Pembelian Impulsif: Mempunyai Dampak Positif atau Hanya Dampak Negatif?

Pembelian impulsif memang dapat memberikan dampak negatif mulai dari penyesalan dan ketidakpuasan jangka panjang, masalah keuangan dan utang, bisa ...

Pembelian impulsif telah menjadi fenomena umum dan tidak asing lagi dalam kalangan masyarakat. Mulai dari barang-barang kecil seperti camilan, aksesoris, sampai produk mahal seperti baju atau tas branded yang sedang trend. Keinginan membeli sesuatu yang secara tiba-tiba ini sering mengalahkan pikiran rasional kita sebagai manusia.

Pembelian Impulsif

Namun, yang menjadi pertanyaan adalah apakah pembelian impulsif ini hanya memberikan dampak negatif saja, atau bisa memberikan dampak positif bagi kehidupan?

Dampak Positif Pembelian Impulsif

Bukan hanya dampak negatif saja, pembelian impulsif juga memberikan dampak positif yang sering kita abaikan. Apa saja dampak positif dari pembelian impulsif? Berikut beberapa contohnya:

1. Kesenangan dan Kepuasan Sesaat

Ketika kita mempunyai keinginan untuk membeli sesuatu, kemudian memutuskan untuk membeli sesuatu itu secara tiba-tiba akan timbul kesenangan dan kepuasaan tersendiri. Kepuasan yang timbul ini dapat memberikan beberapa dampak positif lagi di antaranya menjadikan mood lebih bagus, memberikan kelegaan dari stres, dan memberikan rasa puas terhadap rasa ingin tahu dari produk atau inovasi baru yang telah kita beli.

2. Meningkatkan Ekonomi dan Penjualan

Saat konsumen membeli barang secara spontan, hal ini berdampak langsung pada peningkatan pendapatan dari pengecer dan juga produsen. Nah, penjualan yang meningkat ini dapat memberikan beberapa dampak positif di antaranya: dapat memperkuat stabilitas bisnis, mendorong adanya inovasi produk baru, serta dapat memperluas lapangan pekerjaan di berbagai sektor. Fenomena ini dapat membantu dalam mempertahankan ritme positif dalam roda ekonomi.

Dampak Negatif

Ada beberapa dampak negatif pembelian impulsif yang harus diwaspadai, antara lain:

1. Penyesalan dan Ketidakpuasan Jangka Panjang

Pada awalnya memang kita akan merasakan euphoria setelah kita melakukan pembelian spontan. Namun, seiring berjalannya waktu, barang yang kita beli secara impulsif bisa kehilangan daya tariknya, dan kita akan menyadari bahwa barang ini tidak benar-benar kita butuhkan. Perasaan penyesalan ini dapat menjadi beban emosional, dan mempengaruhi kepuasaan dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih jauh lagi, pembelian impulsif dapat berpotensi merusak manajemen keuangan pribadi kita jika tidak terkendali. Ketika pengeluaran tidak terkendali dan lebih besar dari pendapatan, hal ini dapat mengakibatkan terjadinya kesulitan finansial.

2. Masalah Keuangan dan Utang

Ketika kita secara terus-menerus melakukan pembelian tanpa perencanaan yang matang, pengeluaran dapat lebih besar dari pemasukan yang kita dapatkan. Hal ini dapat mengganggu kestabilan finansial karena terkurasnya tabungan. Biaya yang menumpuk bisa memaksa kita untuk meminjam uang atau menggunakan kartu kredit, sehingga bisa menambah beban utang yang sulit untuk diatasi bahkan dihindari.

Masalah utang yang sulit dihindari kerap menjadi alasan utama yang kemudian menjerumuskan, sehingga kesulitan finansial tidak kunjung teratasi. Kesulitan tidak tertuntaskan bisa karena system utang yang tidak legal seperti Pinjol (Pinjaman Online). 

Pembelian impulsif memang dapat memberikan dampak negatif mulai dari penyesalan dan ketidakpuasan jangka panjang, masalah keuangan dan utang, bisa juga berdampak pada mental seseorang. Namun, jangan lupa dari banyaknya dampak negatif pembelian impulsif juga dapat ditemukan beberapa dampak positif yang dapat kita ambil seperti kesenangan dan kepuasan sesaat yang menggoda, yang dari situ menimbulkan beberapa dampak positif lagi, yaitu menjadikan mood lebih bagus, memberikan kelegaan dari stres, dan memberikan rasa puas terhadap rasa ingin tahu dari produk atau inovasi baru yang telah kita beli.

Meningkatkan ekonomi dan penjualan yang juga memberikan beberapa dampak positif lagi muali dari peningkatan pendapatan dari pengecer dan juga produsen, dapat memperkuat stabilitas bisnis, mendorong adanya inovasi produk baru, serta dapat memperluas lapangan pekerjaan di berbagai sektor. Sehingga dapat membantu dalam mempertahankan ritme positif dalam roda ekonomi.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa dari setiap perilaku yang sering kita anggap buruk, dan jarang sekali kita memikirkan apa hikmah yang dapat dipetik dari perilaku yang sudah mendapat stigma "buruk" ini kita dapat mengambil sisi positifnya. Jadi, setiap apapun hal buruk pasti ada sisi positifnya tergantung dari sudut pandang mana pemikiran kita.

Biodata Penulis:

Fitriana Eka Saputri lahir pada tanggal 25 Oktober 2006.

© Sepenuhnya. All rights reserved.