Pernah tidak sih kamu merasa bosan saat belajar di kelas? Mendengar teman-temanmu menyuarakan kata ngantuk atau melihat teman sebangkumu terus-terusan menguap mengeluarkan semua ilmu yang diserap dari otaknya? Mata yang berat melihat layar proyektor dan telinga yang sayu-sayu mendengar perkataan guru di depan kelas. Hal itu merupakan pemandangan yang lazim terjadi saat pembelajaran berlangsung.
Dewasa ini, perkembangan teknologi semakin canggih. Pemaparan materi pun kini tidak memerlukan spidol dan penghapus lagi. Sudah ada proyektor yang membantu guru-guru untuk menyampaikan materi. Namun, faktanya model pembelajaran seperti itu yang kurang diminati oleh siswa-siswi. Mereka hanya memotret slide presentasi, lalu membiarkannya memenuhi isi galeri dan memori.
Hal tersebut terjadi pada saya dan teman-teman sekelas saya pada saat SMA. Ketika guru menerangkan materi dengan bantuan powerpoint dan proyektor, kami lebih sering menguap daripada mendengarkan penjelasan sang guru. Melihat tulisan-tulisan yang kecil nan padat membuat kami menyerah untuk memahami materi yang disampaikan hari itu. Suara guru seolah-olah menjadi alunan pengantar tidur yang merdu dan syahdu. Tak menutup kemungkinan beberapa di antara kami memilih untuk tidur daripada mendengarkan penjelasan sang guru.
Selain itu, terdapat beberapa guru yang menjelaskan materi dengan cepat sehingga membuat kami memilih untuk memotret slide presentasi, lalu membiarkannya menumpuk di galeri. Model pembelajaran lain yang membuat kami mengeluh adalah guru memberikan soal tanpa dijelaskan terlebih dahulu. Hal itulah yang menjadi alasan mengapa guru harus membuat metode pembelajaran yang menarik agar materi yang disampaikan dapat dipahami oleh siswa-siswi.
Metode pembelajaran adalah cara pendidik memberikan pelajaran dan cara peserta didik menerima pelajaran pada waktu pelajaran berlangsung, baik dalam bentuk memberitahukan atau membangkitkan. Pentingnya menyadari bahwa setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda sehingga daya penyerapan informasi yang diterima siswa berbeda pula.
Menjadi seorang guru tidaklah mudah. Guru dituntut agar bisa mengajar, membimbing, dan mentransfer ilmu kepada siswa. Guru harus memilih dan memilah metode pembelajaran yang tepat agar materi yang disampaikan dapat diterima, dipahami, dan dapat meningkatkan motivasi para siswanya. Model belajar ini dapat menjadi salah satu pendorong motivasi siswa dalam belajar. Apabila guru menyajikan pembelajaran yang menarik, maka siswa cenderung tidak akan merasa bosan saat pembelajaran itu berlangsung. Kemudian akan berdampak bagi daya serap dan kemampuan siswa untuk memahami suatu informasi baru.
Menanggapi guru yang memberikan soal ketimbang dijelaskan terlebih dahulu, saya menyadari bahwa kurikulum sekarang ini telah berubah. Kurikulum Merdeka memiliki ciri khas pada penekanan pengembangan kompetensi siswa secara menyeluruh dengan mengadopsi berbagai metode pembelajaran yang lebih aktif, kreatif, dan berpusat kepada siswa daripada guru. Namun, guru memiliki tugas untuk mengemas metode pembelajaran tersebut menjadi suatu pembelajaran yang menarik dan mampu meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.
Beberapa cara yang dapat dilakukan guru adalah menyelipkan permainan dan menggunakan media berbasis teknologi pada pembelajaran. Tetapi, sebelum menerapkan metode pembelajaran tersebut, alangkah baiknya guru melakukan profiling peserta didik dengan melakukan tes diagnostik gaya belajar. Hal itu dilakukan agar guru mengetahui apa saja gaya belajar yang dimiliki para siswanya. Gaya belajar sendiri terbagi menjadi tiga, yakni:
1. Gaya Belajar Visual
Gaya belajar visual adalah gaya belajar yang memfokuskan kemampuan siswa pada indra penglihatan, baik dengan cara melihat, mengamati, memandang, dan semacamnya.
2. Gaya Belajar Auditori
Gaya belajar auditori adalah gaya belajar yang cenderung menggunakan indra pendengaran sebagai media menerima informasi.
3. Gaya Belajar Kinestetik
Gaya Belajar Kinestetik adalah gaya belajar yang siswanya memiliki kecenderungan belajar dengan cara bergerak, bekerja, dan menyentuh. Siswa yang memiliki gaya belajar ini biasanya terlibat langsung dengan sebuah persoalan.
Guru sebaiknya menemukan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai agar ilmu yang diberikannya dapat diserap oleh para siswa. Metode pembelajaran yang ada harus disesuaikan dengan gaya belajar agar memastikan para siswa memiliki kesempatan untuk belajar dengan efektif. Memilih dan memahami metode pembelajaran yang sesuai menjadi kunci utama dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
Dengan metode pembelajaran yang tepat diharapkan para siswa dapat meningkatkan prestasi ke depannya. Oleh karena itu, sebaiknya guru memiliki metode belajar yang menarik sehingga dapat meningkatkan motivasi para siswanya dan dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran dalam kelas.
Biodata Penulis:
Aulia Khairunnisa lahir pada tanggal 11 Desember 2006 di Tanjungpandan.