Analisis Puisi:
Puisi "Kekasih" karya Mustiar AR adalah sebuah karya pendek namun sarat makna yang menggambarkan rasa cinta dan kerinduan yang begitu mendalam. Meski hanya terdiri dari empat baris, puisi ini berhasil mengekspresikan perasaan penuh cinta yang ingin selalu berada dekat dengan sang kekasih. Melalui puisi ini, Mustiar AR seolah mengajak pembaca untuk merasakan ketulusan dan kelembutan perasaan cinta, di mana keinginan untuk selalu bersama menjadi pusat dari ekspresi yang ingin ia sampaikan.
"Kekasih" – Sebuah Sapaan yang Penuh Kasih Sayang
Puisi ini dibuka dengan kata "Kekasih," yang menyiratkan kedekatan emosional antara penyair dan orang yang ia cintai. Kata ini bukan hanya sekadar sapaan, melainkan sebuah ungkapan yang mewakili kehangatan, keintiman, dan keakraban yang mendalam. Dengan kata ini, Mustiar AR menyiratkan bahwa ada hubungan khusus yang menghubungkan dirinya dengan sosok yang ia panggil "kekasih."
Kata “kekasih” dalam konteks puisi ini juga memberikan kesan bahwa ada keinginan untuk selalu mendekap dan merasakan kehadiran orang tercinta. Ini menunjukkan bahwa cinta yang dirasakan oleh sang penyair bukanlah cinta yang biasa; ini adalah cinta yang tulus dan mendalam, di mana kekasih menjadi pusat dunia dan kebahagiaannya. Dengan kata tersebut, Mustiar AR menunjukkan bahwa cinta adalah sesuatu yang menyelimuti dan memberikan arti bagi kehidupannya.
"Biarkan kucium keningmu" – Ekspresi Kasih Sayang yang Mendalam
Baris kedua, "biarkan kucium keningmu," adalah bentuk ungkapan kasih sayang yang lembut dan penuh penghormatan. Mencium kening adalah tanda cinta yang mendalam, sekaligus menunjukkan perlindungan, perhatian, dan rasa hormat terhadap orang yang dicintai. Di sini, Mustiar AR menggambarkan perasaan yang lebih dari sekadar rasa suka; ia memperlihatkan rasa hormat dan penghargaan pada kekasihnya, dengan keinginan untuk menyentuhnya dengan lembut dan penuh kasih.
Tindakan mencium kening juga sering kali diasosiasikan dengan keinginan untuk menjaga dan melindungi, seolah-olah penyair ingin mengatakan bahwa kekasihnya adalah sosok yang sangat berarti, yang patut dihormati dan dihargai. Ini adalah momen yang penuh kehangatan, di mana sang penyair menyampaikan bahwa cintanya tidak hanya fisik, tetapi juga emosional dan spiritual. Ada sesuatu yang sakral dalam tindakan tersebut, menunjukkan ketulusan dan keteguhan cinta.
"Ingin ku berlama-lama" – Keinginan untuk Selalu Dekat
Pada baris ketiga, "ingin ku berlama-lama," Mustiar AR menunjukkan hasrat untuk selalu bersama kekasihnya. Keinginan ini menggambarkan betapa ia menikmati setiap momen bersama kekasihnya, hingga ia tidak ingin waktu berlalu begitu saja. Baris ini seakan menunjukkan bahwa bagi sang penyair, setiap detik yang dihabiskan bersama kekasih adalah berharga dan penuh kebahagiaan.
Frasa ini juga menggambarkan kerinduan dan keinginan untuk memperpanjang waktu bersama, seolah-olah waktu adalah hal yang ingin ia kendalikan agar momen kebersamaan itu tidak segera berakhir. Keinginan untuk berlama-lama dengan kekasih adalah simbol bahwa ia benar-benar merasakan kenyamanan dan kebahagiaan dalam kebersamaan tersebut, di mana waktu seolah-olah berhenti ketika mereka bersama.
"Hanya denganmu" – Kesederhanaan yang Sarat Makna
Baris terakhir, "hanya denganmu," mengandung makna yang dalam dan memberikan penutup yang indah bagi puisi ini. Mustiar AR menyiratkan bahwa keberadaan kekasihnya adalah segalanya baginya. Hanya bersama kekasihnya, ia merasakan kebahagiaan sejati. Ungkapan ini memberikan kesan bahwa cinta sang penyair bukanlah sekadar perasaan sesaat, melainkan sesuatu yang utuh dan mutlak.
Kalimat "hanya denganmu" memberikan makna bahwa bagi penyair, kehadiran orang lain tidak akan bisa menggantikan kehadiran sang kekasih. Ia menegaskan bahwa kebahagiaan yang ia rasakan hanya akan lengkap jika kekasihnya ada di sampingnya. Ungkapan ini juga mencerminkan betapa ia merasa bahwa kekasihnya adalah satu-satunya orang yang bisa membuatnya merasa utuh, nyaman, dan bahagia.
Puisi "Kekasih" karya Mustiar AR, meskipun singkat, mampu menyampaikan pesan cinta yang mendalam dan tulus. Melalui empat baris sederhana, Mustiar AR berhasil menangkap esensi cinta yang tenang dan penuh penghormatan, di mana kerinduan untuk selalu dekat dengan kekasih menjadi inti dari puisi ini. Mustiar AR menunjukkan bahwa cinta sejati tidak memerlukan ungkapan yang berlebihan, melainkan cukup dengan kata-kata yang tulus dan penuh makna.
Puisi ini menggambarkan bahwa dalam hubungan cinta, ada rasa ingin melindungi, rasa ingin selalu dekat, dan keinginan untuk menikmati setiap detik kebersamaan. Melalui kata-kata yang sederhana namun penuh makna, Mustiar AR berhasil menggambarkan cinta yang tenang, tulus, dan penuh keintiman. Dengan demikian, puisi ini menjadi cermin dari cinta yang tidak hanya menginginkan kebersamaan, tetapi juga menghargai dan menghormati keberadaan orang yang dicintai.
Mustiar AR berhasil menciptakan suasana yang hangat dan penuh cinta dalam puisi ini, yang membuat pembaca merasakan getaran kasih sayang yang sama. Puisi ini mengingatkan kita bahwa cinta yang tulus adalah tentang kesederhanaan dan ketulusan, di mana keinginan untuk selalu dekat dengan kekasih adalah cerminan dari perasaan yang sejati. "Kekasih" adalah potret dari keinginan untuk mencintai tanpa syarat, dan keinginan untuk selalu hadir di samping orang yang kita cintai.
Karya: Mustiar AR