Puisi: Kemarau (Karya Rini Intama)

Puisi "Kemarau" karya Rini Intama mengingatkan kita akan kerapuhan manusia di hadapan kekuatan alam yang seringkali di luar kendali kita.
Kemarau

rumput menangisi tanah kerontang
dan kelopak mawar yang mulai berjatuhan
yang tak lagi menyimpan embun.

Padahal telah aku lewati
buih-buih ombak sepanjang pesisir
hingga sela kaki berpasir dan dadaku berdesir

Analisis Puisi:

Puisi "Kemarau" karya Rini Intama adalah sebuah karya yang singkat, namun penuh dengan makna. Puisi ini membahas tema kemarau dan efeknya terhadap alam dan emosi manusia.

Simbolisme Kemarau: Kemarau adalah simbol utama dalam puisi ini. Kemarau adalah periode panjang dan kering di mana tidak ada hujan, dan biasanya menyebabkan tanah mengering, rumput mati, dan kelopak bunga gugur. Kemarau menjadi metafora yang kuat untuk masa-masa kesulitan dalam kehidupan, perasaan kehampaan, atau ketidaknyamanan emosional.

Kesedihan dan Kehampaan: Puisi ini menciptakan nuansa kesedihan dan kehampaan melalui gambaran rumput yang "menangisi tanah kerontang" dan kelopak mawar yang "mulai berjatuhan." Ini mencerminkan suasana hati yang suram dan penuh dengan perasaan kehilangan.

Perjalanan yang Terlewati: Penyair menggambarkan bahwa dia telah melewati "buih-buih ombak sepanjang pesisir" hingga mencapai "sela kaki berpasir dan dadaku berdesir." Ini bisa diartikan sebagai perjalanan hidup yang panjang dan sulit yang telah dia alami. Meskipun dia telah menghadapi tantangan sepanjang perjalanan, dia masih merasa terpukul oleh kemarau.

Pengalaman Pribadi vs Alam: Puisi ini menunjukkan ketegangan antara pengalaman pribadi penyair dan alam. Meskipun penyair telah mengalami banyak hal, dia masih terpengaruh oleh alam, yang menciptakan ketidaknyamanan emosionalnya.

Kerentanan Manusia: Puisi ini menggarisbawahi kerentanan manusia terhadap perubahan alam dan perasaan. Meskipun manusia sering membanggakan kemampuan mereka untuk menghadapi tantangan, alam dapat mengguncang emosi dan hati manusia.

Puisi "Kemarau" adalah contoh yang baik tentang bagaimana puisi dapat menggunakan simbolisme dan gambaran alam untuk menggambarkan perasaan manusia dan pengalaman hidup. Puisi ini mengingatkan kita akan kerapuhan manusia di hadapan kekuatan alam yang seringkali di luar kendali kita.

Rini Intama
Puisi: Kemarau
Karya: Rini Intama

Biodata Rini Intama:
    Rini Intama lahir pada tanggal 21 Februari di Garut, Jawa Barat. Namanya tercatat dalam buku Apa & Siapa Penyair Indonesia (2017).
    © Sepenuhnya. All rights reserved.