Etika merupakan pedoman perilaku yang sangat penting bagi mahasiswa, terutama bagi mereka yang terlibat dalam bimbingan konseling. Mahasiswa diharapkan memiliki moral dan akhlak yang baik, yang mencerminkan nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, dan rasa hormat terhadap orang lain. Dalam konteks bimbingan konseling (BK), etika tidak hanya berfungsi sebagai norma sosial, tetapi juga sebagai landasan untuk membangun hubungan yang baik antara konselor dan konseli. Menanggapi hal tersebut, mahasiswa seharusnya dapat menjaga nama baik dan etika dalam kegiatan PORSEMA (Pekan Olahraga Sebelas Maret) UNS.
Foto: Rahmat Dwiki Prasetyadi |
Mahasiswa memiliki tanggung jawab untuk menjaga hubungan yang baik dengan institusi universitas, dosen, dan rekan-rekan mereka. Ini termasuk memahami dan melaksanakan peraturan kampus serta menjaga nama baik melalui partisipasi dalam kegiatan akademik maupun ekstrakurikuler. Dengan demikian, mahasiswa dapat membantu meningkatkan mutu perguruan tinggi dan menciptakan lingkungan belajar yang sehat. Sebagai contoh, pada kegiatan PORSEMA yang berlangsung pada hari Jumat, 25 Oktober 2024, dari keterangan tertulis yang diterima detikJateng, disebutkan, "Bahwa Majelis Kode Etik Mahasiswa (MKEM) UNS akan menegakkan kode etik mahasiswa dalam insiden tersebut dan akan menjatuhkan sanksi kepada pelaku, serta Direktur Kemahasiswaan UNS akan menjatuhkan sanksi kepada panitia PORSEMA UNS sesuai dengan peraturan yang berlaku di UNS." Dari hal ini, dapat dilihat bahwa tugas BK berperan penting untuk membimbing dan mendidik mahasiswa mengenai etika.
Lingkungan kampus adalah tempat mahasiswa belajar berinteraksi dengan berbagai pihak, termasuk dosen dan sesama mahasiswa. Penerapan etika dalam interaksi ini sangat penting untuk menjaga suasana akademik yang kondusif. Mahasiswa diharapkan dapat bersikap sopan, menghargai waktu orang lain, serta tidak melakukan tindakan yang dapat merugikan di lingkungan kampus agar kejadian serupa yang terjadi dalam kegiatan PORSEMA tidak terulang kembali. Melalui program-program BK, mahasiswa dapat diberikan pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai etika, norma sosial, dan pentingnya berperilaku sesuai dengan etika. Oleh karena itu, diharapkan program-program pembelajaran BK dapat selalu ada di setiap fakultas di universitas.
Di sini, BK dapat membantu mahasiswa untuk lebih memahami perspektif orang lain, sehingga mereka dapat berinteraksi dengan orang lain secara lebih empatik dan menghargai perbedaan. Dalam ajang kegiatan PORSEMA, tujuan utamanya adalah memberikan wadah bagi mahasiswa untuk berkompetisi dengan semangat yang kompetitif, aktif, dan suportif, agar tidak terjadi perselisihan antar mahasiswa dalam satu lingkup tersebut. Kejadian dalam PORSEMA ini seharusnya menjadi ruang bagi mahasiswa untuk berdiskusi tentang masalah etis yang mereka hadapi secara pribadi, sehingga mereka dapat menemukan solusi yang tepat tanpa melakukan tindakan kekerasan yang melanggar etika.
Biodata Penulis:
Rahmat Dwiki Prasetyadi, lahir di Sukoharjo, saat ini aktif sebagai mahasiswa di Universitas Sebelas Maret.