat, QRIS membuat transaksi keuangan dapat diakses oleh semua orang bahkan bagi yang belum memiliki akun bank. Peningkatan inklusi keuangan terjadi dari 83,6% pada tahun 2021 menjadi 85,1% di tahun 2022. Selain itu, adanya QRIS juga mendukung Gen Z berkreasi dalam bisnis mereka tanpa memikirkan pengelolaan pembayaran yang rumit. QRIS juga membantu Gen Z dalam pengelolaan uang yang lebih terstruktur, hal ini karena QRIS memiliki kelebihan yaitu menyimpan transaksi otomatis.
Dengan segala manfaat dan kelebihan yang ditawarkan, QRIS memiliki beberapa tantangan dan hambatan yang perlu dibenahi. Tantangan pertama adalah kurangnya pemahaman literasi dalam penggunaan QRIS. Gen Z hidup di zaman teknologi digital, dengan memahami tentang QRIS Gen Z akan mengikuti perkembangan zaman dan lebih terbiasa dengan teknologi terbaru. Kurangnya literasi mengenai QRIS akan menimbulkan sifat enggan untuk menggunakan QRIS, dampaknya adalah perkembangan sistem pembayaran digital Indonesia terhambat karenanya. Kurangnya literasi juga meningkatkan resiko menjadi korban penipuan, mereka yang tidak paham akan memberikan informasi pribadi sensitif yang tidak diperlukan kepada pelaku penipuan. QRIS rentan terhadap penipuan, salah satu penipuan yang mungkin yaitu pelaku memasang kode QRIS palsu dalam usaha maupun kegiatan amal, dana yang masuk akan terkirim ke rekening milik pelaku.
Sosialisasi dan edukasi mengenai penggunaan QRIS diperlukan agar Gen Z dapat memahami QRIS dengan benar. Hal tersebut dapat dilakukan dengan banyak cara, seperti edukasi melalui konten platform media sosial Facebook, Instagram, X, TikTok, dan Quora. Konten media sosial yang menarik dan interaktif akan sangat disukai oleh Gen Z. Cara kedua yang menarik Gen Z, yaitu mengadakan webinar dan aliran langsung melalui Zoom, Google Meet, Youtube, siaran langsung Instagram, dan TikTok. Aliran langsung akan menarik minat para Gen Z yang memiliki jiwa ingin tahu yang tinggi. Fitur tanya jawab langsung yang ada akan membuat penonton mudah untuk menanyai hal yang belum mereka pahami mengenai QRIS. Semakin tinggi literasi dan pemahaman mengenai QRIS, maka akan semakin tinggi peluang QRIS dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia.
QRIS masih bisa dikembangkan, tidak hanya sebagai alat transaksi digital yang berlaku di Indonesia, tetapi juga secara global. Dengan terealisasikannya hal tersebut, Gen Z yang pergi ke luar negeri tidak khawatir menukar uang secara tidak efisien ke bank nasional negara tersebut. Inovasi ini mendorong Gen Z melakukan ekspor produk UKM mereka dengan lebih mudah tanpa memperdulikan pembayaran yang rumit. Mereka dapat mencari pasar untuk produk mereka di kancah global, hal ini mendukung pertumbuhan ekonomi karena menjadi lapangan pekerjaan untuk banyak orang.
QRIS tidak hanya menawarkan kemudahan transaksi, QRIS juga memberikan manfaat bagi Gen Z dalam hal keamanan finansial. QRIS langsung terintegrasi dengan e-wallet ataupun aplikasi perbankan, setiap transaksinya tercatat secara langsung di aplikasi pengguna. Gen Z akan merasa sangat terbantu dalam mengatur keuangan dikarenakan hadirnya catatan transaksi pemasukan dan pengeluaran, dapat untuk bisnis mereka maupun untuk pribadi. Dengan adanya catatan tersebut, Gen Z merasakan manfaat dari sistem transaksi ini, memberikan mereka dorongan untuk lebih bijaksana mengelola keuangan.
Fitur lain yang dimiliki QRIS adalah notifikasi dari setiap transaksi, notifikasi tersebut langsung terkirim setelah pembayaran selesai dilakukan. Keuntungannya, memberi perlindungan dari resiko penipuan dari pihak pelaku yang tidak bertanggung jawab. Gen Z yang cenderung khawatir akan keamanan data pribadi mereka tidak perlu risau. Transaksi QRIS dipantau secara real-time mengurangi risiko transaksi yang tidak sah.
Melihat perkembangan teknologi keuangan digital di Indonesia, QRIS punya peluang besar untuk menjadi platform pembayaran yang benar-benar terintegrasi. Dalam jangka panjang, QRIS bisa lebih dari sekadar alat pembayaran biasa; bayangkan jika ke depannya QRIS bisa mendukung kebutuhan finansial lain seperti pembayaran cicilan, pinjaman mikro, atau bahkan pembelian kripto. Dengan dukungan teknologi yang semakin canggih, QRIS bisa menjadi “one-stop solution” untuk semua kebutuhan transaksi digital masyarakat Indonesia—terutama untuk Gen Z yang sangat menginginkan kemudahan dalam satu platform.
Integrasi ini juga membuka banyak peluang bagi Gen Z untuk lebih produktif di dunia bisnis. Bagi mereka yang menjalankan toko online, berjualan di marketplace, atau menawarkan layanan digital lainnya, QRIS bisa jadi solusi yang memudahkan. Kemampuan QRIS untuk mendukung pembayaran di berbagai sektor ekonomi berarti Gen Z tidak perlu lagi ribet mengelola sistem pembayaran yang berbeda-beda. Mereka jadi bisa lebih fokus mengembangkan bisnis sambil tetap nyaman menggunakan QRIS untuk semua transaksi sehari-hari.
Gen Z dikenal sangat peduli dengan keberlanjutan dan isu lingkungan. Transaksi non-tunai lewat QRIS bisa mengurangi ketergantungan pada uang tunai fisik dan dokumen cetak seperti kwitansi, yang berarti pengurangan penggunaan kertas dan sumber daya lain. Ini tentu selaras dengan nilai-nilai ramah lingkungan yang dianut oleh Gen Z.
Lebih dari itu, QRIS juga bisa berkembang dengan fitur-fitur yang mendukung transaksi hijau. Bayangkan jika QRIS terhubung ke aplikasi yang menyediakan opsi donasi untuk program lingkungan atau pembayaran kompensasi karbon. Inovasi ini memungkinkan Gen Z untuk berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan melalui QRIS, yang berarti mereka bisa melakukan pembayaran sambil ikut berdampak positif bagi bumi.
Bagi Gen Z, QRIS tidak hanya soal alat transaksi biasa, tetapi juga tentang kenyamanan, keamanan, dan juga keberlanjutan yang sejalan dengan nilai-nilai mereka. Dengan semakin terintegrasinya QRIS ke dalam berbagai aspek kehidupan, kita bisa membayangkan betapa mudahnya generasi muda menjalankan bisnis, mengatur keuangan, dan bahkan berkontribusi pada lingkungan.
Tidak hanya membuat urusan bisnis jadi lebih simpel, QRIS juga bisa menjadi jembatan bagi Gen Z untuk lebih produktif dan terhubung dengan dunia yang lebih luas. QRIS memiliki potensi berkembang dengan berbagai fitur baru yang tidak hanya memudahkan transaksi, tapi juga membuat setiap pembayaran memiliki dampak positif baik bagi ekonomi maupun lingkungan. QRIS memungkinkan Gen Z bertransaksi dengan aman dan nyaman sambil tetap mempertahankan kepedulian mereka terhadap masa depan bumi.
Di masa depan, QRIS bisa menjadi solusi segala kebutuhan finansial Gen Z, mulai dari pembayaran sehari-hari sampai hal-hal yang lebih besar. QRIS bukan hanya alat pembayaran; itu adalah gaya hidup yang mendukung inklusi keuangan, kemudahan bisnis, dan keberlanjutan lingkungan. Dengan terus berinovasi, QRIS dapat menjadi solusi masa depan yang menyatukan kebutuhan finansial dengan nilai-nilai keberlanjutan, terutama untuk generasi muda yang akan memimpin perubahan di dunia.
Biodata Penulis:
Fandhi Ahmad Husen Alghozali saat ini aktif sebagai mahasiswa, prodi Informatika, di Universitas Sebelas Maret.