Gen Alpha sekarang ini masih menjadi pembicaraan hangat, terutama di kalangan anak-anak remaja. Gen Alpha atau Generasi Alpha merupakan sebutan untuk generasi anak-anak yang lahir antara tahun 2010 hingga 2025. Anak-anak Generasi Alpha ini biasanya memiliki minat dalam hal teknologi karena generasi ini sudah terpapar teknologi digital sejak dini. Selain itu, anak-anak Gen Alpha juga menyukai hal-hal yang instan dan praktis. Mereka juga dipengaruhi oleh media dan tren global.
Mengenal teknologi digital merupakan hal positif di era digital sekarang, akan tetapi yang menjadi suatu permasalahan adalah banyak anak-anak yang menyalahgunakan semua karakteristik yang dimiliki oleh Gen Alpha. Karakteristik yang seharusnya dapat dikembangkan ke arah positif malah menjadi alasan mereka melakukan hal-hal yang tidak semestinya. Hal ini biasanya rentan terjadi pada anak-anak yang masih berada di masa remaja yaitu masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa.
Anak-anak remaja yang seharusnya fokus tujuan mereka adalah sekolah yang merupakan bekal mereka nantinya di masa depan. Namun, jika kita melihat siswa-siswi di jenjang SMP/MTs sekarang dengan lebih seksama, kondisi moral bahkan motivasi belajar mereka sudah masuk ke dalam kata memprihatinkan. Tidak banyak siswa/siswi di zaman sekarang yang memiliki tekad dan motivasi tinggi dalam belajar. Banyak di antara mereka yang menjalani aktivitas sekolah hanya untuk sekadar status sosial saja, bahkan hanya untuk memenuhi kebutuhan jam keseharian mereka. Sehingga banyak siswa-siswi yang melupakan arti penting dari sekolah. Sekolah yang seharusnya merupakan tempat mereka menambah ilmu tapi sekarang hanya menjadi taman bermain, tanpa adanya semangat untuk belajar.
Di samping motivasi yang mulai menurun, siswa yang merupakan siswa terusan Gen Alpha ini juga mengalami kemunduran moral. Tidak sedikit dari mereka yang saling berkata kasar/kotor kepada temannya di lingkungan sekolah. Bahkan tidak segan-segan pula berkata kasar kepada gurunya. Mereka juga cenderung mengerjakan tugas sekolah dengan cara instan dan praktis.
Selain itu, banyak di antara mereka yang mengikuti mode dan tren global yang ada di media sosial. Mode dan tren yang seharusnya belum pantas di usia mereka yang masih remaja. Mereka juga cenderung mengetahui pengetahuan yang seharusnya belum sesuai dengan usia mereka. Hal-hal ini terjadi karena penyalahgunaan karakteristik yang dimiliki Gen Alpha.
Banyak siswa yang memiliki minat dalam hal teknologi tapi mereka menyalahgunakannya dengan bermain game dan media digital setiap hari dan melupakan arti pentingnya sekolah yang menyebabkan hilangnya motivasi belajar mereka. Bahkan tak sedikit pula siswa yang putus sekolah atau bahkan tidur di sekolah karena keasyikan mereka dalam bermain game dan media digital. Sehingga guru menjadi sosok yang penting di era gen Alpha ini.
Guru memiliki peran penting dalam meningkatkan kembali motivasi belajar dan juga dalam pembentukan moral siswa. Banyak sekali usaha yang dilakukan oleh guru dan pihak sekolah dalam mendisiplinkan siswa. Setiap guru pastinya memiliki harapan yang positif untuk anak didiknya sehingga mereka melakukan berbagai upaya agar anak didiknya memiliki motivasi tinggi dan moral yang bagus.
Mengingat bahwa pekerjaan seorang guru tidak hanya mengajar tapi mereka juga harus membimbing siswa agar tetap di jalur yang benar sehingga tujuan pendidikan bisa tercapai. Dalam melaksanakan tugas tersebut tentunya tidak semudah yang kita kira karena mengingat moral dan motivasi siswa hilang disebabkan dampak oleh penyalahgunaan teknologi yang berkembang pesat di era ini. Sehingga dalam proses ini guru juga perlu mendapat dorongan atau kerja sama dengan orang tua atau keluarga siswa agar bersama membentuk kembali moral dan motivasi belajar siswa.
Biodata Penulis:
Ainul Karimah saat ini aktif sebagai mahasiswa di UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan.